Kelompok SSDN Provinsi Jawa Timur Angkat Tema Agriculture Paradox

“Posisi Jatim secara geografis akan ikut menentukan perkembangan Indonesia di masa mendatang,” ujar Dr. Kris Wijoyo Soepandji, S.H., M.P.P. selaku perwakilan kelompok dalam laporan hasil Studi Strategis Dalam Negeri (SSDN) Program Pendidikan Reguler Angkatan 64 (PPRA 64) ke Provinsi Jawa Timur kepada Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) yang dilaksanakan di Auditorium Gadjah Mada, Gedung Pancagatra, Lemhannas RI pada Kamis (14/07). Kelompok SSDN Provinsi Jawa Timur ini membahas tentang agriculture paradox: pengentasan kemiskinan di sektor pertanian.

Provinsi Jawa Timur memiliki Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebesar 2.454,5 triliun rupiah. “Sebelas persennya disumbangkan oleh sektor pertanian, kehutanan dan perikanan,” tutur Dr. Kris Wijoyo Soepandji, S.H., M.P.P. Dari sebelas persen tersebut, sembilan persennya dipegang oleh sektor pertanian terutama padi. Provinsi Jawa Timur saat ini merupakan produsen padi terbesar di Indonesia, sehingga Provinsi Jawa Timur merupakan lumbung pangan di Indonesia. Ironisnya, masih banyak penduduk yang mengalami kesulitan hidup. Dr. Kris Wijoyo Soepandji, S.H., M.P.P. juga menyampaikan bahwa Provinsi Jawa Timur melakukan pemulihan ekonomi dengan cepat di saat pandemi Covid-19 dan merupakan penyumbang perekonomian terbesar kedua dengan kontribusi sebesar 25,01% di Pulau Jawa dan 14,48% secara nasional.

Namun, ternyata kemiskinan yang dialami para petani yang berjuang untuk Indonesia masih sangat besar. Lebih lanjut, Dr. Kris Wijoyo Soepandji, S.H., M.P.P.  memaparkan data dari Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Timur yang menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Timur menyumbangkan jumlah kemiskinan terbesar di Indonesia.

Dalam mencari pemecahan masalah, kelompok SSDN Provinsi Jawa Timur menggunakan metode PEST, yakni faktor politik, ekonomi, sosial dan teknologi. Menutup paparannya, beberapa rekomendasi disampaikan oleh Dr. Kris Wijoyo Soepandji, S.H., M.P.P. Pertama, Pemerintah Provinsi Jawa Timur diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi di sektor pertanian dengan memperbaiki tata kelola produksi mulai dari tahapan pra-tanam, saat tanam, pasca panen, pengolahan pangan, dan pemasarannya. Selanjutnya, Dr. Kris Wijoyo Soepandji, S.H., M.P.P dan peserta kelompok SSDN Provinsi Jawa Timur berharap dapat diberlakukan shifting tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor lain yang potensial seperti sektor pariwisata dan sektor perikanan. (SP)



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749