Orasi Ilmiah Semarakkan HUT-54 Lemhannas RI

Bertepatan dengan diperingatinya Hari Kebangkitan Nasional Indonesia, 20 Mei 2019, Lembaga Ketahanan Nasional RI (Lemhannas RI) genap berusia 54 tahun sejak berdiri tahun 1965. Untuk memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Lemhannas RI ke-54, sejumlah kegiatan dilakukan, salah satunya adalah kegiatan orasi ilmiah yang digelar pada Senin, (20/5), bertempat di Auditorium Gadjah Mada, Gedung Pancagatra Lantai 3. Kegiatan orasi ilimiah, yang menjadi tradisi Lemhannas RI setiap tahunnya, kali ini mengangkat tema “Memelihara NIlai-NIlai Kebangsaan di Era Kekinian” yang disampaikan oleh Tenaga Profesional Lemhannas RI bidang Sumber Kekayaan Alam dan Ketahanan Nasional Prof. Dr. Ir. Dadan Umar Daihani, D.E.A.

 
Dadan, yang juga berprofesi sebagai guru besar Universitas Trisakti ini menyampaikan dalam orasinya pada era revolusi industry 4.0 yang dan sedang memasuki era industry 5.0, tantangan yang dihadapi akan semakin kompleks. “Internet of thing, artificial intelligence dan robotic akan mewarnai dinamika kehidupan di era ini. Dalam merajut ke-Indonesia-an di masa depan, perlu juga diterawang perkembangan teknologi yang akan terjadi di masa depan, dan dampaknya baik pada kegiatan perekonomian, kegiatan politik bahkan kegiatan sosial masyarakat. Geo-ekonomi dan geopolitik pun saat ini tidak terlepas dari hegemoni penguasaan teknologi. Bahkan tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa penguasaan dunia kini tidak hanya dipengaruhi oleh kekuatan militer saja akan tetapi harus juga dibarengi dengan kekuatan ekonomi dan kekuatan teknologi. Jadi barometer kekuatan sebuah negara saat ini ditentukan oleh kekuatan teknologinya,” jelas Dadan.

 
Dalam orasinya, Dadan juga membahas tentang potensi bonus demografi Indonesia yang dapat membawa ini pada cita-cita dan tujuan bangsa. “Sesungguhnya jumlah penduduk yang banyak merupakan modal dasar pembangunan karena dengan banyaknya penduduk maka pembangunan dapat berjalan dengan baik, namun syaratnya adalah penduduknya memiliki integritas dan nilai-nilai kebangsaan yang ajeg serta kecerdasan dan daya inovasi yang tinggi. Melihat lingkungan strategis Indonesia saat ini, yang perlu dilakukan adalah membangun manusia Indonesia yang cerdas dan berkarakter, sehingga bonus demografi yang sebentar lagi sirna masih bisa dimanfaatkan. SDM yang kurang cerdas dan tidak berkarakter inilah yang kini menjadi penghambat pembangunan Indonesia salah satunya corruptive behaviour,” kata Dadan.

 
Sementara itu, Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI (Purn) Agus WIdjojo yang membuka kegiatan orasi ilmiah ini menyatakan dalam sambutannya menyampaikan orasi ilmiah ini merupakan tradisi intelektual Lemhannas RI yang tercermin dalam jiwa tanhana dharma mangrva, semboyan Lemhannas RI.

 
“Tanhana dharma mangrva bermakna tidak ada kebenaran yang mendua. Tradisi intelektual mengisyaratkan kita untuk berbagi setiap gagasan guna mendapatkan pengayaan dan tanggapan. Sebaliknya dalam tanhana dharma mangrva, kebenaran yang tidak pernah mendua tidak serta merta menyatakan bahwa kebenaran harus keluar dari satu kewenangan. kebenaran yang tidak pernah mendua justru kita dapatkan setelah kita berbagi untuk mendapatkan sebuah kesepakatan sebagai kebenaran yang kita sepakati,” ungkap Agus.
 

Kegiatan orasi ilmiah yang berlangsung semarak ini dihadiri oleh Kepala Badan Keamanan Laut (Kabakamla) Laksdya TNI Achmad Taufiqoerrochman, Letjen TNI (Purn) Drs. M. Munir, mantan Sestama Lemhannas RI Komjen Pol (Purn) Drs. Arif Wachyunadi, Sekjen Ikatan Alumni (IKAL) Lemhannas RI Marsdya TNI (Purn) Daryatmo, pimpinan Lemhannas RI Wakil Gubernur Lemhannas RI Marsdya TNI Wieko Syofyan, Sekretaris Lemhannas RI Komjen Pol Dr. Mochamad Iriawan, S.H. M.M. M.H., pejabat struktural Lemhannas RI, peserta PPSA 22, peserta PPRA 59, dan sejumlah undangan.



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749