Menko PMK: Pandemi Mendorong Terjadinya Perubahan Struktural yang Sangat Cepat

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy memberikan kuliah umum kepada Peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) 62 dan Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) 23, Rabu, 7 Juli 2021. Bertajuk “Strategi Pembangunan SDM dalam Menghadapi Tantangan Nasional: Pandemi dan i4.0”, Muhadjir Effendy mengawali kuliah umum dengan menyampaikan keadaan penduduk Indonesia yang hingga September 2020 tercatat sebanyak 270,20 juta jiwa. Komposisi penduduk Indonesia saat ini didominasi Generasi Z yang lahir pada 1997-2012, yakni sebesar 27,94. Kemudian disusul oleh Generasi Milenial sebanyak 25,87%, Generasi X sebanyak 21,88%, Baby Boomer sebanyak 11,56%, Post Generasi Z sebanyak 10,88%, dan Generasi Pre-Boomer sebanyak 1,87% dari total penduduk Indonesia.

Saat ini, Indonesia tengah dilanda pandemi Covid-19 dan virus tersebut terus bermutasi. Oleh karena itu, dalam merespons pandemi dibutuhkan perilaku yang berbeda karena menghadapi kenyataan dengan banyak hal yang terjadi di luar perkiraan. “Menurut data BPS, pandemi ini telah membawa dampak yang cukup besar dalam meningkatkan kemiskinan,” kata Muhadjir Effendy. Bahkan sebesar 19.01 juta angkatan kerja terdampak pandemi Covid-19.

“Perekonomian dunia mengalami tekanan akibat pandemi, tentu saja juga Indonesia,” ujar Muhadjir Effendy. Lebih lanjut Muhadjir Effendy menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi pada tahun 2020 dan mencapai titik terendah pada triwulan kedua yaitu -5,3%. Meskipun mulai membaik, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih mengalami konstraksi sampai dengan triwulan I tahun 2021. Pandemi Covid-19 selama 1 tahun juga menyebabkan kemiskinan kembali meningkat hingga di tingkat sama dengan kondisi 2 tahun sebelum pandemi.

“Pandemi juga mendorong terjadinya perubahan struktural yang sangat cepat baik di dunia pendidikan maupun dunia kerja,” tutur Muhadjir Effendy. Dunia pendidikan dipaksa untuk memberlakukan pembelajaran jarak jauh dan harus mampu dengan cepat beradaptasi dengan sistem digital. Dalam dunia kerja, industri dipaksa mempercepat proses digitalisasi dalam proses produksi dan dalam distribusi serta dituntut meningkatkan efisiensi.

Namun, harus diakui bahwa pandemi Covid-19 juga membuka peluang bagi siapa pun untuk menjadi pengusaha dengan cara-cara yang lebih inovatif. Muhadjir Effendy menyampaikan bahwa masa era digital diperkirakan akan membuka lapangan pekerjaan baru, hanya saja karakteristik pekerjaan baru tersebut berbeda dengan pekerjaan sebelumnya. Dalam menghadapi kondisi tersebut, diperkirakan 50% dari tenaga kerja yang ada sat ini perlu ditingkatkan kompetensinya dan 40% lainnya terpaksa meninggalkan keterampilan dan keahliannya karena sudah tidak berlaku lagi.

“Data BPS per Februari 2021 menunjukkan kualitas angkatan kerja kita masih didominasi oleh mereka yang berpendidikan setingkat SLTP ke bawah, yaitu 55,95%. Sisanya yang pendidikan tinggi hanya 12,92%,” kata Muhadjir Effendy. Keadaan dominasi angkatan kerja yang berpendidikan sedang tersebut tentu menurunkan daya saing dan produktivitas nasional. Namun, Muhadjir Effendy optimis bahwa dalam 15 sampai 25 tahun mendatang postur angkatan kerja akan banyak bergeser dan meningkat karena peningkatan layanan pendidikan saat ini.



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749