Peserta Program Pendidikan Singkat Angkatan 23 Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (PPSA 23 Lemhannas RI) mengikuti outbound bertempat di Ciawi, Bogor pada 17 Mei 2021 sampai 19 Mei 2021.

Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), khususnya pada hal kepemimpinan, semakin dibutuhkan di tengah pandemi. Untuk menghadapi tantangan yang semakin besar dan dalam rangka meningkatkan kekompakan antarpeserta Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) 23, Deputi Pendidikan Pimpinan Tingkat Nasional Lemhannas RI menyelenggarakan outbound sebagai pendukung proses penanaman mental, pengetahuan, dan keterampilan dengan pendekatan serta metode yang kreatif dalam menyikapi perubahan.

Dalam outbound dengan tema “Antusiasme dan Produktivitas dalam Kebersamaan” tersebut, peserta akan diberikan persoalan-persoalan berupa tantangan-tantangan yang cukup bervariasi sehingga memerlukan kesiapan, kecerdasan, dan kemampuan berpikir para peserta untuk menyelesaikannya. Berbeda dengan outbound sebelumnya, outbound kali ini dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19, sehingga diterapkan protokol kesehatan secara ketat. “Outbound bertujuan untuk lebih meningkatkan rasa kekompakan dan kebersamaan sesama peserta, sehingga terwujud hubungan personal yang kuat di antara peserta, baik selama proses pendidikan maupun setelah selesai mengikuti pendidikan di Lemhannas RI,” kata Deputi Pendidikan Pimpinan Tingkat Nasional Mayjen TNI Sugeng Santoso, S.I.P.

“Laksanakan kegiatan outbound dengan semangat dan tetap memperhatikan faktor keamanan serta terapkan protokol kesehatan selama kegiatan,” ujar Sugeng. Untuk mendukung pelaksanaan outbound dapat berjalan dengan baik, lancar, aman, dan mencapai sasaran yang diharapkan, Sugeng mengimbau kepada para peserta untuk selalu mengikuti semua petunjuk dari narasumber, peraturan, dan ketentuan yang berlaku. “Saya juga berharap kepada peserta untuk dapat melaksanakan kegiatan ini dengan baik, profesional, dan proporsional sehingga dapat memberikan manfaat,” tutur Sugeng.


Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) mengadakan jam pimpinan dalam rangka menyambut peringatan Hari Ulang Tahun ke-56 Lemhannas RI, Senin (10/5). Jam pimpinan tersebut dipimpin langsung oleh Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo. Dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19, kegiatan tersebut diselenggarakan secara tatap muka hanya untuk sejumlah pejabat Eselon I, II, dan III bertempat di Auditorium Gadjah Mada Lemhannas RI, sedangkan personel yang tidak mengikuti secara tatap muka dapat mengikuti secara virtual.

Pada kesempatan tersebut, Agus menyampaikan capaian Lemhannas RI dalam tahun 2020 dan menyampaikan rencana kegiatan tahun 2021. Capaian dalam bidang pendidikan, Lemhannas RI telah melaksanakan Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) 60 dan PPRA 61 dengan jumlah peserta 200 orang. Selanjutnya bidang pemantapan nilai-nilai kebangsaan telah dilaksanakan Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan yang diikuti 500 peserta, Pelatihan Untuk Pelatih yang diikuti 900 peserta, dan Dialog Wawasan Kebangsaan yang diikuti 100 peserta. Dalam bidang pengkajian strategik, Lemhannas RI telah menyusun 8 kajian dan melaksanakan Jakarta Geopolitical Forum ke-4 dengan tema “Geopolitical Landscape in The Covid-19 Era”.

Kemudian Pusat Laboratorium Lemhannas RI pada tahun 2020 telah melaksanakan diseminasi hasil pengukuran ketahanan nasional di empat provinsi, pengukuran indeks ketahanan nasional dan integrasi data tahap 5 di tiga provinsi, serta menyusun buku laporan ketahanan nasional tahun 2020. Lemhannas RI juga menyelenggarakan penguatan kapasitas personel Lemhannas RI dalam rangka Making Indonesia 4.0 dengan 2 kali pelaksanaan, angkatan pertama diikuti 45 peserta dan angkatan kedua diikuti 42 peserta. Pada tahun 2020 Lemhannas RI juga menulis 3 buku, yakni Buku Kiprah Lemhannas RI, Buku Indonesia Menoedjoe 2045: SDM Unggul adalah Koentji, dan Buku Skenario Indonesia 2035 yang diikuti oleh Skenario Lemhannas RI 2035.

Lebih lanjut Agus menyampaikan capaian dari sisi program dukungan manajemen. Dalam keterbukaan informasi publik, Lemhannas RI meraih peringkat ke-3 pada Kategori Cukup Informatif dengan nilai 77,3. Kemudian penilaian Lemhannas RI dalam bidang penilaian atas kinerja anggaran Kementerian/Lembaga (K/L) oleh Kementerian Keuangan RI menunjukkan hal yang cukup memuaskan, yakni Nilai Indikator Pelaksanaan Anggaran (IKPA) sebesar 88,10, Nilai Evaluasi Kinerja Anggaran (EKA) 96,49, mencapai peringkat 4 dari 53 K/L dengan Pagu di bawah Rp2,5 Triliun, dan menduduki peringkat 6 dari 86 K/L secara nasional. Dalam bidang pengawasan kearsipan, Lemhannas RI meraih kategori BB (Sangat Baik) dengan nilai 77,63. Pada bidang evaluasi atas reformasi birokrasi meraih kategori baik dengan nilai 67,15. Lemhannas RI juga memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas laporan keuangan selama 5 tahun berturut-turut.

