Cetak

Hadiri Seminar Umum Unhan, Gubernur Lemhannas RI Bahas Geo X

Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) Andi Widjajanto hadir sebagai narasumber pada seminar umum Fakultas Manajemen Pertahanan Universitas Pertahanan (Unhan) Republik Indonesia secara virtual pada Rabu (28/9). Acara seminar tersebut membahas terkait manajemen pertahanan dalam menghadapi eskalasi ancaman global dampak perang Rusia dan Ukraina.

“Kesiapan pengelolaan sumber daya nasional dalam bidang pertahanan merupakan langkah strategis agar sistem pertahanan negara yang bersifat semesta dapat terwujud guna menghadapi berbagai ancaman militer dan non militer yang dapat mengganggu stabilitas nasional,” kata Rektor Universitas Pertahanan RI Laksdya TNI Prof. Dr. Ir. Amarulla Octavian, S.T., M.Sc., DESD., ASEAN Eng saat membacakan sambutan. Rektor Universitas Pertahanan RI juga menyampaikan bahwa seminar umum yang berlangsung merupakan bagian dari proses pembelajaran di Universitas Pertahanan RI yang bertujuan menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman kepada para mahasiswa serta memberi gambaran implementasi ilmu yang telah didapat untuk melakukan penelitian di bidang pertahanan. Lebih lanjut, Rektor Universitas Pertahanan RI juga menyampaikan bahwa meletusnya perang antara Rusia dan Ukraina menjadi ancaman faktual terhadap potensi pertahanan suatu negara. Adapun kondisi dinamis dari dampak perang Rusia dan Ukraina menyebabkan negara-negara harus bisa menyesuaikan diri dengan dampak yang terjadi.

Acara yang dimoderatori oleh Dosen Fakultas Manajemen Pertahanan Prof. Dr. Ir. H. Surachman Surjaatmadja, M.M. tersebut turut menghadirkan dua narasumber lain, yakni Staf Ahli Bidang Politik, Pertahanan, dan Keamanan Kementerian Sekretariat Negara RI Prof. Dr. H. Dadan Wildan Anas, M.Hum. yang membahas manajemen ketahanan nasional menghadapi kondisi dinamis geopolitik dampak perang Rusia dan Ukraina dan Menteri Kelautan dan Perikanan RI (2001-2004) yang membahas blue economy sebagai geopolitik dan geostrategi perwujudan poros maritim dunia dan penguatan pertahanan negara.

Gubernur Lemhannas RI memberikan paparan berjudul Geo X. Gubernur Lemhannas RI menyampaikan saat ini kita memasuki era Geo V yang artinya masuk ke konektivitas karena kuncinya adalah rantai pasok dan infrastruktur. Terkait geomaritim, Gubernur Lemhannas RI menyampaikan bahwa kita melihat evolusinya berdasarkan evolusi penguasaan maritim kolonialisme yang mengandalkan sumber daya terutama di masa geomaritim 1 dan 2 dimasa Spanyol dan Portugal, kemudian di kekaisaran Inggris Empire dan berlanjut sampai kekuatan geomaritime didominasi oleh Amerika Serikat. “Lalu yang sekarang, yang X adalah kita melihat seperti revolusi geopolitik besarnya munculnya konektivitas, munculnya teknologi baru, munculnya infrastruktur global dan rantai pasok,” tutur Gubernur Lemhannas RI.

Kemudian, Gubernur Lemhannas RI menyampaikan sekitar 80% (delapan puluh persen) perdagangan global dikapalkan melalui laut yang menggambarkan peran penting transportasi laut. Global Intelligence Services (GIS) mengidentifikasi delapan titik choke points dunia. Dalam konteks perdagangan maritim, selat atau kanal ini biasanya terletak di lokasi yang strategis dan memiliki volume lalu lintas yang tinggi. Dalam praktiknya, titik-titik vital tersebut menimbulkan beberapa risiko baik struktural maupun risiko geopolitik.

Lebih lanjut, Gubernur Lemhannas RI menyampaikan Indonesia juga harus mengamati beberapa konsep baru yang saat ini sedang dikerjakan negara-negara utama. “Hari ini sudah mulai dipelajari tentang multi domain operation, operasi lintas medan,” tutur Gubernur Lemhannas RI. Inti dari multi domain operation adalah memastikan kebebasan bermanuver terutama pasukan-pasukan darat Amerika Serikat dari unit ringan sampai unit beratnya yang ingin dikembangkan oleh angkatan darat Amerika Serikat, sehingga mereka mengembangkan konsep multi domain operation. Gubernur Lemhannas RI juga menyampaikan bahwa kita perlu mempelajari target di tahun 2028 untuk memiliki angkatan bersenjata baru dan angkatan darat baru yang mampu untuk menjamin kebebasan manuver.

Terkait ekonomi, Gubernur Lemhannas RI menyampaikan Indonesia hari ini tidak berada di kuadran yang ideal. Gubernur Lemhannas RI juga mengatakan kita harus bisa mencari terobosan ekonomi seperti ekonomi digital, ekonomi hijau, dan ekonomi biru. (SP/CHP)