Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) meresmikan Ruang Gatra Lokananta, Kamis (20/05). Ruang Gatra Lokananta merupakan tali asih dari Alumni Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) 21 sebagai wujud terima kasih kepada almamater.

“Selamat ulang tahun untuk Lemhannas. Hari ini, esok, dan masa depan Lemhannas lebih baik,” kata Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Komjen Pol. Firli Bahuri, M.Si. menyampaikan sambutannya mewakili Alumni PPSA 21. Lebih lanjut Firli menyampaikan bahwa telah banyak yang diberikan oleh Lemhannas RI kepada para alumni selama masa pendidikan. Hal tersebut menjadi dorongan Alumni PPSA 21 untuk memberikan apresiasi kepada Lemhannas RI berupa ruang rekreasi dengan nama Ruang Gatra Lokananta. “Nilainya saya yakin jauh lebih kecil bilamana dibandingkan dengan apa yang telah diberikan Lemhannas kepada kami semua PPSA 21,” ujar Firli.

Lebih lanjut Firli juga menyampaikan apa yang pernah disampaikan Gubernur Lemhannas RI ketika PPSA 21 masih menjalani masa pendidikan, yakni Lemhannas RI bukanlah tempat untuk bersaing, Lemhannas RI bukanlah tempat untuk mengadu siapa yang paling pintar. Tetapi, Lemhannas RI adalah tempat untuk menimba ilmu, menambah wawasan, dan menambah nilai lebih sehingga saat selesai pendidikan dari Lemhannas RI, alumni memiliki nilai tambah sebagai pimpinan strategik tingkat nasional. “Terima kasih kepada Lemhannas. Begitu banyak yang telah diberikan kepada kami, kami tak mampu membalasnya,” kata Firli.

Pada kesempatan yang sama, Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo menyampaikan ucapan terima kasih kepada Alumni PPSA 21. Lebih lanjut Agus menyampaikan bahwa jiwa semangat yang disampaikan oleh Alumni PPSA 21 sebagai tali asih kepada Lemhannas RI berada dalam semangat dan marwah pergaulan yang ringan, bukan suatu hal kaku. “Saya yakin itu akan sangat berguna, bermanfaat bagi kami,” kata Agus.

Walaupun mengikuti pendidikan pada tahun 2017 dan tahun silih berganti, alumni PPSA 21 masih menambatkan hatinya di Lemhannas RI hingga mewujudkan rasa terima kasih dengan pemberian tali asih berupa Ruang Gatra Lokananta. Berjumlah 81 orang, alumni PPSA 21 mengabdikan diri diberbagai bidang tugas diantaranya adalah Kapolri Jenderal Pol. Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si, Ketua KPK Komjen Pol. Firli Bahuri, M.Si, Ketua BNN Periode 2018-2020 Komjen Pol. (Purn) Drs. Heru Winarko, S.H., Sestama Lemhannas RI Periode 2016-2018 Komjen Pol. (Purn) Drs. Arif Wachyunadi, Pangkostrad Letjen TNI Eko Margiyono, M.A., Wakil Gubernur Lemhannas RI Marsdya TNI Wieko Syofyan, Asrena Kasal Laksda Muhammad Ali, S.E., M.M., Wakil Ketua KPK RI Lili Pintauli Siregar, S.H., M.H, dan Deputi Pengkajian Strategik Lemhannas RI Prof. Ir. Reni Mayerni, M.P.


Selain melaksanakan Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-56 Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI), dalam rangkaian peringatan HUT ke-56 Lemhannas RI turut diadakan Syukuran bertempat di Ruang Hening, Gedung Trigatra Lemhannas RI, Kamis (20/05). Syukuran tersebut hanya dihadiri oleh perwakilan pejabat Lemhannas RI dan pengurus Persatuan Istri Anggota (Perista) Lemhannas RI, sedangkan personel Lemhannas RI lainnya dapat menyaksikan secara virtual.

