Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo memberikan ceramah kepada peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) 62, Kamis (22/4). Pada kesempatan tersebut, Agus mengangkat topik “Efektifitas Kepemimpinan Strategis Dalam Pembangunan Nasional”.

“Lemhannas RI tidak menjadikan para peserta ini pemimpin, para peserta ini sudah menjadi pemimpin,” kata Agus. Lebih lanjut Agus menyampaikan bahwa Lemhannas RI tidak menjadikan, namun melengkapi dan meningkatkan kapasitas para peserta dalam menjalankan peran kepemimpinan.

Selanjutnya, Agus menjelaskan bahwa setiap pemimpin mempunyai karakter, moral, etika, dan gaya kepemimpinan yang berbeda-beda. Setiap pemimpin juga memiliki pengikut yang dapat dibedakan menjadi pengikut yang terdidik, terlatih, dan tenaga kerja. Situasi yang dihadapi juga berbeda-beda tergantung kepada organisasi, sifat misi yang dijalankan, dan pemahaman tentang latar belakang. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus bisa melakukan komunikasi yang mempertimbangkan antara karakter, moral, etika, dan gaya kepemimpinannya dengan ciri pengikutnya, dan situasi yang dihadapi, sehingga menghasilkan keputusan kebijakan yang tepat.

“Setiap kepribadian setiap orang dalam dirinya sendiri itu punya kesempatan yang sama untuk menjadi pemimpin melalui dirinya sendiri,” tutur Agus. Agus berpendapat bahwa tidak ada satu ukuran standar dalam menjamin kesuksesan seorang pemimpin. Setiap pemimpin berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Namun, dasar untuk menjadi pemimpin harus memiliki tiga kelompok sifat, yaitu seorang pemimpin harus punya, harus tau, dan harus melakukan. Mempunyai yang dimaksud adalah mempunyai komitmen moral dan mempunyai etika serta karakteristik dan sifat pemimpin profesional. Sedangkan mengetahui yang dimaksud adalah mengetahui proses kepemimpinan, mengetahui kepribadian diri sendiri, mengetahui sifat-sifat manusia, mengetahui  misi yang dalam tugas, dan mengetahui mengenai organisasi. Kemudian melakukan yang dimaksud adalah mampu melakukan pemberian arahan, melakukan implementasi, dan melakukan pemberian motivasi.

Pada kesempatan tersebut, Agus menyampaikan bahwa dalam pembangunan nasional dibutuhkan kepemimpinan yang transformasional dan kepemimpinan strategis. Kepemimpinan transformasional dibutuhkan karena manusia tidak bisa untuk diam saja di tengah lingkungan yang berubah dengan cepat. Seorang pemimpin harus mampu untuk bisa menyesuaikan organisasi dengan perkembangan lingkungan, yaitu dengan mentransformasikan organisasi. Selanjutnya kepemimpinan strategis dibutukan karena kepemimpinan strategis melihat jauh ke depan yang penuh ketidakpastian dan menuntut penyesuaian-penyesuaian. “Oleh karena itu, antara kepemimpinan strategis dengan kepemimpinan transformasional adalah dua sisi dari satu mata uang,” kata Agus. Kepemimpinan transformasional dan kepemimpinan strategis dibutuhkan agar organisasi tidak tertinggal dengan perkembangan lingkungan.

Kemudian seorang pemimpin juga harus memiliki kemampuan manajerial dan dapat merumuskan sebuah kebijakan publik. “Kebijakan publik yang dihasilkan harus melihat kondisi nasional, jangan terlalu jauh tetapi jangan juga pendek, dan jangan bersifat destruktif”, ungkap Agus. Oleh karena itu, Agus menegaskan bahwa seorang pemimpin harus memahami sistem nasional untuk bisa ditempatkan dalam jalur meninjau visi masa depan.


“Konstitusi berfungsi, bertugas, dan berkewajiban untuk melindungi segenap bangsa, dari segi agama, berbagai pasal telah menerangkan tentang hal ini, misal yang berkaitan kebebasan menganut agama dan kepercayaan,” ujar Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI), Letjen (Purn.) Agus Widjojo saat menyampaikan ceramahnya secara virtual pada kegiatan Ramadhan Salam: Ngaji Kebangsaan Perspektif Islam Rahmatan Lil Alamin yang diselenggarakan oleh IAIN Syekh Nurjati Cirebon secara daring pada Rabu (21/4).

Pada kesempatan tersebut Agus Widjojo menjelaskan bahwa para pendiri bangsa sudah menjalankan proses yang panjang dalam perumusan konstitusi, sehingga sudah tidak perlu lagi terjadi dikotomi untuk memilah antara konstitusi dengan nilai-nilai ajaran agama Islam.

Agus juga menambahkan bahwa dinamika politik bisa terjadi jika adanya pengelompokan perbedaan pendapat dan pandangan. Hal ini jelas akan menimbulkan konflik horizontal di masyarakat akibat terjadi pemahaman yang tidak utuh tentang nilai ajaran agama islam dan pemahaman tentang politik demokrasi. Hal ini bisa dilihat dalam Pilkada maupun Pilpres yang lalu. “Padahal pemilihan pimpinan tingkat nasional atau daerah itu bukan memilih pemimpin dengan kekuasaan absolut yang bisa bertindak semaunya, karena kekuasaan yang dipegang pimpinan nasional dalam hal ini presiden, juga memiliki keterbatasan, baik oleh undang-undang, kontrol politik, kontrol legislatif juga kontrol sosial oleh kita,” ujar Agus.

Lebih lanjut Agus mengungkapkan bahwa pendidikan di Lemhannas RI mencoba membawa kembali semua peserta didik untuk mendapatkan pemahaman yang utuh. Hal tersebut diperlukan agar kelak ketika sudah menduduki posisi jabatan yang menentukan kebijakan, peserta didik Lemhannas RI mampu untuk bersikap saat menghadapi berbagai dinamika perbedaan yang ada di masyarakat.

