Peserta Pelatihan untuk Pelatih (PUP) Mendapatkan Pengantar Pimpinan dari Gubernur Lemhannas RI

Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo memberikan pembekalan kepada peserta Pelatihan Untuk Pelatih (ToT) Serta Pembinaan dan Pelaksanaan Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan bagi Dosen, Guru, dan Widyaiswara Angkatan II Tahun 2021 Lemhannas RI yang digelar secara virtual, pada Senin (23/8).

Pada kesempatan tersebut Agus menyampaikan bahwa fungsi pelatih atau trainers adalah sebagai pelaksana pembentukan agen perubahan dari implementasi nilai-nilai kebangsaan. “Tujuan akhir dari hal yang ingin dicapai setelah mengikuti pelatihan ini adalah tentang sikap dan perilaku yang ada pada peserta apabila telah selesai mengikuti pembekalan ini,” ujar Agus dalam membuka paparannya.

Agus memaparkan tentang makna Ketahanan Nasional, yang merupakan kemampuan sebuah entitas untuk mengantisipasi, mempersiapkan diri dan merespons reaksi serta menyesuaikan terhadap perubahan gradual atau disrupsi dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidup pada tingkat kesejahteraannya. “Ketahanan Nasional itu sudah otomatis berarti ketahanan terhadap landasan ideologi negara, Pancasila,” kata Agus.

Menurut Agus, core Lemhannas bukan hanya ketahanan saja tetapi konsensus dasar kebangsaan meliputi Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 dengan implementasi pelaksanaan yang didasarkan kepada paradigma nasional meliputi wawasan nusantara, ketahanan nasional, dan kewaspadaan nasional.

Ketahanan nasional dapat dibangun melalui pendekatan pancagatra, yakni gatra ideologi, ekonomi, politik, sosial dan budaya, serta pertahanan dan keamanan. Kondisi tiap gatra akan mempengaruhi kondisi ketahanan nasional. Jika seluruh gatra dalam kondisi baik, maka ketahanan nasional dapat dikatakan dalam kondisi baik. Sebaliknya, jika ketahanan gatra dalam kondisi lemah maka akan mempengaruhi ketahanan nasional secara keseluruhan. Agus menjelaskan bahwa dalam membangun tiap-tiap gatra tersebut, dibutuhkan disiplin ilmu masing-masing gatra.

Agus juga menyampaikan kondisi ketahanan nasional juga dapat dibangun melalui pendekatan spasial geografis, yakni kondisi ketahanan tiap-tiap provinsi. Kondisi ketahanan nasional dapat dikatakan baik jika keadaan kondisi seluruh provinsi dalam keadaan baik. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa saat membangun ketahanan provinsi dibutuhkan pendekatan gatra.

Kemudian Agus menjelaskan mengenai memahami Indonesia. Agus berpendapat saat ini Indonesia berada pada kondisi dinamis yang penuh dengan kebijakan dan tidak semua kebijakan memuaskan semua orang. Jika dalam perjalanannya memerlukan pertimbangan, maka Indonesia dapat merujuk pada tiga hal, yakni kesepakatan bangsa, perjalanan sejarah, serta budaya dan peradaban. Indonesia bisa merujuk pada perjalanan sejarah jika kesepakatan bangsa belum cukup. Perjalanan sejarah meninggalkan tapak dan perubahan dari masa lalu ke masa kini, perubahan tersebut tentunya dilalui dengan transisi.



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749