“Hasil ini bisa dikatakan boleh kita banggakan dan merupakan hasil kerja dan kerja sama dari seluruh jajaran Lemhannas RI,” kata Agus. Pada kesempatan tersebut, Agus juga menyampaikan bahwa ketentuan-ketentuan yang dipersyaratkan oleh lembaga pengawas atau lembaga pemeriksa hendaknya tidak dijadikan sebagai beban, tetapi dijadikan sebagai tolok ukur yang sebenarnya diharapkan dari Lemhannas RI. Agus juga berharap setiap personel Lemhannas RI mencoba untuk mencapai kriteria dan target yang ditentukan.

Selanjutnya Agus menyampaikan rencana kegiatan pada tahun 2021. Lemhannas RI pada 2021 menyelenggarakan PPRA 62 dan Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) 23, melaksanakan program pengkajian dan pemantapan nilai-nilai kebangsaan, menyelenggarakan Jakarta Geopolitical Forum ke-5, menerbitkan buku Indonesia 2045 yang berkolaborasi dengan Kompas dan CSIS serta Buku Skenario Lemhannas RI 2035, dan mengalihkan kegiatan Studi Strategis Luar Negeri (SSLN) menjadi Studi Lapangan Tentang Isu-Isu Nasional. “SSDN itu utamanya adalah objek-objeknya, tapi kalau ini kita temukan dulu isu-isunya,” kata Agus.

“Banyak capaian dalam tahun 2020, capaian tidak boleh membuat kita lengah,” ujar Agus. Menurut Agus masih banyak yang dapat disempurnakan. Agus juga mengimbau personel Lemhannas RI untuk meningkatkan komunikasi dua arah pada pimpinan tingkat menengah ke bawah guna meningkatkan kinerja dan kualitas manajemen lembaga. “Bangun jiwa korsa dan solidaritas antarelemen dalam lembaga dalam kaidah ketaatasasan organisasi,” kata Agus.


Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo memberikan pengarahan kepada Peserta Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) 23 Lemhannas RI, Selasa (11/5).

Pada kesempatan tersebut, Agus menyampaikan tujuan pendidikan Lemhannas RI, yakni memantapkan kader pimpinan tingkat nasional yang berkarakter negarawan dan membentuk pimpinan tingkat nasional yang berwawasan kebangsaan, berpikir strategis, serta terampil dalam memecahkan masalah pada lingkup nasional, regional, dan global. Lebih lanjut Agus menyampaikan bahwa pendidikan di Lemhannas RI kini sudah semakin mengarah kepada bentuk konkret yang dapat diwujudkan. “Kita sudah harus lebih membiasakan diri untuk mengubah dari paradigma abstrak, jargon-jargon, semboyan-semboyan, konsep-konsep ke dalam bentuk konkret yang bisa kita ukur dan sebetulnya bisa kita wujudkan,” kata Agus.

Oleh karena itu, Agus menjelaskan bahwa penyampaian materi dalam proses belajar mengajar mengandung pemecahan masalah dan semakin dipertajam pada arah tersebut. Hal tersebut bertujuan agar proses belajar mengajar dapat membekali peserta dengan kemampuan berpikir kritis untuk memecahkan masalah-masalah pada tingkat strategis.

Tujuan pendidikan kemudian dijabarkan ke dalam sasaran pendidikan. Sasaran pendidikan Lemhannas RI yang pertama, yaitu terwujudnya pemimpin tingkat nasional yang berkarakter nilai-nilai kebangsaan meliputi empat konsensus dasar bangsa dengan cakrawala pandang operasional wawasan nusantara, ketahanan nasional, dan kewaspadaan nasional. Kemudian sasaran pendidikan lainnya adalah terwujudnya pemimpin yang terampil dalam memecahkan masalah-masalah strategis dan mampu memberikan saran kepada pemerintah tentang kebijakan pada tingkat strategis dengan berpusat pada nilai-nilai kebangsaan. “Sasaran pendidikan merupakan penjabaran dari tujuan pendidikan dan sudah memuat rumusan-rumusan yang sifatnya konkret yang nantinya diwujudkan dan dipertanggungjawabkan,” ujar Agus.

