Peserta PPRA 60 Mendapatkan Pembekalan dari Gubernur Lemhannas RI

Gubernur Lemhannas RI, Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo memberikan pembekalan kepada para peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) 60 Lemhannas RI pada Kamis (23/1) di Ruang Auditorium Gadjah Mada, Gedung Pancagatra lantai 3 Lemhannas RI.

Dalam pembekalan tersebut, Agus menyampaikan paparan pengenalan Lemhannas RI, penyusunan Kertas Karya Perorangan (Taskap), dan juga menekankan perlunya berpikir kritis. Menceritakan awal mula dibentuknya Lemhannas RI, Agus menjelaskan bahwa Lemhannas RI mulanya adalah lembaga pertahanan nasional. Namun seiring dengan lingkungan strategis yang berkembang begitu cepat, akhirnya diubah menjadi lembaga ketahanan nasional. Perubahan ini dimaksudkan agar Lemhannas RI lebih meningkatkan lagi peran dan fungsinya dalam menyelenggarakan tugas pokok yang diembannya.

Agus juga menjelaskan bahwa nilai-nilai kebangsaan yang mendapatkan kesepakatan seperti empat konsensus dasar bangsa (Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan sesanti Bhinneka Tunggal Ika) dan paradigma nasional (Wawasan Nusantara, Ketahanan Nasional, dan Kewaspadaan Nasional) telah menjadi core Lemhannas RI dalam menjalankan fungsinya.

Menyinggung penyusunan Taskap, Agus mengungkapkan beberapa kriteria tulisan ilmiah, yaitu adanya fakta objektif yang menjadi latar belakang masalah; disusun secara sistematis, konseptual dan prosedural menggunakan metode tertentu; ditulis secara benar menggunakan bahasa yang efektif; berisi pandangan yang didukung dengan pembuktian berdasarkan hipotesis (jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya) bukan terkaan; dan mengandung kebenaran faktual.

Terkait pemilihan topik Taskap, Agus mengatakan bahwa dapat dipilih melalui beberapa penelitian dalam kaitan topik sejenis yang telah dilakukan di masa lalu. “Terdapat celah yang masih menyisakan pertanyaan/persoalan dalam rangkaian penelitian yang telah dilakukan di masa lalu dan memberi peluang untuk menjadi topik penelitian”, jelas Agus.

Agus juga menjelaskan dalam proses penyusunan Taskap, peserta harus mampu berpikir logis ilmiah, baik sejak identifikasi masalah, pengumpulan data faktual, menganalisis data (logis dan proses sebab akibat) hingga simpulan dan saran.

Selain itu, menurut Agus dalam menyusun Taskap juga perlu berpikir kritis. Bagaimana sebuah proses cara berpikir yang mengikuti cakupan sikap dan keterampilan yang luas terhadap diri sendiri maupun orang lain. “Untuk membangun kemampuan berpikir kritis membutuhkan perhatian terhadap detail, mengidentifikasi pola dan kecenderungan, pengulangan, melihat dari perspektif yang berbeda, obyektif, dan mempertimbangkan konsekuensi dan implikasi yang belum terlihat”, tambah Agus.

Dalam pembekalan yang juga dihadiri oleh tenaga pengajar, tenaga pengkaji, tenaga profesional dan sejumlah pejabat struktural, Agus memberikan kesempatan tanya jawab dan diskusi kepada para peserta PPRA 60 untuk membahas apa yang telah disampaikan.

 



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749