Dalam syukuran tersebut, dilakukan pemotongan tumpeng oleh Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo yang didampingi oleh Wakil Gubernur Lemhannas RI Marsdya TNI Wieko Syofyfan dan Sekretaris Utama Lemhannas RI Komjen Pol. Drs. Purwadi Arianto, M.Si. Tumpeng tersebut secara simbolis diberikan kepada pegawai tertua Lemhannas RI, yaitu Sukino, S.E., M.Sc. yang berdinas sebagai Kasi Ren Ekskultadik Subdit Giat Ekskultadik Dirbintadik Dedipimkatnas dan pegawai termuda Lemhannas RI, yakni Tasha Devana Febiola, A.P.Kb.N. yang bekerja sebagai Pengadministrasi Keuangan Subbag Pullahta Bagian Sisinfo Biro Telematika Settama Lemhannas RI. Kegiatan ditutup dengan doa bersama dan ramah tamah.

Rangkaian kegiatan HUT Lemhannas RI tahun ini, antara lain ziarah ke Taman Makam Pahlawan Kalibata, jam pimpinan, berbagai lomba seperti vlog Ketahanan Nasional dan paduan suara,  lomba administrasi dan reformasi birokasi,  penyerahan bantuan sosial, gelar output unit kerja, upacara peringatan, serta Peresmian Monumen Bung Karno di halaman depan Lemhannas RI.


Dalam rangkaian peringatan hari lahir ke-56 Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI), dilaksanakan peresmian Monumen Bung Karno oleh Presiden ke-5 Republik Indonesia Dr. (H.C.) Megawati Soekarnoputri, Kamis (20/05). Monumen Bung Karno sedang membaca buku tersebut memiliki pesan agar generasi penerus anak bangsa tetap mengasah ilmu dan menambah wawasan, sesuai pesan Bung Karno bahwa membaca tidak berhenti pada membaca, tapi harus berbuah.

“Monumen Bung Karno ini melambangkan kebiasaan Bung Karno membaca buku yang memberikan dasar pengetahuan dan keluasan wawasan bagi pembuatan keputusan dan kebijakan dalam berbagai rumusan gagasan beliau,” kata Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo. Lebih lanjut, Agus menyampaikan bahwa Presiden Soekarno mendirikan Lemhannas RI di tengah polarisasi dunia yang berdampak pada kehidupan nasional yang penuh ketidakstabilan. Lemhannas RI menjadi tempat yang bersejarah di mana Presiden Pertama Indonesia Ir. Soekarno  berhasil mendirikan suatu lembaga pendidikan tinggi pertahanan untuk membentuk dan mengembangkan tenaga-tenaga pembina baik sipil maupun militer, pada tingkat politik strategi pertahanan nasional. Bagi Bung Karno, berdirinya Lemhannas RI merupakan wujud dari konsepsi untuk mencapai Indonesia yang sepenuhnya berdaulat serta mampu meletakkan dasar-dasar pertahanan dan keamanan yang sesuai dengan geopolitik dan kultur bangsa indonesia.

“Sejak awal terbentuknya,  Bung Karno tidak hanya menempatkan Lemhannas RI sebagai kawah candradimuka-nya calon pemimpin,  tetapi juga sebagai think tank  yang berlandaskan pada posisi strategis geopolitik Indonesia,” ujar Agus.

Mengakhiri sambutannya, Agus kembali mengingatkan bahwa monumen Dr. (H.C) Ir. Soekarno sejatinya adalah representasi nilai semangat dan jiwa perjuangan bangsa Indonesia dengan meneladani semangat dan perjuangan Dr. (H.C.) Ir.  Soekarno  yang merupakan founding father bangsa Indonesia. Agus juga mengajak seluruh elemen untuk menjaga komitmen bersama melalui pelaksanaan peran dan fungsi Lemhannas RI dalam upaya menjamin kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Bagi saya, Lemhannas tidaklah asing. Bung Karno, Proklamator Kemerdekaan Indonesia berulang kali menyampaikan kepada saya, bagaimana mewujudkan Indonesia yang sepenuhnya berdaulat dan mampu meletakkan dasar-dasar pertahanan dan keamanan yang sesuai dengan geopolitik dan kultur Indonesia,” kata Presiden ke-5 Republik Indonesia Dr. (H.C.)  Megawati Soekarnoputri.

