Press Release

Nomor  : PR/ 35 / VI / 2023

Tanggal:  19 Juni 2023

Jakarta- Peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) 65 melakukan Studi Strategis Luar Negeri (SSLN) ke Laos. Kegiatan ini dilaksanakan mulai tanggal 19 sampai dengan 23 Juni 2023.

 

SSLN PPRA 65 Lemhannas RI mengunjungi sebelas institusi dan objek wisata di Laos, antara lain, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Vientiane, Kaysone Phomvihane Academy of National Defence, Museum Nasional Kaysone Phomvihane, Kementerian Keamanan Publik (Ministry of Public Security/MoPS), Kementerian Perencanaan dan Investasi (Ministry of Planning and Investment), Thanaleng Dry Port, First Thai-Lao Friendship Bridge, Pha That Luang, Patuxai Monument, Wat Si Saket, serta Talat Sao Market.

 

SSLN merupakan kegiatan peninjauan langsung ke pusat pemerintahan, objek strategis/unggulan, dan lembaga organisasi internasional di negara tujuan.

 

Kegiatan ini dilaksanakan sebagai pengkayaan dan pembulatan pemahaman para peserta setelah menerima ceramah, membuat kajian serta melaksanakan diskusi tentang Lingkungan Strategis Kontemporer.

 

Selain itu, SSLN ini juga bertujuan untuk membekali para peserta dalam mempelajari serta mengkaji kondisi dan prospek hubungan bilateral setiap negara tujuan dengan Indonesia, baik dalam rangka kepentingan nasional maupun dari segi perspektif pembangunan nasional.

 

Para peserta mempelajari serta mengkaji kondisi dan prospek tersebut melalui audiensi, diskusi, dan peninjauan objek strategis/unggulan di masing-masing negara.

 

SSLN ke Laos diikuti oleh 25 peserta PPRA 65 dan didampingi oleh Deputi Pendidikan Pimpinan Tingkat Nasional Lemhannas RI Marsda TNI Andi Heru Wahyudi, Tenaga Ahli Pengajar Bidang Sumber Kekayaan Alam Lemhannas RI Prof. Dr. Ir. Bondan Tiara Sofyan, M.Si., Tenaga Profesional Bidang Kewaspadaan Nasional Lemhannas RI Mayjen TNI (Purn) Dr. I Putu Sastra Wingarta, S.I.P., M.Sc., para pejabat struktural beserta staf Lemhannas RI.

 

Melalui kegiatan ini, para peserta diharapkan dapat memiliki kepekaan dan cakrawala pandang yang lebih luas terhadap perkembangan lingkungan sekitar negara-negara lain di kawasan yang memiliki dampak strategis bagi Indonesia.

 

Kepekaan tersebut penting untuk dimiliki, karena setiap perkembangan yang terjadi akan mempengaruhi kebijakan negara, baik dalam menggapai kepentingan nasional maupun menjalin hubungan kerja sama internasional. Selain itu, pra peserta juga diharapkan dapat lebih memahami kondisi pembangunan nasional dan prospek hubungan bilateral negara tujuan dengan Indonesia.

 

SSLN PPRA 65 Lemhannas RI juga dilaksanakan ke tiga negara lain, yakni Singapura, Kamboja, dan Vietnam dengan peserta serta pendamping yang berbeda.

  

Narahubung: Maulida (082229125536)

 

Caption Foto: Peserta PPRA 65 saat melaksanakan SSLN ke Laos.

 

Biro Humas Lemhannas RI

Jalan Medan Merdeka Selatan 10, Jakarta 10110

Telp. 021-3832108/09

http://www.lemhannas.go.id

Instagram: @lemhannas_ri

Facebook: lembagaketahanannasionalri

Twitter: @LemhannasRI

TikTok: @lemhannas_ri


Press Release

Nomor  : PR/ 33 / VI / 2023

Tanggal:  19 Juni 2023

Jakarta- Peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) 65 melakukan Studi Strategis Luar Negeri (SSLN) ke Singapura. Kegiatan ini dilaksanakan mulai tanggal 19 sampai dengan 23 Juni 2023.

