Gubernur Lemhannas RI Andi Widjajanto meresmikan Ruang Kelas Purnomo Yusgiantoro pada Rabu (18/10), di Gedung Trigatra Lantai 3, Lemhannas RI. 

“Ruangan yang akan diresmikan ini sebagai salah satu bentuk penghargaan serta terima kasih kepada rumah keduanya Pak Purnomo di Lemhannas tercinta ini,” kata Ketua Umum Purnomo Yusgiantoro Center Filda Citra Yusgiantoro, S.T., M.B.M., M.B.A., Ph.D. saat menyampaikan sambutannya.

Dalam waktu dekat, ruang kelas tersebut akan digunakan untuk pelaksanaan Kursus Pemantapan Pimpinan Daerah bagi pejabat-pejabat tingkat daerah dalam program kolaborasi Purnomo Yusgiantoro Center, Lee Kuan Yew School of Public Policy (National University of Singapore) Singapura, dan Lemhannas RI.

Kursus tersebut menjadi titik awal bagi para pemimpin-pemimpin daerah yang terwadahi di satu tempat. Pemimpin-pemimpin daerah nantinya dapat bertukar pikiran selama satu minggu di Lemhannas RI dan dua minggu di Singapura. Dengan materi kursus yang diberikan, diharapkan peserta mendapat pengetahuan untuk dibawa ke daerah masing-masing guna membangun daerahnya.

Filda C. Yusgiantoro mengajak untuk bersama-sama menjadikan ruangan kelas yang diresmikan tersebut untuk berpikir, beraksi, dan berdiskusi demi ketahanan nasional Indonesia yang lebih baik.

Pada kesempatan yang sama, Andi Widjajanto mengungkapkan rasa senangnya karena dapat meresmikan kontribusi positif Bapak Purnomo Yusgiantoro dalam bentuk ruang kelas digital yang merupakan salah satu upaya kolaboratif antara Lemhannas RI dengan NUS (National University of Singapore).

“Terima kasih Pak Purnomo atas dukungan dan kontribusi yang terus menerus diberikan kepada kami di Lemhannas,” ungkap Andi Widjajanto atas dukungan Bapak Purnomo Yusgiantoro dalam bentuk fasilitas dan program kerja sama yang bisa memperkuat kualitas dan kompetensi pejabat-pejabat daerah.

Usai melakukan penandatanganan prasasti, Andi Widjajanto beserta Bapak Purnomo Yusgiantoro dan pejabat Lemhannas RI lainnya melakukan peninjauan Ruang Kelas Purnomo Yusgiantoro. (SP/BIA)


Lemhannas RI menyelenggarakan kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1445 H/2023 M dengan tema “Nabi Muhammad Pemimpin Penyejuk Hati Bagi Seluruh Umat” pada Kamis (12/10), di Auditorium Gadjah Mada, Lemhannas RI.

Acara tersebut dihadiri oleh seluruh pejabat dan personel Lemhannas RI serta pengurus perista Lemhannas RI. Dalam sambutannya, Gubernur Lemhannas RI Andi Widjajanto menyampaikan bahwa peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan adalah untuk memperteguh keyakinan untuk bergerak bersama melakukan tugas-tugas di Lemhannas RI.

Perlu diketahui bersama, bahwa Lemhannas RI baru saja menyelesaikan salah satu tugas beratnya dalam melaksanakan pendidikan kepemimpinan nasional, dan terus berlanjut dengan tugas-tugas melakukan kajian strategis kepada presiden, pemantapan nilai-nilai kebangsaan serta pengukuran ketahanan nasional baik di tingkat pemerintahan maupun daerah. “Acara seperti ini penting untuk memperkuat keimanan kita, menyegarkan semangat kita untuk semakin pasti menatap langkah-langkah kedepan,” kata Andi Widjajanto.

Andi Widjajanto juga menghaturkan rasa hormatnya atas kehadiran Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Dr. K.H. Muhammad Cholil Nafis, LC., M.A., Ph.D. yang berkenan hadir untuk memberikan ceramah tentang keteladanan Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin besar dan pemimpin umat yang mampu menyebarkan misi-misi perdamaian bukan saja bagi umat muslim tapi bagi semua umat. Dirinya berharap personel Lemhannas RI yang hadir semakin mantap untuk bergerak melakukan tugas-tugasnya kepada bangsa dan negara.