Mewakili keluarga Besar Bung Karno, Megawati mengucapkan terima kasih atas dibuatnya monumen Bung Karno yang merupakan Presiden pertama Republik Indonesia, proklamator, pahlawan nasional. Megawati berharap ketika seseorang melihat monumen tersebut, maka akan mengingatkan kepada ajaran dan pengabdian Bung Karno kepada bangsa Indonesia serta menginspirasi generasi penerus untuk meneruskan usaha memajukan Indonesia. “Patung Bung Karno ini menunjukkan ikon, bahwa Lemhannas merupakan lembaga pendidikan bagi para calon pemimpin bangsa sehingga diwujudkan dalam bentuk Presiden Sukarno sedang duduk membaca buku,” kata Megawati.

Megawati juga menyampaikan bahwa Bung Karno mengingatkan akan perjuangan mencapai kemerdekaan dan mempertahankannya. Saat ini, tugas generasi penerus bukan hanya mempertahankan kemerdekaan, tapi mengisi kemerdekaan dengan kontribusi positif sesuai dengan bidang masing-masing demi kemajuan bangsa. “Bung Karno mengatakan, saya selalu ingin Indonesia merdeka yang sejati-jatinya merdeka,” ungkap Megawati.

Pada kesempatan tersebut, Megawati juga menyoroti tantangan yang sedang dihadapi bangsa Indonesia, yakni pandemi Covid-19 yang memberikan dampak luar biasa pada kehidupan. Namun, Megawati yakin bahwa pandemi tersebut bisa teratasi dengan disiplin, kerja keras, dan gotong royong. Dalam pidato tanggal 1 Juni 1945, Bung Karno menyatakan bahwa gotong royong adalah pembantingan tulang bersama, pemerasan keringat bersama, dan perjuangan bantu-binantu bersama.

Kemudian Megawati menyampaikan bahwa Bung Karno juga mengatakan dasar negara Indonesia merdeka adalah Pancasila. Megawati juga sangat yakin dan selalu yakin bahwa bangsa Indonesia harus membuka mata batin, pikiran dan jiwa, dan benar-benar konsisten serta sungguh-sungguh menjalankan Pancasila. “Pancasila jangan selalu menjadi jargon. Pancasila dibutuhkan Bangsa ini untuk diimplementasikan,” tegas Megawati.

“Terlebih oleh insan-insan Lemhannas, yang sudah digembleng atau yang sedang digembleng, tempatnya para calon pemimpin dari seluruh penjuru Tanah Air berkumpul, bertemu untuk bergotong royong, melakukan kerja kolektif, dan yang paling penting merumuskan jalan untuk Indonesia Raya,” kata Megawati. Megawati juga berharap ketika tiba saatnya insan Lemhannas RI menjadi pemimpin, para insan tersebut telah memiliki pemahaman yang sama terkait dengan sendi-sendi kehidupan bernegara.

“Bung Karno menempatkan Lemhannas sebagai kawah candradimukanya calon pemimpin dan sebagai think-tank para pemikir dan pejuang, yang berpijak dari posisi Indonesia yang secara strategis, secara geopolitik,” ujar Megawati. Melalui Lemhannas RI, Bung Karno ingin membentuk 100% patriot bangsa, nasionalis sejati, unggul dalam pemahaman geopolitik untuk kedaulatan bangsa, dan menjadi fondasi institusional atas kepeloporan Indonesia mempercepat terwujudnya cita-cita kemerdekaan.

“Semoga dengan diresmikannya patung Bung Karno hari ini, kita semua, khususnya Lemhannas, dapat mengemban tugas menjabarkan konsepsi Trisakti dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan,” kata Megawati.

