Press Release
Nomor : PR/ 31 /VI/2023
Tanggal: 15 Juni 2023
Jakarta-Peningkatan dominasi ekonomi Tiongkok, ekspansi cakupan Belt and Road Initiative, dan kekhawatiran konflik yang berkelanjutan di Laut China Selatan, telah mendorong tiga mitra AUKUS untuk memperkuat aliansinya melalui penyediaan delapan sampai 12 kapal selam bertenaga nuklir untuk Angkatan Laut Australia (RAN) selama tiga dekade ke depan, dimulai dari tahun 2023.
Kekhawatiran tersebut dibahas secara mendalam oleh para pakar dan pemerhati geopolitik pada Expert Session 2 Jakarta Geopolitical Forum VII/2023 “ASEAN’s Future: Addressing the Region’s Geo-Maritime Rifts” pada Kamis (15/6), di Flores Ballroom, Hotel Borobudur.
Senior Fellow Regional Strategic and Political Studies Programme ISEAS-Yusof Institute Singapore Dr. William Choong menjelaskan bahwa AUKUS merupakan pakta keamanan trilateral yang memungkinkan Amerika Serikat dan Inggris memberikan teknologi pendorong nuklir kepada Australia untuk menggerakkan kapal selam generasi baru.
Oleh karena itu, Tiongkok bereaksi keras terhadap AUKUS, sementara reaksi di negara-negara Asia Tenggara bervariasi, mulai dari mendukung secara diam-diam hingga ketakutan akan ancaman proliferasi senjata dan proyeksi kekuatan, serta kemungkinan AUKUS memicu dinamika keamanan di kawasan.
Kekhawatiran yang diungkapkan oleh negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, dibagi dalam tiga kategori, antara lain, munculnya perlombaan senjata, campur tangan kekuatan eksternal dan tindakan agresif dari negara-negara besar, serta munculnya penggunaan alur laut kepulauan Indonesia jika terjadi konflik di masa depan. Tiga hal tersebut dikhawatirkan akan berimplikasi pada SEANFWZ.
Menurut Dosen Senior Strategic Studies and International Relations Program of the National University of Malaysia Dr. Chiew-Ping Hoo, banyak kolaborasi yang dapat ditempa dalam memahami perairan internasional, sebelum mampu membicarakan upaya penjagaan kawasan.
“Tentu saja implikasi yang paling signifikan bagi keamanan regional adalah persaingan politik dan strategis yang melibatkan Amerika Serikat maupun Tiongkok, serta kemungkinan skenario perang yang dapat tumpah dari Laut China Timur ke Laut China Selatan. Semua orang memperhatikan peningkatan pembangunan militer Tiongkok, termasuk nuklir,” kata Dr. Chiew-Ping Hoo.
Menurut anggota peneliti Asia Pacific Pathways to Progress Foundation Inc. Dr. Aaron Jed Rabena menjelaskan bahwa ada dua hal yang membuat ASEAN harus peduli dengan Laut China Selatan.
Pertama, secara geografis Laut China Selatan terletak di Asia Tenggara dan berada di lingkungan ASEAN. Kedua, ekspor dan impor negara-negara ASEAN dari dan ke Asia Timur Laut melewati Laut China Selatan. Sehingga, apabila terjadi konflik, maka diperkirakan ekspor dan impor akan terhambat.
Sependapat dengan Dr. Aaron, Dr. Chiew-Ping Hoo juga menyebutkan bahwa terdapat kebebasan navigasi oleh negara-negara pemilik senjata nuklir di perairan Asia Tenggara. Berbagai jenis kapal perang telah dijual melalui Laut China Selatan dan menjelajahi perairan di kawasan, baik itu kapal perang tenaga nuklir ataupun kapal bersenjata nuklir.
Apabila terjadi kecelakaan nuklir di laut akan membahayakan kepentingan negara-negara di Asia Tenggara serta lingkungan maritim kawasan dan keamanan yang terkait dengan keselamatan navigasi.
Meski demikian, Dr. Chiew-Ping Hoo juga menyebutkan bahwa baru-baru ini, Tiongkok setuju untuk menandatangani perjanjian SEANFWZ dan diharapkan Amerika Serikat maupun negara-negara lain juga turut bergabung.
Selain itu, komitmen Australia terhadap Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir (NPT) dan kewajiban IAEA juga sangat penting untuk mempertahankan UNCLOS, ZOPFAN, dan SEANWFZ, serta mengurangi perlombaan senjata dan ketegangan di wilayah Asia Tenggara.
Narahubung: Maulida (082229125536)
Caption Foto: Expert Session 2 Jakarta Geopolitical Forum VII/2023 “ASEAN’s Future: Addressing the Region’s Geo-Maritime Rifts”
Biro Humas Lemhannas RI
Jalan Medan Merdeka Selatan 10, Jakarta 10110
Telp. 021-3832108/09
http://www.lemhannas.go.id
Instagram: @lemhannas_ri
Facebook: lembagaketahanannasionalri
Twitter: @LemhannasRI
TikTok: @lemhannas_ri