 

Salah satu objek kunjungan SSLN PPRA 65 Lemhannas RI di Singapura adalah Kedutaan Besar Republik Indonesia yang dilaksanakan pada Senin (19/6) dan diterima oleh Duta Besar Indonesia untuk Singapura Suryo Pratomo.

 

Selain Kedutaan Besar Republik Indonesia, para peserta juga mengunjungi delapan institusi, antara lain, Kementerian Pertahanan Singapura (Ministry of Defence/Mindef), Information Fusion Center (IFC) Singapura, S. Rajaratnam School of International Study (RSIS), Kementerian Luar Negeri (Ministry of Foreign Affairs/MFA) Singapura, Civil Service College (CSC) Singapura, Pelabuhan Pasir Panjang Terminal Singapura, Kementerian Industri dan Perdagangan Singapura (Ministry of Trade and Industry/MTI), dan Civil Aviation Authority of Singapore (CAAS).

 

SSLN merupakan kegiatan peninjauan langsung ke pusat pemerintahan, objek strategis/unggulan, dan lembaga organisasi internasional di negara tujuan.

 

Kegiatan ini dilaksanakan sebagai pengkayaan dan pembulatan pemahaman para peserta setelah menerima ceramah, membuat kajian serta melaksanakan diskusi tentang Lingkungan Strategis Kontemporer.

 

Selain itu, SSLN ini juga bertujuan untuk membekali para peserta dalam mempelajari serta mengkaji kondisi dan prospek hubungan bilateral setiap negara tujuan dengan Indonesia, baik dalam rangka kepentingan nasional maupun dari segi perspektif pembangunan nasional.

 

Para peserta mempelajari serta mengkaji kondisi dan prospek tersebut melalui audiensi, diskusi, dan peninjauan objek strategis/unggulan di masing-masing negara.

 

SSLN ke Singapura diikuti oleh 25 peserta PPRA 65 dan didampingi oleh Gubernur Lemhannas RI Andi Widjajanto, Tenaga Ahli Lemhannas RI, Tenaga Profesional Lemhannas RI, para pejabat struktural beserta staf Lemhannas RI.

 

Melalui kegiatan ini, para peserta diharapkan dapat memiliki kepekaan dan cakrawala pandang yang lebih luas terhadap perkembangan lingkungan sekitar negara-negara lain di kawasan yang memiliki dampak strategis bagi Indonesia.

 

Kepekaan tersebut penting untuk dimiliki, karena setiap perkembangan yang terjadi akan mempengaruhi kebijakan negara, baik dalam menggapai kepentingan nasional maupun menjalin hubungan kerja sama internasional. Selain itu, pra peserta juga diharapkan dapat lebih memahami kondisi pembangunan nasional dan prospek hubungan bilateral negara tujuan dengan Indonesia.

 

SSLN PPRA 65 Lemhannas RI juga dilaksanakan ke tiga negara lain, yakni Laos, Vietnam, dan Kamboja dengan peserta serta pendamping yang berbeda.

  

Narahubung: Maulida (082229125536)

 

Caption Foto: Peserta PPRA 65 saat melaksanakan SSLN ke Singapura.

 

Biro Humas Lemhannas RI

Jalan Medan Merdeka Selatan 10, Jakarta 10110

Telp. 021-3832108/09

http://www.lemhannas.go.id

Instagram: @lemhannas_ri

Facebook: lembagaketahanannasionalri

Twitter: @LemhannasRI

TikTok: @lemhannas_ri


Press Release

Nomor  : PR/ 34 / VI / 2023

Tanggal:  19 Juni 2023

Jakarta- Peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) 65 melakukan Studi Strategis Luar Negeri (SSLN) ke Kamboja. Kegiatan ini dilaksanakan mulai tanggal 19 sampai dengan 23 Juni 2023.

