Cetak

Gubernur Lemhannas RI Bahas Ketahanan Nasional di Era Digital

“Pada dasarnya dimensi siber hari ini sudah menjadi salah satu dimensi baru dalam pertahanan keamanan,” kata Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) Andi Widjajanto. Hal tersebut disampaikan saat Gubernur Lemhannas RI menjadi pembicara kunci pada APDI National Webinar Series #3 Year 2022 "Digital Transformation to Support Data Management, Utilization, and Security Towards Advanced Indonesia 2045" yang diselenggarakan Asosiasi Pemimpin Digital Indonesia (APDI) yang diselenggarakan secara virtual pada Rabu, 25 Mei 2022.

Gubernur Lemhannas RI menyampaikan tentang Ketahanan Nasional di Era Digital. Menyoroti perkembangan dewasa kini, Gubernur Lemhannas RI memandang bahwa dimensi siber yang semula hanya menjadi instrumen operasional dari masing-masing matra (darat, laut, dan udara), saat ini sudah menjadi matra yang berdiri sendiri. Sejalan dengan hal tersebut kondisi siber juga berpengaruh ke berbagai dimensi, di antaranya politik dan ekonomi.

Dalam dimensi politik, data Kepios Analytics menunjukkan bahwa pertumbuhan pengguna media sosial semakin lama semakin tinggi. “Ini bermasalah dengan adanya budaya politik tentang literasi politik siber,” kata Gubernur Lemhannas RI. Pada dimensi ekonomi, saat ini sudah memasuki revolusi industri 4.0 dimana adanya upaya lompat dari industrialisasi menuju digital siber berbasis otomatisasi, big data, dan smart system. Perdagangan jasa di ruang siber juga terus meningkat dan penjualan e-commerce ritel, baik Indonesia maupun dunia, juga naik secara signifikan.

“Untuk mengatasi relevansi-relevansi dunia siber, yang bisa dilakukan adalah bagaimana kita memperkuat dimensi siber sebagai kekuatan bagi kita,” tutur Gubernur Lemhannas RI. Dalam memperkuat dimensi siber ada beberapa hal yang dapat dilakukan, yakni peningkatan penetrasi internet global Indonesia yang saat ini masih dalam level rendah-sedang, meratakan ketersediaan jaringan 4G nasional yang saat ini masih belum merata, mendata setiap tahun skor indeks kesiapan jejaring, dan mengetahui kapasitas jejaring Indonesia yang masih menjadi tugas ke depan.

Lebih lanjut, Gubernur Lemhannas RI menyampaikan bahwa Indonesia sudah memiliki peta jalan pembangunan siber nasional, yakni Indonesia Digital Nation diantaranya melalui Palapa Ring dan Proyek Satelit Multifungsi (SMF) SATRIA-1. “Kita sudah punya peta jalan untuk menjadi bangsa digital dimulai dari pemerintah digital lalu paralel dengan masyarakat digital,” kata Gubernur Lemhannas RI.

Menurut Gubernur Lemhannas RI, untuk mencapai transformasi digital maka pembangunan harus dilakukan beriringan. Di saat bersamaan harus bisa mengadopsi teknologi dan menyiapkan Sumber Daya Manusia. Dalam hal ini Lemhannas RI mengusulkan membangun ketahanan nasional siber yang berkaitan dengan tata kelola. Hal tersebut dimulai dengan menyiapkan tata kelola krisis kerentanan, lalu beranjak ke tata kelola institusi siber dan tata kerja institusinya, kemudian melengkapi regulasi, selanjutnya menjalankan koordinasi antarorganisasi terkait seperti Kominfo, Kemhan, BSSN, dan Menkopolhukam.

Dari segi operasional diharapkan dapat menghadirkan 121 Computer Security Incident Response Team (CSIRT) yang saat ini baru tercapai 50, kemudian dari sisi sumber daya diharapkan dapat menyiapkan 9 juta digital talent, dan dari sisi teknologi bersiap dengan quantum computer, blockchain, independent internet infrastructure, artificial intelligence, dan data center local. (NA/CHP)