Pejabat Struktural Lemhannas RI Bahas RKA-K/L 2018 lewat Rapat Manajemen

Laksda TNI Agung Pramono, S.H., M.Hum., Tajar Bidang Hankam Lemhannas RI  memberikan paparannya terkait Sistem Perencanaan Anggaran dan Keuangan dihadapan seluruh jajaran pimpinan Lemhannas RI dalam rapat manajemen, Selasa (10/1) di Auditorium Gadjah Mada, Gedung Pancagatra Lemhannas RI. Rapat manajemen tersebut dihadiri pula oleh Gubernur Lemhannas RI, Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo, beserta Wagub dan Sestama. Agus Widjojo menyampaikan agar jajaran pimpinan Lemhannas mampu memanfaatkan kegiatan ini untuk bertukar pikiran terutama terkait perencanaan anggaran dan keuangan.


Menurut Agus Widjojo, di Lemhannas sendiri masih terjadi campur aduk diantara rencana anggaran dan keuangan, sementara keduanya merupakan bidang yang memiliki fungsi berbeda. “Masih tercampur aduk antara rencana anggaran dan keuangan, padahal itu dua kamar yang berbeda. Rencana anggaran lebih banyak mengenai fungsi perencanaan karena sangat terkait dengan substansi, tetapi keuangan lebih ke akuntansi,” jelas Agus Widjojo. Oleh sebab itulah dilaksanakan kegiatan rapat manajemen ini agar seluruh jajaran pimpinan Lemhannas lebih memahami tentang ruang lingkup Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-K/L).


Diawal paparannya, Agung Pramono mempertanyakan kepada peserta rapat, apakah ada hirarki antara visi dan misi presiden dengan visi misi pimpinan kementerian/lembaga, gubernur, hingga walikota. “Visi dan misi pimpinan K/L harus nyangkut dengan visi misi presiden,” ucap Agung.


Pada tingkat nasional, ruang lingkup perencanaan dibagi kedalam tiga kelompok, yakni kelompok satu tahunan, lima tahunan, dan 20 tahunan. RKa-K/L sendiri dalam penyusunannya menggunakan beberapa instrument yakni, indikator kinerja, standar biaya, dan evaluasi kinerja, tentunya dengan mempertimbanglan output dan outcome yang dihasilkan. “Sebagai contoh, pimpinan-pimpinan nasional yang kinerjanya bagus, apakah itu Dirjen, Sekjen, Menteri, apakah lulusan Lemhannas? Kalau lulusan Lemhannas, hal tersebut bisa menjadi indikator, kalau keluaran lemhannas itu bagus. Yang output-nya satu tahun mendidik 100 orang, tapi setelah ini keluar ini menjadi sekjen, menjadi menteri, apa hasilnya?,” tegas Agung didalam paparannya.

 

Pengalokasian anggaran terdapat pengelompokkan, salah satunya yakni angka dasar (baseline), yakni alokasi anggaran yang ada pada tahun yang sedang berjalan. Agung Pramono mengibaratkan di kedeputian pendidikan Lemhannas. “Jika setiap tahun kita mendidik 100 orang siswa, tahun depan juga 100, itu adalah angka baseline kita, misalnya 100 Miliar untuk mendidik. Setiap tahun baseline ini secara logika harus ada kenaikan. Disinilah perubahan baseline itu terjadi, minimal 7 sampai 10 persen,” ungkap Agung.


Menurutnya diperlukan sebuah effort atau upaya, yakni adanya inisiatif baru. “Berarti ada kegiatan baru karena ada target baru sehingga ada anggaran baru. Ini yang disebut inisiatif. Program, output, outcome yang baru, penambahan volume target, dan perceptan kecapain,” ujar Agung.



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749