Wakil Presiden Ma’ruf Amin: Peserta PPRA 62 dan PPSA 23 Harus Menjadi Teladan dan Panutan

Seluruh Peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) 62 dan Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) 23 Tahun 2021 Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) menerima pembekalan dari Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia Prof. Dr. (H.C.) K.H. Ma’ruf Amin secara daring, Selasa (06/07).

Kegiatan tersebut dibuka dengan laporan Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo yang menjelaskan sistem pelaksanaan pendidikan PPRA 62 dan PPSA 23 di tengah pandemi Covid-19. Salah satu penyesuaian yang dilakukan adalah dialihkannya program Studi Strategis Luar Negeri (SSLN) menjadi Studi Lapangan Isu Strategis Nasional (SLISN).

“Untuk menambah wawasan yang telah diterima selama pendidikan di Lemhannas RI dan mendapatkan penjelasan tentang kebijakan nasional, kami mohon dengan hormat kepada Bapak Wakil Presiden Republik Indonesia berkenan memberikan arahan dan pembekalan kepada para peserta PPRA 62 dan PPSA 23 tahun 2021 Lemhannas RI,” kata Gubernur Lemhannas RI.

Pada kesempatan tersebut, Wakil Presiden Republik Indonesia Prof. Dr. (H.C.) K.H. Ma’ruf Amin menyampaikan bahwa pandemi Covid-19 telah mendisrupsi cara hidup individu, masyarakat, dan bangsa. Pada sisi lain, pandemi Covid-19 memberikan pelajaran kepada manusia untuk beradaptasi dan bertransformasi diri dari kehidupan business as usual menuju tatanan dan cara hidup baru.

Lebih lanjut Wapres menyampaikan bahwa dalam mengatasi masalah dan dampak pandemi Covid-19, sejak tahun 2020 pemerintah telah mengambil berbagai kebijakan salah satunya adalah memfokuskan dan memprioritaskan APBN untuk menangani masalah kesehatan, bantuan sosial, dan stimulus bagi dunia usaha termasuk UMKM. “Pemerintah pada prinsipnya selalu menempatkan keamanan dan keselamatan masyarakat sebagai prioritas utama, di samping menjaga ketahanan ekonomi dalam menghadapi pandemi Covid-19,” kata Wapres. Namun, berbagai upaya yang dilakukan hanya akan efektif apabila didukung kerja sama yang baik oleh semua elemen bangsa.

Kemudian Wapres menyampaikan bahwa salah satu prioritas nasional dalam mencapai Indonesia Maju adalah membangun SDM unggul, yakni SDM yang sehat, cerdas, berdaya saing, produktif, berakhlak mulia, dan setia kepada NKRI. Wapres menegaskan bahwa SDM unggul menjadi penentu keberhasilan dalam mewujudkan kemajuan dan kemandirian ekonomi, serta kesejahteraan masyarakat, bangsa, dan negara. “SDM Indonesia harus dipersiapkan untuk mampu bersaing dan cepat beradaptasi dengan perubahan dan perkembangan teknologi informasi yang mendisrupsi segala bidang,” ujar Wapres.

Wapres tidak memungkiri bahwa membangun SDM unggul dalam kondisi pandemi Covid-19 adalah tantangan tersendiri, khususnya bagi dunia pendidikan. Sistem pembelajaran yang semula dilaksanakan secara tatap muka, saat ini belum memungkinkan untuk dilakukan sehingga dilakukan secara daring. Oleh karena itu, pandemi Covid-19 juga menjadi tantangan dalam mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam pemanfaatan teknologi.

“Pendidikan bukan sekedar mentransmisi pengetahuan, akan tetapi harus dipastikan bagaimana suatu pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik. Peran guru, dosen, dan interaksi yang terjadi dengan peserta didik, sejatinya tidak dapat digantikan oleh teknologi. Pendidikan bukan hanya bagaimana pengetahuan didapatkan, akan tetapi bagaimana suatu nilai, kerja sama, serta kompetensi dapat ditransformasikan,” tutur Wapres. Oleh karena itu, Wapres dengan tegas menyampaikan bahwa keberhasilan proses belajar dan mengajar membutuhkan kerja sama yang baik dari seluruh pihak, baik pemerintah, akademisi, masyarakat, dunia usaha, media massa, hingga orang tua siswa.

Dalam era digital yang sangat menantang dan kompetitif, pendidikan harus mampu menjadi katalis dan pusat inovasi. Berbagai fakta menunjukkan bahwa inovasi memberikan kontribusi besar ke pembangunan sebuah negara. Laporan Global Innovation Index (GII) 2020 memperlihatkan negara-negara dengan skor inovasi yang tinggi memiliki Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita yang lebih tinggi pula. Dalam data GII 2020 tersebut, Indonesia berada di posisi 85 dari 131 negara di dunia sedangkan pada tingkat ASEAN, peringkat inovasi Indonesia masih tertinggal oleh Singapura dan Malaysia.

Mengakhiri pembekalan tersebut, Wapres menyampaikan harapannya kepada peserta PPRA 62 dan PPSA 23 yang akan menjadi negarawan-negarawan yang handal, berwawasan luas, serta mempunyai integritas yang tinggi kepada bangsa dan NKRI agar dapat berkontribusi nyata kepada negara dan bangsa. “Peserta PPRA 62 dan PPSA 23 harus menjadi teladan dan panutan yang mampu mendorong terciptanya tatanan kehidupan nasional berdasarkan kehidupan demokrasi yang sehat, beretika, bermoral dan bebas KKN, sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila yang telah kita sepakati bersama,” kata Wapres.

Kuliah umum tersebut juga dihadiri oleh Wakil Gubernur Lemhannas RI Marsdya TNI Wieko Syofyan, Deputi Pendidikan Pimpinan Tingkat Nasional Lemhannas RI Mayjen TNI Sugeng Santoso, S.I.P., dan perwakilan pejabat Lemhannas RI dan undangan dari kementerian/lembaga secara daring.

 



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749