Gubernur Lemhannas RI Bahas Perkembangan Geopolitik pada Diklat Sesparlu Angkatan Ke-72 Kementerian Luar Negeri RI
Berita & Artikel Senin, 10 April 2023, 14:40
Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) Andi Widjajanto kembali menjadi narasumber pada Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Sekolah Staf dan Pimpinan Luar Negeri (Sesparlu) angkatan ke-72 dengan tema National Resilience Amidst Current Global, Regional, and Domestic Challenges bertempat di Ruang Serbaguna, Pusdiklat Kemlu, pada Senin (10/4).
Pada kesempatan tersebut, Gubernur Lemhannas RI berbicara tentang Geo V. Geopolitik berevolusi dari Geo I sampai Geo V. Persamaan dari Geo I sampai dengan Geo V adalah adanya keterlibatan negara besar yang memiliki ekspansionis strategis dan fokus di area geografi tertentu dan sumber daya tertentu. Geo V sifatnya connectivity. Pertarungan utamanya hari ini tentang mega proyek. Connectivity besar, kata Gubernur Lemhannas RI.
Lebih lanjut, hal lain yang bisa dilihat adalah tentang geomaritim yang kuncinya di global connectivity. Oleh karena itu, Gubernur Lemhannas RI meminta kepada peserta diklat sesparlu angkatan ke-72 untuk mengantisipasi Geo V dan Geomaritim.
Di era global connectivity, terjadi patahan-patahan global, seperti Belt and Road Initiative, Indo Pacific Economic Framework, North South Corridor, dan lainnya. Komponen inti dari politik global dalam era geopolitik V terletak pada kompetisi untuk konektivitas. Persaingan strategis yang terjadi baru-baru ini antara AS dan Cina adalah ilustrasi kompetisi tersebut.
Beijing telah memulai gerakan Belt and Road Initiative, yang mempromosikan pembangunan infrastruktur dan menempatkan negara di jantung perdagangan Asia. Di sisi lain, AS mengusulkan Indo Pacific Economic Framework yang idenya adalah untuk membangun ekonomi regional yang solid dengan memberlakukan reformasi struktural di negara Asia Pasifik.
Lebih lanjut, Gubernur Lemhannas RI menyampaikan skenario terburuk yang dikhawatirkan, yaitu hegemonic conflict hotspot. Enam wilayah yang rawan menjadi hegemonic conflict hotspot, yakni Laut Cina Selatan, Selat Taiwan, Diaoyou/Senkaku, Semenanjung Korea, Teluk Persia, dan Ukraina. Enam wilayah tersebut adalah wilayah yang sebagian besarnya berlokasi di Asia dengan China yang bertindak sebagai satu revisionis kekuasaan.
Paparan selanjutnya, Gubernur Lemhannas RI menyampaikan proyeksi ekonomi 2023 untuk Indonesia. Proyeksi ekonomi nasional pada tahun 2023 masih menunjukkan tanda positif (4,8%) di tengah tren perlambatan global. Hal tersebut sejalan dengan optimisme para pelaku industri manufaktur yang didukung oleh masih kuatnya permintaan dalam negeri dan inflasi yang terjaga.
Kemudian, Gubernur Lemhannas RI juga menyampaikan kajian-kajian yang menjadi fokus Lemhannas RI. Kajian tersebut di antaranya adalah konsolidasi demokrasi.
Untuk demokrasi, Gubernur Lemhannas RI menyampaikan bahwa dari skor 1 sampai 5, Indonesia berada pada posisi 3 menuju 4. Indonesia membutuhkan pemilu dua kali lagi dengan total tujuh kali pemilu demokrasi untuk menuju demokrasi yang matang.
Lalu, Presiden Joko Widodo juga meminta Lemhannas RI untuk melakukan tiga kajian lain, yakni transformasi digital, ekonomi biru, dan ekonomi hijau. Gubernur Lemhannas RI menyampaikan bahwa tiga hal tersebut akan jadi fokus Lemhannas RI pada tahun 2024 ke atas. Teman-teman diplomat harus memikirkan bagaimana kita melakukan kolaborasi ini dengan negara lain, tutur Gubernur Lemhannas RI.
Tentang ekonomi biru, optimismenya adalah jika Indonesia bisa mengembangkan Maluku, Papua, Riau, dan Mentawai menjadi tempat penangkapan ikan, maka Indonesia akan menjadi negara penghasil makanan laut nomor 3 dunia. Sedangkan pada ekonomi hijau, Gubernur Lemhannas RI menekankan kepada peserta harus mulai akrab dengan carbon trading.
Sejalan dengan hal-hal di atas, Gubernur Lemhannas RI berpesan agar kolaborasi untuk membangun industri-industri tersebut bisa dicari karena hal tersebutlah yang akan menjadi inti lompatan ekonomi Indonesia 2045.
Lalu tentang pembangunan IKN, IKN diharapkan mendorong pemerataan akses serta pertumbuhan semua wilayah Indonesia karena divisikan menjadi kota dunia yang berkelanjutan dengan konsep smart, green, blue city, serta hub bagi perekonomian nasional dan regional.
Kunci untuk mewujudkan semua hal tersebut adalah pembangunan manusia. Periode bonus demografi menjadi peluang besar bagi Indonesia untuk mewujudkan visi sebagai negara maju di tahun 2045. Optimisme tentang adanya bonus demografi ini diramalkan akan terjadi pada tahun 2030-2036 lewat generasi milenial ke bawah dan kelompok perempuan.
Mengakhiri paparannya, Gubernur Lemhannas RI menyampaikan bahwa hari ini Indonesia ada di kuadran 4 (black swan/worst case) dan harus bergerak ke kuadran 1 (white swan/best). Hari ini tugas kami di Lemhannas membuat kajian ke Presiden untuk membunuh angsa hitamnya, pungkas Gubernur Lemhannas RI.
Gubernur Lemhannas RI berpesan kepada para peserta diklat sesparlu angkatan ke-72 agar terus meningkatkan kewaspadaan pada permasalahan strategis baik global, nasional maupun regional lalu menyiapkan skenario terburuk beserta mitigasinya. (SP/CHP)
        


