Press Release

Nomor  : PR/    12    /X/2021

Tanggal :  13 Oktober 2021

Jakarta – Kekayaan sumber daya alam di Indonesia merupakan anugerah bagi bangsa untuk mempercepat pemulihan ekonomi dalam menyambut Indonesia 2045. Prinsip ekonomi berkelanjutan dalam pemulihan ekonomi nasional dilaksanakan melalui green economy dan blue economy, yaitu mendorong hilirisasi dan industrialisasi semua komoditas.

“Sekali lagi kita harus menghasilkan produk yang mempunyai nilai tambah tinggi, yang mengkombinasikan antara pemanfaatan kekayaan alam dengan kearifan dan teknologi yang melestarikan,” kata Presiden RI Joko Widodo saat memberikan pengarahan pada peserta PPSA 23 dan PPRA 62 secara hybrid di Istana Negara, (13/10).

Kelestarian dan keberlanjutan harus diseimbangkan antara kepentingan ekonomi dan kepentingan lainnya. Industri perikanan, industri tambang, industri kehutanan, dan industri perkebunan tetap bisa dilakukan, tetapi harus terukur, terkendali, dan dapat dijamin keberlanjutannya, sehingga, sumber daya alam yang dimiliki tidak habis.

Namun, lanjut Presiden, pengukuran dan pengendalian pemanfaatan sumber daya alam tersebut tidak cukup. Perlu dilakukan peningkatan nilai tambah yang maksimal untuk kepentingan nasional, kepentingan dalam negeri, dan kepentingan rakyat.

“Itulah mengapa kepemilikan beberapa perusahaan asing kita ambil alih,” kata Joko Widodo.

Beberapa perusahaan asing yang berhasil diambil alih sahamnya oleh Indonesia, antara lain, Freeport-Mcmoran (51%), Blok Mahakam Total (100%), dan Blok Rokan Chevron (100%). Pengambilalihan kepemilikan saham perusahaan asing menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia dalam melanjutkan dan meningkatkan produksi.

“Lebih dari itu yang paling penting adalah hilirasi besar-besaran, tidak bisa lagi kita ekspor dalam bentuk raw material, dalam bentuk bahan mentah yang tidak memiliki nilai tambah,” kata Jokowi.

Mineral dan batu bara (minerba) harus menjadi pondasi dalam rangka memajukan negara, sehingga Indonesia tidak lagi kehilangan kesempatan untuk mengintegrasikan industri-industri besar yang dimiliki.

Pengarahan Presiden RI ini dilaksanakan secara hybrid pada Rabu, 13 Oktober 2021, pukul 10.00 s.d. 11.00 WIB dan dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P; Gubernur Lemhannas RI, Letjen TNI (Purn.) Agus Widjojo; Wakil Gubernur Lemhannas RI, Marsdya TNI Wieko Syofyan; Deputi Pendidikan Tingkat Nasional Lemhannas RI, Mayjen TNI Sugeng Santoso, S.I.P.; Deputi Pengkajian Strategik Lemhannas RI, Prof. Dr. Ir. Reni Mayerni, MP; Deputi Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan, Laksda TNI Prasetya Nugraha, S.T., M.Sc.; serta perwakilan Tenaga Profesional Lemhannas RI.

Biro Humas Lemhannas RI

Jalan Medan Merdeka Selatan 10, Jakarta 10110

Telp. 021-3832108/09

http://www.lemhannas.go.id

Instagram : @lemhannas_ri

Facebook : lembagaketahanannasionalri

Twitter : @LemhannasRI


Press Release

Nomor  : PR/    10    /X/2021

Tanggal :   6 Oktober 2021

Jakarta – Kunci terbentuknya generasi-generasi emas masa kini dan masa depan adalah kaum ibu atau perempuan. Menurut penelitian ahli dari Universitas of Washington, dominasi kecerdasan yang diturunkan kepada anak berasal dari ibu. Hal ini disebabkan kecerdasan terletak di kromosom X dan perempuan memiliki dua kromosom X.

“Meski tidak semua, tentu ada lagi pengaruh lingkungan dan lain sebagainya,” kata Glory Ojong dalam Peluncuran Buku Indonesia Menuju 2045 di Lemhannas RI, (6/10).