Dalam peresmian tersebut turut hadir Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Dr. (H.C.) Puan Maharani, S.Sos. dan Ir. Hasto Kristiyanto, M.M. Monumen Bung Karno yang diresmikan mengacu pada monumen Bung Karno di Museum Blitar. Ukuran monumen Bung Karno tersebut dibuat lebih besar yang mencapai 4 meter dengan berbahan logam campuran yang terdiri dari tembaga, kuningan, timah, dan seng sari. Berwarna perunggu kimia bakar, monumen tersebut memiliki berat kurang lebih dua ton yang dibuat dengan teknik karakter monumental oleh seorang seniman dari Yogyakarta bernama Dunadi. Dudukan monumen Bung Karno tersebut memiliki makna mendalam, yakni segi empat dan segi lima bermakna tahun kemerdekaan, segi delapan bermakna bulan kemerdekaan, dan segi dudukan monumen berjumlah tujuh belas yang bermakna tanggal kemerdekaan.


Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) menyelenggarakan Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-56 pada Kamis, 20 Mei 2021. Diselenggarakan di tengah pandemi Covid-19, upacara tersebut hanya dihadiri secara tatap muka oleh beberapa perwakilan personel Lemhannas RI dan diikuti secara virtual oleh personel lainnya. Upacara tersebut juga diselenggarakan untuk memperingati Hari Kebangkitan Nasional.

Pada kesempatan tersebut, Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo menyampaikan bahwa latar belakang digagasnya Lemhannas RI 56 tahun yang lalu karena sebagai negara yang saat itu baru 20 tahun merdeka, Indonesia telah dihadapkan pada pertarungan politik dan kepentingan di dalam negeri yang mengancam keutuhan NKRI. Saat itu, keadaan pertarungan pengaruh antara blok barat dan blok timur juga turut mempengaruhi situasi nasional. “Dengan berbagai pertimbangan dan pemikiran strategis dalam menjamin keutuhan dan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia, Presiden Pertama RI, Ir. Soekarno, memandang perlu adanya sebuah lembaga yang berfungsi sebagai kawah candradimuka-nya kader-kader pimpinan tingkat nasional yang berasal dari berbagai komponen bangsa,” kata Agus. Oleh karena itu, keberadaan Lemhannas RI tidak dapat dilepaskan dari dinamika geopolitik dan kehidupan berkebangsaan Indonesia.

Agus juga menyampaikan bahwa peresmian Lemhannas RI yang bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 1965 secara tersirat juga memiliki arti bahwa jiwa dan semangat perjuangan Lemhannas RI merupakan semangat kebangkitan nasional yang mampu mendorong bangkitnya kesadaran bersama untuk hidup bersatu dalam kebhinnekaan dan sebagai bangsa yang merdeka, berdaulat dan bermartabat. “Jiwa dan semangat kebangkitan nasional inilah, yang seharusnya senantiasa dipedomani dan dipahami oleh seluruh jajaran dan keluarga besar Lemhannas RI,” kata Agus.

Lebih lanjut Agus menyampaikan bahwa krisis bagi Indonesia belum usai, salah satunya dari segi kesehatan terutama adanya pandemi Covid-19 yang berdampak pada aspek ekonomi dan sosial. Oleh karena itu, tema Peringatan HUT ke-56 Lemhannas RI “Dengan Semangat Kebangkitan Nasional, Kita Tingkatkan Persatuan dan Kesatuan Dalam Pemulihan Kesehatan Masyarakat dan Ekonomi Nasional” memiliki relevansi dengan situasi dan kondisi nasional saat ini. Agus menegaskan bahwa melalui tema tersebut dan dengan berlandaskan semangat kebangkitan nasional, Lemhannas RI melalui peran dan fungsinya ingin menumbuhkan kembali semangat persatuan dan kesatuan dalam melawan virus Covid-19. Hal tersebut juga didukung dengan kuatnya semangat dan keinginan masyarakat untuk memiliki kehidupan nasional yang aman dan sejahtera berdasarkan 4 Konsensus Dasar Bangsa. “Kepercayaan dari masyarakat pula lah yang menjadi modal semangat dan kekuatan Lemhannas RI untuk terus memberikan karya bakti terbaiknya bagi bangsa dan negara,” ujar Agus.

