Agum Gumelar: SDM Indonesia Harus Menjadi Pelopor Kemajuan Bangsa

“Para alumni Lemhannas adalah orang-orang para lulusan yang berwawasan kebangsaan,” kata Ketua Umum Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas RI (IKAL) Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar saat memberikan ceramah kepada peserta PPRA 62, Senin (23/8). Pada kesempatan tersebut, Agum juga berpesan agar seluruh peserta jangan lengah dan tetap mengikuti peraturan di Lemhannas RI meski sudah di penghujung masa pendidikan. “Menangkan 5 menit terakhir,” kata Agum.

Lebih lanjut, Agum menyampaikan bahwa arti para alumni Lemhannas RI merupakan para lulusan yang berwawasan kebangsaan adalah semua yang dipikirkan, sikap pikir, sikap laku, dan sikap tindak pada saat mengabdi kepada negara dan bangsa harus diorientasikan kepada kepentingan bangsa, bukan kepada kepentingan individu, kelompok, golongan. Agum juga menegaskan bahwa peserta PPRA 62 memang berbeda latar belakang dan disiplin ilmu, tapi ketika sudah berbaju IKAL maka harus mengedepankan wawasan kebangsaan dan mengkondisikan sikap kepada kepentingan bangsa.

Agum juga menegaskan bahwa para peserta harus menyadari ketika selesai pendidikan maka akan kembali menjalankan tugas, baik sebagai maupun sebagai staf. Saat menjadi pemimpin, peserta harus dapat membuat staf mengerti perintah, nasehat, dan petunjuk yang diberikan sehingga dapat dilaksanakan dengan sepenuh hati. “Seorang pemimpin tidak boleh egois,” ujar Agum. Oleh karena itu, seorang pemimpin juga harus komunikatif dan peduli terhadap staf.

Sejalan dengan tanggung jawab sebagai pemimpin, nantinya peserta juga akan menjadi staf yang dipimpin. Agum kembali menegaskan bahwa seorang staf yang baik dan benar adalah seorang staf yang punya tekad yang kuat untuk tidak membiarkan pemimpinnya salah. Seorang staf yang baik akan berani menyampaikan pendapatnya dalam rangka agar pemimpinnya tidak salah.

Pada kesempatan tersebut, Agum juga menyampaikan bangsa Indonesia mempunyai satu tekad kuat untuk menjadi bangsa yang besar dan untuk mewujudkan hal tersebut ada tiga syarat yang harus dipenuhi. Pertama adalah adanya jiwa semangat nasionalisme, yakni semangat mencintai bangsa, ingin berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara, serta rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara. “Tanpa nasionalisme sebuah bangsa tidak akan menjadi bangsa yang besar,” ujar Agum.

Kedua, yakni memiliki daya saing bangsa. Hal tersebut dilatarbelakangi karena era ke depan adalah era persaingan, era kompetitif, maka yang harus bangsa Indonesia siapkan adalah daya saing bangsa. “SDM Indonesia harus menjadi pelopor untuk bisa memajukan bangsa,” tutur Agum. Oleh karena itu, Agum berpendapat kuncinya adalah SDM Indonesia yang bisa menciptakan daya saing. Ketiga, yaitu pembangunan harus dilaksanakan di tengah masyarakat yang disiplin, yang memiliki kepatuhan terhadap setiap peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pada kesempatan tersebut, turut hadir Wakil Ketua Umum I IKAL Dr. Ir. Mustafa Abubakar, M.Si. dan Wakil Ketua Umum II Komjen Pol (Purn) Drs. Togar M. Sianipar, M.Si. mendampingi Ketua Umum IKAL. Para peserta PPRA 62 juga mendapatkan penjelasan dan gambaran mengenai organisasi IKAL. Wakil Ketua Umum I IKAL Dr. Ir. Mustafa Abubakar, M.Si. menjelaskan IKAL merupakan wadah berhimpunnya para alumni untuk mengembangkan potensi dan pemikiran demi bangsa dan negara, terutama dalam memecahkan berbagai persoalan aktual bangsa dengan menggunakan pisau analisis Wawasan Nusantara, Ketahanan Nasional, dan Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan.



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749