Alissa Wahid: Eksklusivitas adalah Bahan Baku Utama Politik Identitas

“Politik identitas ada di mana-mana, politik identitas tidak hanya menggunakan agama tetapi juga menggunakan identitas ideologis,” kata putri sulung Presiden Indonesia ke-4 Abdurrahman Wahid, Alissa Wahid, saat memberikan materi pada Peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) 60, Senin, 13 April 2020. Alissa memberikan materi melalui conference call, karena saat ini PPRA 60 sedang menjalani pembelajaran jarak jauh demi menjaga physical distancing dalam upaya pencegahan penyebaran Coronavirus Disease (COVID-19).

Menyambung pernyataan sebelumnya, Alissa menjelaskan bahwa agama dan ideologi menjadi rentan untuk digunakan dalam politik identitas dan berpotensi menimbulkan konflik karena kedua hal tersebut memiliki eksklusivitas bagi pengikutnya. “Eksklusivitas adalah bahan baku utama politik identitas,” tutur Alissa.

Selanjutnya Alissa menyatakan bahwa politik identitas memiliki watak anti kebhinnekaan, anti demokrasi, dan anti nasionalisme. Anti kebhinnekaan karena identitas politik hanya mementingkan kelompoknya saja. Kemudian anti demokrasi karena demokrasi memiliki syarat kesetaraan warga negara, sedangkan identitas politik hanya anggota kelompoknya saja. Terakhir anti nasionalisme karena tidak memikirkan bahwa Indonesia dibangun di atas kesepakatan beberapa kelompok yang berbeda-beda.

Mengangkat topik Menakar Perkembangan Politik Identitas dan Pengaruhnya Terhadap Komitmen Pemimpin Nasional untuk Menjaga Keutuhan NKRI, Alissa menjelaskan beberapa aspek politik identitas, yakni aspirasi dan agenda politis kelompok, identitas kelompok sebagai bahan bakar, rasa terancam, dan narasi kebencian kepada lawan. Pada praktiknya, aspek-aspek tersebut saling berkaitan satu sama lain. 

Mengakhiri materinya, Alissa mengutip salah satu pernyataan Gusur yakni “Kepemimpinan yang baik dapat membawa hasil yang baik tanpa menumpahkan darah, tidak ada kekuasaan yang layak dipertahankan dengan pertumpahan darah para pengikutnya”. Menyambung hal tersebut Alissa mengingatkan seluruh Peserta PPRA 60 untuk selalu mengingat kepemimpinan yang baik dimulai dari tidak adanya politik identitas. “Karena politik identitas adalah hal yang paling kecil yang kemudian bisa berkembang sampai ke pertumpahan darah,” tutup Alissa.



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749