Gubernur Lemhannas RI Bahas Dinamika Lingkungan Strategis di Apel Komandan Satuan Kopassus

Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) Andi Widjajanto menjadi narasumber dalam Apel Komandan Satuan Kopassus T.A. 2022 yang mengangkat judul “Membangun Komandan Satuan Kopassus yang Tangguh Guna Menjamin Terwujudnya Prajurit & Satuan Kopassus yang Profesional & Sejahtera sebagai Pilar TNI AD” bertempat di Aula Ricky Samuel, Pusat Pendidikan Kopassus, Bandung, Jawa Barat, pada Senin (30/05).

Mengawali paparannya, Gubernur Lemhannas RI mengatakan bahwa pada 20 Mei 1965 Lemhannas RI diarahkan menjadi sekolah geopolitik. Geopolitik pada dasarnya adalah pertarungan kekuatan di area geografi tertentu. Saat 20 Mei 1965 geopolitik yang terjadi adalah geopolitik perang dingin ideologi antara negara barat dan timur yang membawa pengaruh terhadap politik di Indonesia. 

Pada kesempatan tersebut Gubernur Lemhannas RI menjelaskan evolusi konseptual geopolitik dari Geopolitik I sampai Geopolitik V. “Geopolitik sudah berevolusi menjadi Geopolitik 5.0. Pada Geopolitik 5.0 yang terjadi adalah pertarungan konektivitas bagaimana dunia terhubung satu sama lain mengenai rantai pasok (supply chain) dan pertarungan yang terjadi mengenai infrastruktur,” kata Gubernur Lemhannas RI Andi Widjajanto dalam paparannya. Untuk menuju persiapan ke Geopolitik 5.0, Gubernur Lemhannas RI Andi Widjajanto menyampaikan beberapa isu yaitu isu strategis regional kerangka arsitektur geopolitik, isu strategis regional konflik Laut Tiongkok Selatan,  isu strategis regional rivalitas konektivitas global, konflik gray zone, kerawanan nasional ancaman siber, kerawanan nasional instabilitas domestik, kerawanan nasional ancaman kerawanan lingkungan, kerawanan nasional ancaman kesehatan lautan, dan ketahanan menangkal kerawanan nasional.

Selanjutnya pada dimensi siber menciptakan kerawanan baru dalam dinamika pertahanan global. “Saat ini Indonesia masih ada pada level oranye sehingga kapasitas perlu ditingkatkan untuk menurunkan resiko serta menanggulangi serangan siber, khususnya yang mengganggu keberlangsungan negara,” tutur Gubernur Lemhannas RI Andi Widjajanto. Mencermati hal tersebut saat ini sedang disiapkan RUU kebijakan dan ketahanan siber karena area siber menjadi salah satu titik utama pada Geopolitik 5.0.

Penyampaian materi lebih lanjut mengenai ancaman kerawanan lingkungan. “Indonesia belum berada pada level indeks yang kita inginkan. Masih banyak pekerjaan yang harus dikerjakan mulai dari hal kecil seperti kebersihan lingkungan sampai hal yang berat seperti pencemaran logam berat sampai hal sulit yaitu kesehatan samudra,” tutur Gubernur Lemhannas RI Andi Widjajanto. Dengan demikian, kerawanan lingkungan menjadi satu dimensi yang perlu disoroti dalam pembahasan ketahanan nasional. Tantangan lain untuk menuju ekonomi hijau dan ekonomi biru adalah Indonesia harus memiliki sertifikasi hijau dan sertifikasi biru. (NA/CHP)



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749