Menutup materi ceramahnya, Agus mengungkapkan keyakinannya yang dalam bahwa nilai-nilai ajaran agama Islam memuat semua persyaratan untuk membawa rahmat bagi seluruh umatnya. Agus Widjojo berharap agar kita semua tidak berhenti pada tahap syariat saja dalam menjalankan ajaran Islam, tapi lebih mendalaminya hingga mencapai pada lapis akhlak, sehingga kita semua bisa keluar dari perdebatan-perdebatan yang menjauhkan diri kita dari rahmatan lil alamin.


Direktorat Pengkajian Ekonomi dan Sumber Kekayaan Alam (SKA) Kedeputian Pengkajian Strategik Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) kembali melaksanakan Focus Group Disscussion (FGD) Kajian Jangka Panjang dengan judul “Hilirisasi Mineral dan Logam Tanah Jarang Guna Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional”, Rabu (21/4). Kegiatan FGD tersebut adalah FGD II yang merupakan kelanjutan proses kajian jangka panjang setelah tim penyusun melaksanakan FGD I di Lemhannas RI dan berangkat ke Lokus Kabupaten Sanggau, Kabupaten Ketapang, dan Provinsi Kalimantan Barat guna mencari dan memverifikasi data.

“Mineral dan LTJ (Logam Tanah Jarang -red) adalah sumber daya yang vital, namun langka, yang memainkan peran sangat penting untuk pengembangan teknologi,” kata Deputi Pengkajian Strategik Lemhannas RI Prof. Dr. Ir. Reni Mayerni, M.P. Lebih lanjut Reni menyampaikan bahwa industri hilir mineral strategis di Indonesia telah berkontribusi secara signifikan bagi perekonomian nasional dengan memasok mineral secara luas ke negara-negara lain. Melihat hal tersebut, kesiapan industri dalam negeri dirasa menjadi penting untuk dapat mengembangkan teknologi dalam menerapkan program hilirisasi yang optimum, sehingga dapat mendongkrak perekonomian dengan juga mempertimbangkan nilai strategis dari residu hasil pengolahan dan perlunya kesiapan kebijakan penanganan residu yang tepat.

“Saya berharap tiap-tiap narasumber dan semua yang hadir di sini dapat menyampaikan gagasan sesuai kompetensi masing-masing, sehingga akan dapat memperkaya hasil kajian yang pada akhirnya rekomendasi tepat sasaran kepada pemerintah dalam menjawab optimalisasi hilirisasi mineral dan LTJ,” tutur Reni.

Pada kesempatan tersebut hadir sebagai narasumber Direktur Sumber Daya Energi, Mineral, dan Pertambangan Kementerian PPN/ Bappenas RI Dr. Ir. Yahya Rachmana Hidayat, M.Sc. yang mengangkat topik “Kebijakan Strategis Nasional Mineral dan Logam Tanah Jarang Nusantara dari Sumber Daya, Cadangan, Penambangan, Pengolahan, Industri, Pemasaran untuk keperluan Nasional dan Global”, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI Dr. Ir. Ridwan Djamaluddin, M.Sc. yang mengangkat topik “Kebijakan Minerba tentang Hilirisasi Mineral Strategis dan Logam Tanah Jarang Berdasarkan Data Sumber Daya dan Cadangan Nasional”, Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Rosa Vivien Ratnawati yang mengangkat topik “Kebijakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam Pemanfaatan Material Sisa Proses Mineral dan Tantangan Pengolahan Logam Tanah Jarang”, dan Pejabat Fungsional Analis Kebijakan Pada Direktorat Industri Logam Kementerian Perindustrian Dr. Sri Bimo Pratomo, S.T., M.Eng. yang mengangkat topik “Kebijakan Industri Logam Tanah Jarang Nasional untuk Memenuhi Kebutuhan Nasional dan Global”.

Masing-masing narasumber diharapkan memberikan pengkayaan pada FGD tersebut yang akan memperkaya tim penyusun dalam menyiapkan Lokus kedua nanti ke Provinsi Sulawesi Tenggara dan dilanjutkan Roundtable Discussion yang akan datang.


Wakil Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) Marsdya TNI Wieko Syofyan menerima audiensi dari Bank BTN, Rabu (21/4). Rombongan Bank BTN hadir dipimpin oleh Kepala Kantor Wilayah Jakarta Dewi Fitrianingrum.

Pada kesempatan tersebut, Kepala Kantor Wilayah Jakarta Dewi Fitrianingrum mengucapkan terima kasih atas waktu yang diberikan kepada Bank BTN. Sebagai salah satu bank pemerintah, lanjut Dewi, Bank BTN menjadi bank pemerintah dengan kepemilikan aset nomor 5 terbesar di Indonesia. “Maksud kehadiran kami di sini adalah kami ingin memberikan manfaat untuk seluruh anggota, karyawan, yang ada di setiap institusi,” kata Dewi. Lebih lanjut Dewi meminta izin untuk menyampaikan mengenai manfaat Bank BTN, di antaranya adalah pelayanan perumahan, pelayanan tabungan, dan pelayanan lainnya.

Wakil Gubernur Lemhannas RI Marsdya TNI Wieko Syofyan menyampaikan bahwa Lemhannas RI adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang personelnya berasal dari berbagai latar belakang, yakni TNI, Polri, dan ASN. “Kalau memang ada peluang-peluang dari BTN yang kita bisa manfaatkan, namun tidak mengubah daripada kebijakan yang sudah berjalan, mungkin akan lebih bermanfaat buat personel,” kata Wieko.

 



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749