Dalam ceramahnya, K.H. Muhammad Cholil menyampaikan ajaran Nabi Muhammad SAW dalam menjadi pemimpin dengan menanamkan kepercayaan kepada orang lain atau personal branding. Hal tersebut sejalan dengan gelar Nabi Muhammad SAW, yakni Al-Amin (dapat dipercaya).

“Saya pikir Lemhannas ini lah tempat untuk bisa memberikan nasehat, memberikan kepercayaan kepada masyarakat bagaimana ideologi untuk melahirkan pemimpin-pemimpin bangsa ini,” kata K.H. Muhammad Cholil.

Lebih lanjut, K.H. Muhammad Cholil menyampaikan agar masyarakat bersyariah namun juga berakhlak, seperti menegakkan keadilan, membela, dan cinta NKRI. Cinta NKRI juga dapat dicontoh dari sikap Nabi Muhammad SAW yang mencintai kota Makkah sebagai tanah kelahirannya. Hal tersebut mencerminkan cinta tanah air yang merupakan bagian dari kewajiban beragama. Ia juga menegaskan kembali bahwa seorang pemimpin harus mendapatkan kepercayaan publik. Pemimpin yang baik juga harus bisa merasakan dan mendengar apa yang dirasakan rakyat serta selalu menyejahterakan rakyatnya.

Mengakhiri ceramahnya, K.H. Muhammad Cholil menyampaikan empat resep hidup bahagia dunia akhirat dari Nabi Muhammad SAW, yakni menyebarkan kedamaian dimanapun berada, memperbanyak teman dan menghindari banyak musuh, membiasakan berbagi dengan orang lain, serta sholat malam mendekatkan diri kepada Allah SWT saat orang-orang tidur. 

Dengan perayaan Maulid Nabi SAW tersebut, K.H. Muhammad Cholil berharap semua personel Lemhannas RI yang hadir mendapatkan berkah dari Nabi Muhammad SAW, bisa menjadi umat terbaik yang menyebarkan kebaikan kepada orang lain, mampu meneladani Nabi Muhammad SAW serta diberi petunjuk oleh Allah SWT ke jalan yang baik sehingga negara Indonesia menjadi negara yang sejahtera dan bahagia. Di akhir acara dilanjutkan dengan pemberian santunan anak yatim piatu bagi keluarga personel Lemhannas RI. (SP/BIA)


Lemhannas RI kembali menyelenggarakan Talkshow Gebyar Wawasan Kebangsaan dengan mengangkat tema “Generasi Muda Sebagai Kekuatan Dalam Membangun Bangsa Menuju Indonesia Emas” dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda tahun 2023 pada Selasa (17/10), di Aryanusa Ballroom Menara Danareksa, Jakarta Pusat.

Penyelenggaraan Talkshow Gebyar Wawasan Kebangsaan tersebut merupakan upaya Lemhannas RI untuk memaksimalkan potensi generasi muda sebagai kekuatan dalam membangun bangsa menuju Indonesia emas. Gubernur Lemhannas RI Andi Widjajanto sebagai pembicara kunci, menyampaikan ada hal yang paling mendasar dan harus masuk kedalam pikiran bangsa Indonesia, yakni mengapa bangsa Indonesia membutuhkan kebangsaan.

Andi Widjajanto menjelaskan perjalanan pemuda Indonesia sejak tahun 1928. Perjalanan pemuda Indonesia diawali dengan membuka gerbang untuk membentuk kebangsaan Indonesia. Kemudian perjalanan tersebut dilanjutkan dengan membuka gerbang merdeka yang penuh lika-liku. Namun, hal tersebut membuat bangsa Indonesia semakin kokoh karena sejak tahun 1945 sampai tahun 1968, gerbang merdeka tersebut bersanding dengan gerbang persatuan dan kesatuan.

Lebih lanjut penjelasannya, Andi Widjajanto menyebutkan pada masa orde baru Indonesia memasuki gerbang ketiganya, yakni gerbang pembangunan. Hingga saat ini, Indonesia memasuki gerbang demokrasi dan reformasi yang digagas pada tahun 1997 sampai 1998 lalu diperkuat sendi-sendinya sampai tahun 2004 dengan beberapa perangkat regulasi  termasuk proses amandemen UUD 1945. 

