Melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi, Universitas Indonesia Bisa Persiapkan Transformasi Indonesia 

Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) Andi Widjajanto menyampaikan Orasi Ilmiah berjudul “Pendidikan Tinggi dan Kemandirian Bangsa”  dalam Wisuda Program Profesi, Spesialis, Magister, dan Doktor Universitas Indonesia (25/2). 

Perguruan dan lembaga pendidikan memiliki peran yang strategis dalam mempersiapkan Indonesia untuk melakukan transformasi. “Sangat penting perguruan tinggi untuk terus melakukan Tri Dharma, yakni Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengembangan, serta Pengabdian kepada Masyarakat,” kata Gubernur Andi Widjajanto. 

Hal tersebut diharapkan mampu mempersiapkan Indonesia untuk melakukan transformasi-transformasi variabel utama sehingga Indonesia bisa memproyeksikan kekuatannya. “Disinilah pentingnya peran Perguruan Tinggi seperti Universitas Indonesia untuk selalu melaksanakan Tri Dharma pendidikannya,” ujar Gubernur Lemhannas RI.

“Peran dari Perguruan Tinggi seperti Universitas Indonesia untuk menjadi sentral terhadap pemahaman kebangsaan, selalu bisa dan akan sangat relevan untuk diperkuat dimulai dari pendidikan, baik dari level bawah sampai ke level pendidikan tinggi seperti yang dilakukan di Universitas Indonesia,” pungkas Gubernur Lemhannas RI.

Pemikiran tersebut disampaikan oleh Gubernur Andi Widjajanto melihat akan adanya trend kemunculan perang masa depan dengan karakter yang baru, sebagaimana yang disampaikan oleh Presiden RI.  

“Mengutip pernyataan Presiden RI pada hari jadi ke-75 TNI, yang menyebutkan perang masa depan akan muncul karakter-karakter baru. Perang di masa depan akan berorientasi teknologi dengan kemungkinan dampak kehancuran yang besar,” kata alumnus UI tersebut di hadapan mahasiswa secara virtual. 

Gubernur Andi melanjutkan, perang masa depan akan dilalui secara singkat, bersifat kompleks, dan berkarakter operasi gabungan. “Angkatan-angkatan perang menggunakan teknologi tinggi yang mampu merancang pertempuran singkat-yang bisa menentukan jalan keseluruhan perang. Selain itu, perang masa depan akan bersifat kompleks serta akan berkarakter operasi gabungan,” ucap Gubernur. 

Selain itu, perang tak hanya melibatkan militer saja, tapi juga aspek ekonomi, sosial politik, dan perang hibrida. “Perang masa depan bukan hanya pertempuran taktik militer, tapi juga akan berkaitan dengan pertarungan ekonomi, pertarungan sosial, pertarungan ideologi politik, dan pertarungan di ruang-ruang digital dalam bentuk perang hibrida,” kata Gubernur Lemhannas RI.

Indonesia Perlu Buat Kebijakan Strategis 

Menyoroti skenario tersebut, Gubernur Lemhannas RI memandang Indonesia harus membuat beberapa langkah kebijakan strategis agar Indonesia siap menuju Indonesia 2045. Gubernur Lemhannas RI menekankan bahwa seluruh pihak harus berpikir komprehensif, kompleks, kolektif, serta mencari cara memperkuat demokrasi, mengokohkan pertumbuhan ekonomi, mempercepat pemerataan infrastruktur, memanfaatkan bonus demografi, melakukan modernisasi dan transformasi pertahanan, dan memperkuat budaya strategis sehingga kepentingan bangsa akan terus relevan dengan perkembangan terkini di abad ke-21 menuju ke abad-22.

Selain hal diatas, Gubernur Lemhannas RI juga memandang komitmen untuk mengamankan politik kebangsaan sebagai hal yang yang perlu diperhatikan. “Ancaman terkini yang nyata manifestasinya muncul di negara ini sejak awal 2000 adalah ancaman ideologi radikal dan gerakan-gerakan transnasionalisasi yang muncul dalam bentuk serangan teror di Indonesia,” ujar Gubernur Lemhannas RI menjelaskan.

Data menunjukan bahwa ada kecenderungan Indonesia berhasil melakukan mitigasi teror. Namun, Indonesia tetap tidak boleh lengah karena serangan teror tetap bermodifikasi menjadi gerakan-gerakan baru dan menunggu kesempatan saat ketahanan ideologi melemah. 



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749