Dalam kesempatan tersebut, Agus juga menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang tinggi atas kerja keras yang ditunjukkan seluruh personel Lemhannas RI sehingga beberapa capaian Lemhannas RI dalam tahun 2020 patut dicatat, yakni Lemhannas RI mendapat nilai 88,10 atas Kinerja Anggaran K/L oleh Kementerian Keuangan, Evaluasi Kinerja Anggaran mendapat nilai 96,49, menduduki peringkat 4 dari 53 K/L dengan Pagu di bawah Rp2,5 Triliun, Evaluasi Atas Reformasi Birokrasi Kategori Baik dengan nilai 67,15, dan memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas laporan keuangan selama 5 tahun berturut-turut. Berbekal pencapaian dan prestasi yang telah diraih, Agus menekankan bahwa Lemhannas RI harus semakin peka dalam merespons berbagai dinamika kehidupan nasional dan beradaptasi dengan ekspektasi dan tuntutan masyarakat yang terus berkembang terkait dengan peran Lemhannas RI ke depan.

 “Capaian yang dihasilkan dalam tahun 2020 tentu tidak boleh membuat kita lengah, dan sudah menjadi pemahaman umum bahwa mempertahankan prestasi adalah lebih sulit dari mencetak prestasi untuk pertama kali,” kata Agus.

Agus juga mengingatkan seluruh personel bahwa di samping kinerja yang telah dicapai masih ada hal-hal yang merupakan kekurangan atas kelemahan yang perlu kita perbaiki. Seluruh personel juga diimbau untuk memperhatikan temuan evaluasi kinerja anggaran aspek konteks dari Direktorat Jenderal Anggaran Kemenkeu, seperti rumusan-rumusan normatif yang tidak menunjukkan cara mengukur kriteria suatu hasil yang dicapai. Agus mengingatkan bahwa Istilah terukur hanya dapat diberlakukan pada kinerja berbentuk konkret. Oleh karenanya, menjadi tantangan dalam berbagai uraian deskripsi output untuk mentransformasikan semua ide, gagasan, dan hasil dalam wujud konkret. “Kaidah ini kita identifikasi sebagai tuntutan manajemen modern untuk meninggalkan budaya paradigma abstrak dan normatif guna kita jadikan terukur yang berbentuk konkret,” tutur Agus.

Menutup amanatnya, Agus mengingatkan lima hal penting untuk dipedomani seluruh keluarga besar Lemhannas RI. Pertama, keluarga besar Lemhannas RI harus terus memegang teguh dan pertahankan cita-cita luhur dan marwah Lemhannas RI sebagai pengawal jati diri, karakter dan persatuan bangsa berdasarkan 4 Konsensus Dasar Bangsa. Kedua, terus menjaga komitmen dan konsistensi pengabdian Lemhannas RI selama ini dengan memperkuat soliditas dan kebersamaan serta jiwa korsa Lemhannas RI berdasarkan semangat kegotongroyongan. Ketiga, mengembangkan budaya pemikiran strategis yang menjangkau keluar (outward looking) dengan tetap berpedoman pada jati diri bangsa dan kepentingan nasional. Keempat, mencermati dan menyikapi secara cerdas berbagai isu aktual yang berkembang, agar Lemhannas RI tidak terjebak dalam penyebaran berita bohong yang menyebabkan kepanikan di tengah masyarakat. Kelima, tingkatkan efektivitas fungsi individu pembelajar sebagai rancang bangun menuju pembangunan organisasi pembelajar. “Tingkatkan daya kritis berpengetahuan untuk meningkatkan kualitas pengabdian kita,” tutup Agus.



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749