Peserta PPRA 62 Diskusikan Percepatan Komodifikasi Hasil Modal Budaya

Peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) 62 Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) kembali menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) yang ke empat kalinya sebagai rangkaian Seminar Nasional “Modal Sosial dan Budaya: Menggali Kekuatan Sosial Budaya untuk Mendorong Upaya Pemulihan Ekonomi Nasional”. FGD 4 ini mengangkat tema “Mendorong Percepatan Komodifikasi Hasil Modal Budaya Sebagai Kekuatan dalam Pemulihan Ekonomi Nasional di Tengah Pandemi”.

Ketua Seminar Nasional PPRA 62 Lemhannas RI Kolonel Pnb Aldrin P Mongan, S.T., M.Hum., M.Han. dalam laporannya menyampaikan bahwa pada FGD 4 ini informasi yang lebih digali berasal dari lingkup pemerintahan. Tidak seperti FGD sebelum-sebelumnya yang juga menggali informasi dari narasumber yang merupakan praktisi, akademisi, dan juga pelaku bisnis. “Kita sangat berharap informasi program serta kebijakan untuk memperkaya naskah yang akan kami laporkan,” kata Aldrin, Kamis (22/07).

“Pada kesempatan ini saya mengharapkan kembali kepada seluruh peserta PPRA 62 agar lebih aktif, kreatif, dan inovatif dalam menggali informasi, ilmu pengetahuan, dan berbagai saran serta masukan dari para narasumber,” kata Deputi Pendidikan Pimpinan Tingkat Nasional Mayjen TNI Sugeng Santoso, S.I.P. Dengan demikian, secara individu peserta memperoleh wawasan dan ilmu pengetahuan serta secara kolektif nantinya menghasilkan naskah seminar yang berkualitas, holistik, komprehensif, integral, dan dapat diimplementasikan secara nyata di lapangan.

Sugeng juga menyampaikan bahwa nantinya hasil kajian Seminar Nasional PPRA 62 Lemhannas RI akan digunakan sebagai bahan masukan kepada pemerintah dan instansi yang berwenang terkait dengan alternatif dan strategi menghadapi berbagai permasalahan dalam penanganan pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi Covid-19. 

Pada kesempatan tersebut, Sugeng juga mengingatkan adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, suatu kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk menekan laju penularan Covid-19, telah membuat banyak aktivitas menjadi sangat terbatas dan berdampak terhadap aktivitas perekonomian nasional. Mengingat hal tersebut, peserta PPRA 62 Lemhannas RI yang merupakan calon-calon kader pimpinan tingkat nasional yang nantinya akan menjadi perumus dan penentu kebijakan diharapkan ikut andil untuk memberikan sumbangan pemikiran yang kreatif dan inovatif untuk mengatasi permasalahan bangsa Indonesia.

Sugeng menegaskan kembali kepada para peserta PPRA 62 Lemhannas RI, agar dapat menyerap berbagai informasi, data, dan fakta yang aktual serta saran dan masukan dari para narasumber. “Diharapkan peserta dapat merumuskan dan merekomendasikan konsep kebijakan tentang kekuatan modal sosial budaya yang telah ada di masyarakat menjadi sebuah kekuatan untuk menumbuhkan semangat gotong royong serta mewujudkan kebersamaan masyarakat dan menumbuhkan kembali inovasi serta terobosan untuk menggerakkan roda perekonomian sebagai upaya pemulihan perekonomian nasional di tengah pandemi Covid-19,” ujar Sugeng.

Ketua Tim Perumus Materi Dr. (C). Hj. Masrura Ram Idjal., S.E., M.Sc. menyampaikan hal yang dapat disimpulkan pada FGD 1 sampai FGD 3. Pada FGD 1 membahas apa yang dimaksud dengan modal budaya, hasil dari modal budaya Indonesia, dan potensi terhadap pemulihan ekonomi Indonesia. FGD 1 tersebut memfokuskan pada 2 kategori budaya objektif, yaitu budaya dalam industri kreatif, seperti desain serta audio dan visual, dan budaya yang bertransformasi berupa produk, seperti hasil agrikultur, kuliner, serta gaya hidup yang bertransformasi dan melibatkan hasil budaya.

FGD 2 mengangkat ekosistem sebagai tema utama. Ekosistem tersebut adalah sebagai pendukung untuk hasil dari budaya yang sudah didiskusikan pada FGD 1. Hasilnya ada tiga ekosistem yang dapat dijadikan pendukung, yakni ekosistem digital, ekosistem bisnis, dan ekosistem desa. Dapat disimpulkan bahwa ketiga ekosistem tersebut menjadi bagian yang tidak terpisahkan ketika mentransformasi hasil modal budaya menjadi sebuah modal ekonomi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Indonesia. Pada FGD 3 diangkat mengenai diplomasi produk kreatif dan kuliner sebagai pengembangan produk asli Indonesia. Salah satunya adalah belajar dari Korea Selatan yang sudah berhasil mentransformasi budaya menjadi kekuatan ekonomi dan diterima di seluruh dunia.

Lebih lanjut Masrura menyampaikan bahwa pada FGD 4 akan fokus membahas faktor-faktor yang dapat mendorong percepatan komodifikasi hasil modal budaya yang kemudian mendiskusikan bagaimana kebijakan dan program yang dibuat masing-masing kementerian atau lembaga dapat mendukung komodifikasi produk hasil modal budaya.

“Kami berharap dari hasil FGD kita pada hari ini akan menjadi bahan masukan buat kami untuk membuat naskah seminar kami, melengkapi naskah seminar kami, dan memperkayanya,” kata Masrura.

Hadir dalam kesempatan tersebut lima narasumber, yakni Deputi Bidang Perkoperasian Kemenkop UKM RI Ahmad Zabadi, S.H., M.M., Dirjen Pengembangan Ekonomi dan Investasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Kemendesa PDTT RI Ir. Harlina Sulistyorini, M.Si., Plt. Dirjen Industri Agro Kemenperin RI Ir. Putu Juli Ardika, M.A., Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor Kemendag RI Marolop Nainggolan, dan Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Ekonomi Kreatif Kemenparekraf RI Muhammad Neil El-Himam, M.Sc.

 



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749