 

SSLN PPRA 65 Lemhannas RI mengunjungi sepuluh institusi dan objek wisata di Kamboja, antara lain, Ministry of Commerce, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Phnom Penh, Ministry of National Defence (MINDEF), Royal Palace of Cambodia, Museum Genocide Tuol Sleng, Cambodian Institute for Cooperation and Peace (CICP), Ministry of Interior, Ministry of Foreign Affairs International Cooperation, ASEAN Regional Mine Action Centre, serta Angkor Wat.

 

SSLN merupakan kegiatan peninjauan langsung ke pusat pemerintahan, objek strategis/unggulan, dan lembaga organisasi internasional di negara tujuan.

 

Kegiatan ini dilaksanakan sebagai pengkayaan dan pembulatan pemahaman para peserta setelah menerima ceramah, membuat kajian serta melaksanakan diskusi tentang Lingkungan Strategis Kontemporer.

 

Selain itu, SSLN ini juga bertujuan untuk membekali para peserta dalam mempelajari serta mengkaji kondisi dan prospek hubungan bilateral setiap negara tujuan dengan Indonesia, baik dalam rangka kepentingan nasional maupun dari segi perspektif pembangunan nasional.

 

Para peserta mempelajari serta mengkaji kondisi dan prospek tersebut melalui audiensi, diskusi, dan peninjauan objek strategis/unggulan di masing-masing negara.

 

SSLN ke Kamboja diikuti oleh 25 peserta PPRA 65 dan didampingi oleh Sekretaris Utama Lemhannas RI Komjen Pol Drs. Rudy Sufahriadi, Tenaga Ahli Pengajar Bidang Hubungan Internasional Lemhannas RI Marsda TNI Arif Widianto, S.A.B., M.Tr (Han)., Tenaga Profesional Bidang Sumber Kekayaan Alam Lemhannas RI Dr. Ir. Muhammas Hanafi, M.B.A., IPU., para pejabat struktural beserta staf Lemhannas RI.

 

Melalui kegiatan ini, para peserta diharapkan dapat memiliki kepekaan dan cakrawala pandang yang lebih luas terhadap perkembangan lingkungan sekitar negara-negara lain di kawasan yang memiliki dampak strategis bagi Indonesia.

 

Kepekaan tersebut penting untuk dimiliki, karena setiap perkembangan yang terjadi akan mempengaruhi kebijakan negara, baik dalam menggapai kepentingan nasional maupun menjalin hubungan kerja sama internasional. Selain itu, pra peserta juga diharapkan dapat lebih memahami kondisi pembangunan nasional dan prospek hubungan bilateral negara tujuan dengan Indonesia.

 

SSLN PPRA 65 Lemhannas RI juga dilaksanakan ke tiga negara lain, yakni Singapura, Laos, dan Vietnam dengan peserta serta pendamping yang berbeda.

  

Narahubung: Maulida (082229125536)

 

Caption Foto: Peserta PPRA 65 saat melaksanakan SSLN ke Kamboja.

 

Biro Humas Lemhannas RI

Jalan Medan Merdeka Selatan 10, Jakarta 10110

Telp. 021-3832108/09

http://www.lemhannas.go.id

Instagram: @lemhannas_ri

Facebook: lembagaketahanannasionalri

Twitter: @LemhannasRI

TikTok: @lemhannas_ri


Press Release

Nomor  : PR/ 31 /VI/2023

Tanggal: 15 Juni 2023

Jakarta-Peningkatan dominasi ekonomi Tiongkok, ekspansi cakupan Belt and Road Initiative, dan kekhawatiran konflik yang berkelanjutan di Laut China Selatan, telah mendorong tiga mitra AUKUS untuk memperkuat aliansinya melalui penyediaan delapan sampai 12 kapal selam bertenaga nuklir untuk Angkatan Laut Australia (RAN) selama tiga dekade ke depan, dimulai dari tahun 2023.

Kekhawatiran tersebut dibahas secara mendalam oleh para pakar dan pemerhati geopolitik pada Expert Session 2 Jakarta Geopolitical Forum VII/2023 “ASEAN’s Future: Addressing the Region’s Geo-Maritime Rifts” pada Kamis (15/6), di Flores Ballroom, Hotel Borobudur.