Seribu hari pertama adalah masa keemasan yang sangat penting. Tidak hanya kesehatan bayi atau balita saja yang perlu diperhatikan, tetapi juga gizi para calon ibu. Perempuan mempunyai peranan penting dalam melahirkan SDM yang andal.

Generasi emas juga akan lahir dari perempuan yang diberi kesetaraan dalam akses pendidikan, akses kesehatan, dan juga akses atau kesempatan untuk membesarkan anak-anaknya. Sehingga, apabila hal tersebut tidak diberikan, maka generasi emas tidak akan terbentuk secara maksimal.

Tahun 2030 atau 2035 merupakan puncak jumlah usia produktif lebih banyak dibandingkan usia yang tidak produktif, sehingga kita mampu mencapai bonus demografi yang menguntungkan. Salah satu syarat bonus demografi adalah sumber daya manusia yang mampu berinovasi dan berdaya saing. Akan tetapi, apabila kaum ibu, perempuan, dan generasi emas tidak mendapatkan kesetaraan dalam akses kesehatan dan pendidikan, maka puncak usia produktif tersebut justru akan menjadi beban demografi bagi Indonesia.

Glory berharap, berbagai stakeholders maupun pemerintah berperan aktif dalam membuka kesempatan kesetaraan bagi perempuan. Sehingga, generasi emas yang berkualitas dapat tercapai dan menjadi bonus demografi dalam memajukan Indonesia pada 2045.

Peluncuran buku Indonesia Menuju 2045 berlangsung pada  Rabu, 6 Oktober 2021,  pukul 15.00 s.d. 18.00 WIB dilaksanakan secara hybrid dengan menghadirkan narasumber terkemuka, di antaranya, Gubernur Lemhannas RI, Letjen TNI (Purn.) Agus Widjojo; Menteri Koordinator Bidang Pembangunan manusia dan Kebudayaan RI, Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P; Direktur Eksekutif CSIS, Phillips J. Vermonte; Penulis Buku Indonesia Menuju 2045, Nugroho Dewanto; serta  Direktur Komunikasi Kompas Group, Glory Ojong. Hadir sebagai moderator yaitu Wakil Pemred Kompas, Tri Agung Kristanto.

Kegiatan ini diharapkan mampu menggambarkan capaian dan juga tantangan yang dihadapi Indonesia dalam menyongsong 100 tahun Indonesia Merdeka. Sehingga Indonesia mampu bersaing dengan negara lain untuk mewujudkan generasi emas Indonesia Maju.

Biro Humas Lemhannas RI

Jalan Medan Merdeka Selatan 10, Jakarta 10110

Telp. 021-3832108/09

http://www.lemhannas.go.id

Instagram : @lemhannas_ri

Facebook : lembagaketahanannasionalri

Twitter : @LemhannasRI


Press Release

Nomor  : PR/   11 /X/2021

Tanggal :   6 Oktober 2021

Jakarta – Lemhannas RI telah lama menggunakan pendekatan hard power untuk hasilkan kajian. Mencermati kesuksesan negara-negara maju, Lemhannas RI mendalami pendekatan soft power untuk hasilkan kajian Indonesia Menuju 2045. Hal ini disampaikan Gubernur Lemhannas RI, Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo sambutan saat peluncuran buku Menuju Indonesia 2045 di Lemhannas RI pada Rabu (6/10).

“Lemhannas sejak lama melakukan kajian yang bersifat hard power berkaitan dengan militer dan pendayagunaan kekuatan,” kata Agus saat peluncuran buku secara hybrid. Pendekatan ini untuk menganalisa kehidupan bernegara hubungan antar-negara dengan memperhitungkan faktor geo-politis dan geo-strategis.

Dalam ilmu hubungan internasional dipelajari bahwa hard power biasanya dilakukan dengan pola pendekatan koersif atau memaksa maupun dengan pendekatan membujuk lewat pemberian ganjaran. Baik secara transaksional maupun mengancam, pada akhirnya tujuan hard power adalah mencapai kemenangan atau membangun koalisi kemenangan.

Pelengkap pendekatan hard power adalah soft power. pendekatan ini lebih berkarakter inspirasional. berusaha menarik simpati pihak lain melalui kecerdasan emosional, karisma, komunikasi yang persuasif, daya tarik ideologi visioner serta pengaruh budaya.

