FGD Mabes TNI AD, Gubernur Lemhannas RI: Hati-Hati dengan Perang Hibrida  

Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) menjadi narasumber pada Focus Group Discussion (FGD) bertempat di Markas Besar TNI Angkatan Darat pada Selasa, 8 Maret 2022. FGD tersebut berjudul “Konflik Laut Cina Selatan dan Pengaruhnya Terhadap Kebijakan Pertahanan Matra Darat”.

Menurut Gubernur Lemhannas RI, skenario yang dibangun dalam menghadapi Konflik Laut Cina Selatan harus memperhatikan salah satunya seperti yang disampaikan Presiden RI pada 5 Oktober 2020. Saat itu Presiden RI mengungkapkan karakteristik perang masa depan seperti berbasis teknologi, memiliki daya rusak yang besar, decisive battle, medan yang kompleks seperti operasi multi wilayah, perang gabungan, dan perang hibrida.

Hybrid war ini harus hati-hati, karena dia akan menjadi bagian dari zona abu-abu. Hybrid war diluncurkan sebagai langkah awal yang terpadu secara sistematis untuk membuat kekerasannya bisa dilakukan secara lebih efektif,” kata Gubernur Lemhannas RI.

Lebih lanjut Gubernur Lemhannas RI menyampaikan bahwa Indonesia sudah memiliki pilar doktrin pertahanan. Pilar tersebut adalah Rakyat, Semesta, Perang Berlarut, Defensif Aktif, Pertahanan Dalam, dan Gabungan. Terkait Gelar Natuna Utara, menurut Gubernur Lemhannas RI, pilarnya adalah Naval Centric, Air Defense Identification Zone (ADIZ), Defensif Aktif Pangkalan Aju, Pangkalan, dan Gabungan.



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749