Indonesia Butuh Pemimpin yang Memperjuangkan Kepentingan Nasional

Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional Universitas Mulawarman mengunjungi Lemhannas RI (5/3). Kunjungan tersebut diterima oleh Kabag Protdok Rohumas Settama Lemhannas RI, Kolonel Laut (P) Eddy Tarjono sebagai perwakilan Kepala Biro Humas Settama Lemhannas RI di Ruang Syailendra, Gd. Astagatra Lt. 3 Lemhannas RI.

 

Para mahasiswa mendapatkan materi mengenai “Kompetisi dan Prediksi Tren Strategi yang Bergejolak di Era Global” dari Mayjen TNI (Purn) Abdul Chasib, Tenaga Profesional Bidang Strategi dan Kewaspadaan Nasional Lemhannas RI.

 

Mengawali diskusi, Abdul Chasib memberikan perumpamaan bahwa negara seperti manusia. “Karena negara sama seperti manusia, maka sebagai makhluk sosial negara harus saling berinteraksi,” kata Abdul Chasib. Menurutnya, di dunia ini kalau sebuah negara lembek atau lemah maka akan menjadi santapan, untuk itu sebuah negara harus memperkuat dirinya sendiri.


Negara-negara harus mewaspadai adanya benturan yang terjadi antar negara. “Benturan atau konflik dan kerjasama adalah wajar terjadi antar negara, hal tersebut terjadi karena adanya gap tiap negara dimana masing-masing negara memiliki kepentingan nasional,” Abdul Chasib melanjutkan. Abdul Chasib kembali menjelaskan dalam level global, benturan dan kerjasama selalu beriringan.

 

Akan tetapi sebuah negara harus mampu mengelola konflik dan benturan yang ada, antara lain dengan dilakukan kerjasama baik dalam level regional maupun nasional, seperti APEC, BRICS, TPP, FONOP, PIVOT, AIIB, FONOP, dan OBOR. Akan tetapi saat ini, Indonesia masih menghadapi permasalahan. Menurut Chasib, Indonesia saat ini masih belum berkedaulatan penuh. “Dari udara maupun laut, Indonesia masih belum berdaulat. Supaya Indonesia dapat dikatakan berdaulat, maka negara ini harus memiliki batas-batas yang jelas,” Chasib menambahkan.

 

Melihat permasalahan yang ada, Indonesia membutuhkan pemimpin yang baik. “Keberhasilan suatu negara bukan karena SDA, tapi kehadiran pemimpin yang memperjuangkan kepentingan nasionalnya,” kata Chasib.

 

Menurutnya, untuk menjadi seorang pemimpin yang baik, dibutuhkan integritas seorang pemimpin. “Pemimpin mampu merubah yang jelek menjadi yang baik, yang baik menjadi yang lebih baik. Pemimpin yang baik harus memiliki strategi/siasat yang dipengaruhi oleh lingkungan global (nasional, regional, dan global) dan visi/kepentingan nasional yang didukung oleh ketahanan nasional,” kata Chasib.

 

Mengakhiri diskusi, Chasib menambahkan, agar dapat memenangkan kompetisi antar negara global, sebuah negara harus dapat memilkki akses/area, kemandirian, leadership, inovasi ekonomi, dan teknologi senjata. Di akhir acara, perwakilan mahasiswa memberikan penampilan tarian khas Dayak yaitu Tari Tunggal. Tarian ini memberikan makna bahwa Indonesia memiliki keragamanan budaya yang perlu dipertahankan dan menjadi sumber kearifan lokal.



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749