Sejarawan Indonesia Baskara Tulus Wardaya: Teknologi Bagaikan Pedang Bermata Dua

Sejarawan Indonesia Baskara Tulus Wardaya turut menjadi salah satu narasumber pada penyelenggaraan hari kedua Jakarta Geopolitical Forum V/2021 (JGF V/2021) pada Jumat, 22 Oktober 2021. “Ada kemungkinan bahwa karena kemajuan teknologi ciptaannya, manusia akan menyongsong kehancuran personal maupun kolektifnya sendiri,” kata Baskara pada JGF V/2021 mengangkat tema “Culture and Civilization: Humanity at the Crossroads”.

Lebih lanjut, Baskara menyampaikan bahwa teknologi bagaikan pedang bermata dua. Di satu sisi, kemajuan teknologi telah membantu manusia dalam mengurangi ancaman kelaparan, menghadapi wabah penyakit, serta memperkecil kemungkinan bahaya perang global. Namun di sisi lain, perkembangan teknologi yang nyaris tidak terbendung telah membuka pintu ketidakpastian masa depan manusia. Baskara berpendapat bahwa di masa mendatang manusia akan semakin kehilangan jati diri dan menjadi semakin relatif bagi jejaring global yang dikuasai oleh para penguasa dan pengelola teknologi.

Menurut Baskara, untuk menanggulangi hilangnya eksistensi individu maupun hancurnya manusia secara kolektif, sejumlah langkah praktis perlu segera diambil.  Dalam ruang lingkup sosial-ekonomi-politik, semua pihak perlu diajak semakin berani mengangkat kembali berbagai bentuk kearifan lokal dan tradisional yang mengajarkan penghormatan kepada alam. "Komunitas-komunitas adat yang biasanya kental dengan pengalaman menjaga lingkungan maupun dalam menyikapi modernitas (termasuk teknologi), perlu terus diajak dialog dan berbagi pengalaman serta pengetahuan kepada masyarakat luas," kata Baskara.

Baskara juga merekomendasikan dalam dunia pendidikan generasi muda, perlu segera ditambahkan materi belajar yang mengajarkan pentingnya menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan lokal maupun universal. Artinya, kepada para siswa perlu ditawarkan materi belajar berisi pentingnya sikap-sikap yang melampaui sekat-sekat primordialitas serta sikap-sikap lain yang bisa mendorong para peserta-didik untuk berani ikut memikirkan masalah-masalah kemanusiaan pada umumnya.

"Termasuk di dalamnya adalah materi pendidikan untuk meningkatkan kesadaran akan dampak teknologi terhadap perubahan iklim," ujar Baskara. Baskara memandang diperlukan pemahaman manusia akan dirinya sendiri sebagai pribadi maupun sebagai bagian komunitas kemanusiaan juga terhadap keberlangsungan manusia sendiri sebagai salah satu spesies penghuni planet bumi.

Baskara melihat adanya potensi skenario di masa mendatang, manusia sebagai pribadi akan semakin kehilangan jati diri karena kemajuan teknologi. Dikhawatirkan para pemilik dan pengelola teknologi internet, misalnya, akan memandang manusia sekedar sebagai “gumpalan informasi” yang akan diurai menjadi serpihan-serpihan data. Serpihan-serpihan data itu selanjutnya akan dinilai berguna sejauh bisa diolah dan diperjualbelikan di pasar data. Menurut Baskara, jika situasi seperti ini dibiarkan terus berlanjut, ada kemungkinan bahwa di tengah kemajuan teknologi hasil ciptaannya, manusia sedang menyongsong kehancurannya sendiri, berikut kebudayaan dan peradaban yang diciptakannya.

Berhadapan dengan skenario semacam itu, kini tiba saatnya bagi manusia untuk melakukan refleksi diri tentang keberadaannya di tengah kepungan teknologi. Diperlukan kesediaan umat manusia untuk lebih sering duduk bersama dan bertukar pikiran mengenai masalah-masalah global. Bersamaan dengan itu, dibutuhkan kesediaan manusia untuk menyingkirkan sekat-sekat perbedaan yang ada. Semua pihak perlu membicarakan langkah-langkah strategis demi menjamin eksistensi dan keberlangsungannya sebagai manusia, baik sebagai individu maupun sebagai sesama penghuni jagad yang sama. 

Untuk mewujudkan hal tersebut, Baskara mengajak lembaga-lembaga resmi negara seperti Lemhannas RI untuk membuka ruang-ruang bagi kerja sama tingkat lokal, nasional, regional maupun internasional guna membahas masalah-masalah bersama sebagai sesama manusia penghuni planet yang sama. Baskara menegaskan bahwa masalah ketahanan nasional hendaknya tidak hanya mencakup masalah bagaimana mempertahankan diri dari kemungkinan serangan militer oleh negara lain. "Ketahanan nasional juga menyangkut ketahanan bersama segenap umat manusia dari kemungkinan kehancuran kolektif sebagai akibat pesatnya perkembangan teknologi," kata Romo Baskara.



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749