Kemudian Agus juga menjelaskan mengenai konstruk operasional pendidikan di Lemhannas RI. Peserta dipacu berpikir kritis dan strategis sehingga proses belajar mengajar berpusat pada peserta aktif yang diberikan studi kasus aktual. Proses belajar mengajar di Lemhannas RI tidak menjadikan peserta hanya datang, duduk, dan mendengar, tetapi akan diajak untuk mencari solusi dan jawaban atas permasalahan. Hal tersebut akan diuji dalam implementasi bagaimana peserta menerapkan solusi dalam sebuah studi kasus yang pernah terjadi secara aktual. Tujuan hal tersebut adalah guna menghubungkan antara kerangka teoretis dengan praktik di lapangan, Menurut Agus, dalam kenyataan di lapangan nantinya kedua hal tersebut harus disambungkan oleh jembatan yaitu teori adalah landasan fondasi untuk melaksanakan praktik dan tidak ada teori yang hanya disimpan tanpa dipraktikkan. “Tidak ada praktik yang langsung jadi tanpa melalui teori,” kata Agus.


Wakil Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) Marsdya TNI Wieko Syofyan didampingi Tenaga Profesional Bidang SKA dan Ketahanan Nasional Lemhannas RI Prof. Dr. Ir. Dadan Umar Daihani, D.E.A. dan Kepala Biro Kerja Sama dan Hukum Lemhannas RI Laksma TNI Sri Widodo, S.T., CHRMP serta Perencana Ahli Madya Direktorat Pertahanan Keamanan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Firdini melakukan audiensi dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) bertempat di Gedung Arimurti, Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) Purnawarman, Jakarta, Jumat (7/5). Dalam kesempatan tersebut, LPDP dipimpin langsung oleh Direktur Utama LPDP Andin Hadiyanto yang didampingi oleh Direktur Keuangan dan Umum LPDP Emmanuel Agust Hartono dan Direktur Beasiswa LPDP Dwi Larso.

Mengawali audiensi, Wakil Gubernur Lemhannas RI Marsdya TNI Wieko Syofyan menyampaikan ucapan terima kasih atas kesempatan audiensi yang diberikan. Selanjutnya, Wieko menjelaskan bahwa Lemhannas RI di samping merupakan suatu Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang berada langsung di bawah Presiden, memiliki tugas sebagai lembaga pendidikan untuk calon-calon pimpinan bangsa. “Dapat dikatakan bahwa Lemhannas RI menjadi salah satu lembaga yang memiliki tanggung jawab untuk membentuk karakter seorang pemimpin nasional. Oleh karena itu, Lemhannas RI berharap dapat semakin memaksimalkan program Lemhannas-Inter Universities Network (L-IUN),” ujar Wieko.

“Kami mendapat informasi bahwa ini semua sudah diarahkan ke LPDP untuk kegiatan beasiswa pasca sarjana S2. Kami juga membuat komunikasi dengan pihak Bappenas, bahwa kegiatan kerja sama program pasca sarjana S2 untuk ketahanan nasional di Bappenas merupakan satu prioritas,” ujar Wieko.

“Kami di Bappenas mendukung Lemhannas RI, melalui L-IUNnya, untuk bisa mendapatkan dukungan pembiayaan menggunakan mekanisme LPDP,” kata Perencana Ahli Madya Direktorat Pertahanan Keamanan Kementerian PPN/Bappenas Firdini. Lebih lanjut Firdini menyampaikan bahwa program tersebut berhubungan dengan Prioritas Nasional nomor tiga, yakni pembangunan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan berdaya saing. Firdini berpendapat bahwa pembangunan Sumber Daya Manusia yang memiliki pemahaman substansi terkait ketahanan nasional sangat dibutuhkan.

Direktur Beasiswa LPDP Dwi Larso dalam kesempatan tersebut menjelaskan bahwa LPDP menyelenggarakan 3 jenis beasiswa. Pertama untuk publik yang terbuka untuk umum di mana setiap warga negara boleh mengikuti seleksi dan akan diarahkan kepada universitas-universitas terbaik di dunia maupun di Indonesia. Kedua adalah jenis dengan target yang mengarah kepada area-area yang dianggap memberikan dampak langsung bagi pembangunan bangsa, seperti profesi PNS, TNI, Polri, dan pelaku-pelaku kewirausahaan. “Saya pikir ini nanti programnya Lemhannas RI saat ini masuk juga di area-area seperti ini, di mana kita menarget spesifik sasaran kemudian memberikan pengayaan,” kata Dwi.

Menurut Dwi, Lemhannas RI dapat memberikan pengayaan tentang ketahanan nasional yang berbeda dengan siswa-siswa yang reguler sehingga ada pengayaan silang antaruniversitas. “Ini menurut saya program-program yang memang harus kita arahkan untuk prioritas,” ujar Dwi. Jenis beasiswa ketiga adalah jenis afirmasi yang terdiri dari difabel, prasejahtera, dan daerah-daerah yang perlu diafirmasi untuk mengurangi kesenjangan.

Pada kesempatan tersebut Direktur Keuangan dan Umum LPDP Emmanuel Agust Hartono menyampaikan beberapa catatan agar program tersebut dapat sejalan dengan skema LPDP, seperti apakah program ini akan terbuka untuk umum atau kekhususan dengan membutuhkan persetujuan dari dewan penyantun dan hal lainnya. Emmanuel juga menyampaikan bahwa agar data-data dapat disusun lebih dalam sehingga tercipta konsep yang tepat.



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749