“Menjelang republik indonesia memasuki usia 100 tahun pada 2045 mendatang, kami merasa perlu mendalami pendekatan soft power. kita mesti belajar dari beberapa negara yang mengalami kemajuan pesat dalam beberapa dekade terakhir,” lanjut Agus.

Negara dengan budaya populer kini ikut mempengaruhi dunia lewat budaya berupa musik, tari, film dan makanan. bila sebelumnya budaya pop barat begitu mendominasi, sekarang kita lihat pengaruh budaya pop korea atau k-pop yang merasuki anak-anak muda di seluruh dunia termasuk di indonesia. bersamaan dengan serbuan musik, tari dan film korea, tumbuh subur pula aneka restoran yang menyajikan kuliner negeri ginseng itu. secara sukarela anak- anak muda juga belajar bahasa Korea demi bisa menikmati k-pop secara utuh.

Atas dasar perkembangan itulah kami memprakarsasi penulisan buku indonesia menuju 2045. dalam tempo 24 tahun menuju 100 tahun usia republik, kita mesti belajar bagaimana negara- negara itu berhasil membangun sumber daya manusia (sdm) yang unggul.

sumber daya manusia indonesia yang unggul akan mendatangkan kemakmuran, kesejahteraan, kesetaraan, keadilan sosial dan kepuasan bagi bangsa indonesia. sdm unggul juga akan membentuk ketahanan nasional yang kuat dan merekatkan nkri secara utuh. kita tak akan mudah dipecah belah atau diadu domba. bangsa indonesia akan menjadi kekuatan luar biasa yang berdiri sejajar dengan negara maju lain dan dihormati dalam percaturan global.

 

Belajar dari pengalaman negara-negara lain yang sudah lebih dulu maju dengan latar belakang ideologi, kultur, ras dan agama yang berbeda, kita mesti berani menancapkan tekad untuk bisa setara dengan mereka pada 2045. bila mereka bisa, kita juga harus bisa. apalagi titik awal kita sudah di level negara berpendapatan menengah bawah. bukan di level negara miskin dan harus bangkit dari puing-puing kehancuran seperti mereka dulu.

Peluncuran buku Indonesia Menuju 2045 melibatkan tiga instansi, yaitu Lemhannas RI, CSIS, dan Kompas. Ini sebagai gambaran bahwa menuju Indonesia unggul pada 2045 bukan semata-mata beban pemreintah, tapi juga melibatkan swasta dan media. Kolaborasi ini untuk mengembangkan kebijakan ini tidak inklusif, tidak hanya lembaga negara tapi juga swasta dan media. 

Lauching buku ini berlangsung pada  Rabu, 6 Oktober 2021,  pukul 15.00 s.d. 18.00 WIB dilaksanakan secara hybrid dengan menghadirkan narasumber terkemuka, di antaranya, Gubernur Lemhannas RI , Letjen TNI (Purn.) Agus Widjojo; Menteri Koordinator Bidang Pembangunan manusia dan Kebudayaan RI, Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P; Direktur Eksekutif CSIS, Phillips J. Vermonte; serta  Direktur Komunikasi Kompas Group, Glory Ojong. Sebagai moderator adalah Tri Agung Kristanto, Wakil Pemred Kompas.

Kegiatan ini diharapkan mampu menggambarkan capaian dan juga tantangan yang dihadapi Indonesia dalam menyongsong 100 tahun Indonesia Merdeka. Sehingga Indonesia mampu bersaing dengan negara lain untuk mewujudkan generasi emas Indonesia Maju.

Biro Humas Lemhannas RI

Jalan Medan Merdeka Selatan 10, Jakarta 10110

Telp. 021-3832108/09

http://www.lemhannas.go.id

Instagram : @lemhannas_ri

Facebook : lembagaketahanannasionalri

Twitter : @LemhannasRI


Press Release

Nomor  : PR/   9  /X/2021

Tanggal :   6 Oktober 2021

Jakarta – Dunia kini diserbu oleh tari, musik, dan budaya Korea yang tidak terbendung. Fenomena ini menjadi salah satu kajian bagaimana pendekatan soft power digunakan oleh negara-negara maju.

“Kita mesti belajar dari beberapa negara yang mengalami kemajuan pesat dalam beberapa dekade terakhir. mereka kini ikut mempengaruhi dunia lewat budaya berupa musik, tari, film dan makanan,” kata Gubenur Lemhannas RI Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo pada peluncuran buku Indonesia Menuju 2045 pada Rabu di Lemhannas RI (6/10).

