Plt. Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI Eko Margiyono menerima audiensi dari Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin bertempat di Ruang Tamu Gubernur Lemhannas RI pada Kamis (10/10). Pada kesempatan tersebut turut hadir Direktur Pelayanan PAM Jaya Syahrul; Direktur Umum PAM Jaya Teddy Jiwantara Sitepu; dan Senior Manajer Sekretaris Perusahaan PAM Jaya Yudi Irawan.
Dalam audiensi tersebut didiskusikan terkait hambatan dalam pendistribusian air bersih di wilayah Jakarta. Saat ini PAM Jaya sedang mengusahakan pemerataan pemenuhan kebutuhan air bersih di wilayah Jakarta. “PAM Jaya sedang berusaha menyambung lebih dari 1 juta sambungan yang ekuivalen dengan 6 juta jiwa,” kata Direktur PAM Jaya.
Guna menyukseskan target tersebut, dibutuhkan kerja sama dari berbagai pihak. “Keterlibatan mendiskusikan air bersih tidak hanya disisi pemerintah, tapi perlu aksi kolaborasi. Saya merasa Lemhannas RI bisa membantu,” kata Direktur PAM Jaya. Menurut Direktur PAM Jaya, dibutuhkan kolaborasi pentahelix dalam mewujudkan pemerataan aksesibilitas air bersih. PAM Jaya menargetkan pemerataan aksesibilitas air bersih sudah tercapai pada tahun 2030.
Plt. Gubernur Lemhannas RI menyambut baik niat kolaborasi tersebut. Lebih lanjut, Plt. Gubernur Lemhannas RI menyampaikan agar dikolaborasikan melalui pelaksanaan pengkajian yang bisa menghadirkan beberapa pihak. Dalam diskusi kajian tersebut dapat dicari permasalahan dari hulu ke hilir. “Nanti silakan dijelaskan apa yang menjadi bottleneck, kita coba bedah satu persatu,” ujar Plt. Gubernur Lemhannas RI.
Lebih lanjut, Direktur PAM Jaya menyampaikan bahwa ada beberapa tantangan dalam mengatasi pemerataan aksesibillitas air bersih. Dalam sisi ekonomi, masih banyak masyarakat yang harus membeli air bersih dengan biaya yang tidak murah. Sedangkan dari sisi sosial, Jakarta menjadi sorotan dunia karena masih adanya penjualan air dengan cara dipikul. Sedangkan dalam sisi ekologi, permukaan Jakarta semakin turun dan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menjaga agar porositas air tanah tidak berlebihan. Terakhir adalah efek kesehatan karena banyaknya daerah yang sudah terintrusi air laut.
Selain menghadapi tantangan tersebut, pola pikir masyarakat juga menjadi isu tersendiri. Banyak masyarakat yang menolak dipasangkan pipa karena merasa air merupakan pemberian dari Tuhan Yang Maha Esa yang seharusnya didapatkan dengan gratis. Padahal, yang perlu masyarakat sadari adalah saat pengambilan air tanah diperlukan biaya listrik yang tidak gratis.
Mengetahui kenyataan tersebut, Plt. Gubernur Lemhannas RI memandang dibutuhkannya kampanye tentang air sehat yang tepat sasaran. Pola pikir masyarakat tersebut terbangun karena sudah terbiasa memakai air tanah yang seolah-olah tanpa biaya. Menurut Gubernur Lemhannas RI, edukasi dan kampanya yang tepat sangat dibutuhkan.
Menyoroti kompleksitas tantangan yang dihadapi, tentunya diperlukan upaya bersama dalam mengatasi hal tersebut. Kesadaran untuk berkolaborasi dalam mengatasi masalah-masalah yang ada harus dimiliki semua pihak, bukan hanya PAM Jaya. Lemhannas RI akan berusaha untuk bersama-sama berkolaborasi dengan PAM Jaya dan berbagai pihak dalam mengatasi tantangan-tantangan tersebut.
Turut mendampingi Gubernur Lemhannas RI pada kesempatan tersebut, yakni Tenaga Profesional Bidang Geostrategi dan Ketahanan Nasional Lemhannas RI Dr. Margaretha Hanita, S.H., M.Si.; Direktur Program Pengembangan Pengkajian Lemhannas RI Brigjen TNI Mohamad Rohadi, S.Sos.; Kepala Biro Kerja Sama Lemhannas RI Brigjen TNI (Mar) Raja Erjan H.S. Girsang, S.E., M.M., M.Sc.; dan Kepala Biro Hubungan Masyarakat Lemhannas RI Brigjen TNI Dani Wardhana, S.Sos., M.M., M.Han. (NA/CHP)