Senior Fellow Regional Strategic and Political Studies Programme ISEAS-Yusof Institute Singapore Dr. William Choong menjelaskan bahwa AUKUS merupakan pakta keamanan trilateral yang memungkinkan Amerika Serikat dan Inggris memberikan teknologi pendorong nuklir kepada Australia untuk menggerakkan kapal selam generasi baru.

Oleh karena itu, Tiongkok bereaksi keras terhadap AUKUS, sementara reaksi di negara-negara Asia Tenggara bervariasi, mulai dari mendukung secara diam-diam hingga ketakutan akan ancaman proliferasi senjata dan proyeksi kekuatan, serta kemungkinan AUKUS memicu dinamika keamanan di kawasan.

Kekhawatiran yang diungkapkan oleh negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, dibagi dalam tiga kategori, antara lain, munculnya perlombaan senjata, campur tangan kekuatan eksternal dan tindakan agresif dari negara-negara besar, serta munculnya penggunaan alur laut kepulauan Indonesia jika terjadi konflik di masa depan. Tiga hal tersebut dikhawatirkan akan berimplikasi pada SEANFWZ.

Menurut Dosen Senior Strategic Studies and International Relations Program of the National University of Malaysia Dr. Chiew-Ping Hoo, banyak kolaborasi yang dapat ditempa dalam memahami perairan internasional, sebelum mampu membicarakan upaya penjagaan kawasan.

“Tentu saja implikasi yang paling signifikan bagi keamanan regional adalah persaingan politik dan strategis yang melibatkan Amerika Serikat maupun Tiongkok, serta kemungkinan skenario perang yang dapat tumpah dari Laut China Timur ke Laut China Selatan. Semua orang memperhatikan peningkatan pembangunan militer Tiongkok, termasuk nuklir,” kata Dr. Chiew-Ping Hoo.

Menurut anggota peneliti Asia Pacific Pathways to Progress Foundation Inc. Dr. Aaron Jed Rabena menjelaskan bahwa ada dua hal yang membuat ASEAN harus peduli dengan Laut China Selatan.

Pertama, secara geografis Laut China Selatan terletak di Asia Tenggara dan berada di lingkungan ASEAN. Kedua, ekspor dan impor negara-negara ASEAN dari dan ke Asia Timur Laut melewati Laut China Selatan. Sehingga, apabila terjadi konflik, maka diperkirakan ekspor dan impor akan terhambat.

Sependapat dengan Dr. Aaron, Dr. Chiew-Ping Hoo juga menyebutkan bahwa terdapat kebebasan navigasi oleh negara-negara pemilik senjata nuklir di perairan Asia Tenggara. Berbagai jenis kapal perang telah dijual melalui Laut China Selatan dan menjelajahi perairan di kawasan, baik itu kapal perang tenaga nuklir ataupun kapal bersenjata nuklir.

Apabila terjadi kecelakaan nuklir di laut akan membahayakan kepentingan negara-negara di Asia Tenggara serta lingkungan maritim kawasan dan keamanan yang terkait dengan keselamatan navigasi.

Meski demikian, Dr. Chiew-Ping Hoo juga menyebutkan bahwa baru-baru ini, Tiongkok setuju untuk menandatangani perjanjian SEANFWZ dan diharapkan Amerika Serikat maupun negara-negara lain juga turut bergabung.

Selain itu, komitmen Australia terhadap Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir (NPT) dan kewajiban IAEA juga sangat penting untuk mempertahankan UNCLOS, ZOPFAN, dan SEANWFZ, serta mengurangi perlombaan senjata dan ketegangan di wilayah Asia Tenggara.

Narahubung: Maulida (082229125536)

Caption Foto: Expert Session 2 Jakarta Geopolitical Forum VII/2023 “ASEAN’s Future: Addressing the Region’s Geo-Maritime Rifts”

Biro Humas Lemhannas RI

Jalan Medan Merdeka Selatan 10, Jakarta 10110

Telp. 021-3832108/09

http://www.lemhannas.go.id

Instagram: @lemhannas_ri

Facebook: lembagaketahanannasionalri

Twitter: @LemhannasRI

TikTok: @lemhannas_ri



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749