Lemhannas sejak lama melakukan kajian yang bersifat hard power berkaitan dengan militer dan pendayagunaan kekuatan. Pelengkap pendekatan hard power adalah soft power.

Menjelang Indonesia memasuki usia 100 tahun pada 2045 mendatang, Lemhannas merasa perlu mendalami pendekatan soft power. “Kita mesti belajar dari beberapa negara yang mengalami  kemajuan pesat dalam beberapa dekade terakhir,” kata Agus.

Negara maju seperti Korea Selatan kini ikut mempengaruhi dunia lewat budaya berupa musik, tari, film dan makanan. Bila sebelumnya budaya pop barat begitu mendominasi, sekarang kita lihat pengaruh budaya pop Korea atau k-pop yang merasuki anak-anak muda di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Bersamaan dengan serbuan musik, tari dan film korea, tumbuh subur pula aneka restoran yang menyajikan kuliner negeri ginseng itu. Secara sukarela anak- anak muda juga belajar bahasa Korea demi bisa menikmati k-pop secara utuh.

Atas dasar perkembangan itulah kami memprakarsasi penulisan buku Indonesia Menuju 2045. Dalam tempo 24 tahun menuju 100 tahun usia republik, kita mesti belajar bagaimana negara-negara itu berhasil membangun sumber daya manusia (sdm) yang  unggul. Generasi muda mereka memiliki fisik yang bagus dan kapasitas otak yang besar. Karakternya kuat dengan ciri-ciri: punya rasa ingin tahu yang besar; percaya diri, tidak minder tapi juga tidak arogan; berani ambil risiko; berpikiran kritis dan kreatif; berani mempelajari hal-hal baru; mampu beropini dengan tajam dan persuasif baik dalam berbicara maupun menulis.

Studi yang dilakukan tim penulis buku Indonesia Menuju 2045 mendapati bahwa pondasi kemajuan negara-negara Eropa Barat, Jepang, Korea Selatan, dan sekarang Tiongkok adalah pembenahan besar-besaran di bidang kesehatan dan pendidikan. mereka memastikan generasi muda  mendapat asupan gizi yang baik sejak berbentuk janin, mendapat perawatan kesehatan yang bagus dan memperoleh pendidikan yang bermutu, termasuk di masa pandemi Covid seperti sekarang. secara paralel dilakukan pula pembangunan infrastruktur fisik secara besar-besaran, termasuk infrastruktur teknologi. Berikutnya memperkuat penelitian dan pengembangan untuk inovasi teknologi.

Peluncuran buku Skenario Indonesia Menuju 2045 melibatkan tiga instansi, yaitu Lemhannas RI, CSIS, dan Kompas. Ini sebagai gambaran bahwa menuju Indonesia unggul pada 2045 bukan semata-mata beban pemerintah, tapi juga melibatkan swasta dan media. Kolaborasi ini untuk mengembangkan kebijakan ini tidak inklusif, tidak hanya lembaga negara tapi juga swasta dan media.  

Lauching buku ini berlangsung pada  Rabu, 6 Oktober 2021,  pukul 15.00 s.d. 18.00 WIB dilaksanakan secara hybrid dengan menghadirkan narasumber terkemuka, di antaranya, Gubernur Lemhannas RI , Letjen TNI (Purn.) Agus Widjojo; Menteri Koordinator Bidang Pembangunan manusia dan Kebudayaan RI, Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P; Direktur Eksekutif CSIS, Phillips J. Vermonte; serta  Direktur Komunikasi Kompas Group, Glory Ojong. Sebagai moderator adalah Tri Agung Kristanto, Wakil Pemred Kompas.

Kegiatan ini diharapkan mampu menggambarkan capaian dan juga tantangan yang dihadapi Indonesia dalam menyongsong 100 tahun Indonesia Merdeka. Sehingga Indonesia mampu bersaing dengan negara lain untuk mewujudkan generasi emas Indonesia Maju.

Biro Humas Lemhannas RI

Jalan Medan Merdeka Selatan 10, Jakarta 10110

Telp. 021-3832108/09

http://www.lemhannas.go.id

Instagram : @lemhannas_ri

Facebook : lembagaketahanannasionalri

Twitter : @LemhannasRI



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749