Gerbang demokrasi  dan reformasi tersebut telah mengantar Indonesia ke titik di tahun 2023 ini yang akan diuji tahun depan pada pemilu 2024 dengan melakukan pemilu keenam berturut-turut secara demokratik sejak tahun 1999. “Kami di Lemhannas melakukan kajian dan kemudian yakin, bahwa Indonesia membutuhkan tujuh kali pemilu demokratik berturut-turut untuk mematangkan demokrasinya,” kata Andi Widjajanto.

Setelah tujuh kali pemilu demokratik berhasil dilakukan, maka gerbang baru akan terbuka untuk generasi muda Indonesia, yakni gerbang Indonesia maju.  Gerbang baru tersebut adalah gerbang dimana Indonesia bisa melompat menjadi negara nomor empat dunia pada saat tahun 2045 dari nomor enam belas dunia saat ini. Saat itu terjadi, yang memegang kunci adalah generasi yang hari ini berusia 17 sampai 35 tahun. 

“Jadi kembali ke pertanyaan mengapa kami di Lemhannas melakukan gebyar kebangsaan, (adalah) untuk memastikan pada saat teman-teman melangkah membuka gerbang Indonesia maju itu, kebangsaan yang dulu membuka pintu gerbang pertama kita untuk Indonesia tahun 1908, (lalu) 1928 tetap kelihatan alurnya,” tutur Andi Widjajanto.

Sejalan dengan hal tersebut, Andi Widjajanto berpesan kepada peserta yang hadir agar memperkuat tantangan-tantangan kedepan. Dirinya menyarankan kepada peserta yang hadir agar selalu memperkuat “mengapa” tiap akan melakukan sesuatu. Ketika “mengapa” diperkuat, maka “bagaimana” akan mudah didapatkan.

Mengakhiri sambutannya, Andi Widjajanto mengingatkan kepada peserta yang hadir bahwa tujuan gebyar wawasan kebangsaan dilakukan agar saat generasi muda nanti membuka gerbang Indonesia emas, akan selalu mengingat itu semua diawali dengan adanya gerbang pembentukan bangsa Indonesia, gerbang merdeka, gerbang pembangunan, gerbang demokrasi, dan terus maju lebih cepat untuk membuka gerbang Indonesia emas 2045 yang menjadi hasil dari kerja keras generasi muda Indonesia.

Acara yang dikemas dalam bentuk talkshow tersebut dimoderatori oleh Yohana Elizabeth dan menghadirkan beberapa narasumber salah satunya adalah Dokter Peraih Satya Lencana Kebaktian Sosial dan Kick Andy Heroes dr. Yusuf Nugraha, M.H.

Berbicara tentang pemuda dengan sejarahnya, Dokter Yusuf memberikan pandangannya terhadap generasi muda saat ini. Dokter Yusuf menyampaikan bahwa peran pemuda tidak bisa diragukan lagi dalam situasi dan perubahan Indonesia. Hal tersebut sudah terlihat sejak tahun 1908, lalu berlanjut ke tahun 1928, kemudian tahun 1945 dengan andil para pemuda dalam memerdekakan Indonesia. “Jadi pemuda sudah tidak disangsikan lagi perannya dan ini adalah betul-betul hasil kerja pemuda,” ujarnya.

Untuk menyongsong Indonesia emas 2045, Dokter Yusuf mengajak untuk sering membersamai dan membimbing para pemuda serta sharing pengalaman agar optimisme pemuda Indonesia menjadi nahkoda untuk membawa Indonesia kedepan menjadi negara maju dapat terwujud.

Tentang nasionalisme, salah satu upaya yang Dokter Yusuf gerakkan adalah pengobatan gratis bagi masyarakat kurang mampu dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan menghafal pancasila. Dokter Yusuf meyakini bahwa dengan memunculkan jiwa nasionalisme, maka Indonesia akan menjadi negara maju.

Adapun beberapa narasumber lain yang hadir adalah Founder Yayasan Harapan Pemuda Indonesia Laila Nihayati serta Pekerja Seni dan Pegiat Literasi Yosi Mokalu. (SP/BIA)


“Hari ini saya melarang teman-teman untuk bermimpi menjadi pemimpin. Hari ini jadilah pemimpin,” seru Gubernur Lemhannas RI Andi Widjajanto saat upacara penutupan Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) 24 pada Selasa (10/10), di Ruang Dwiwarna Purwa, Gedung Pancagatra Lantai 1, Lemhannas RI.

Pada kesempatan tersebut, Andi Widjajanto menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Kementerian/Lembaga, Mabes TNI, Mabes POLRI, Organisasi, dan Institusi yang telah memercayakan anggotanya untuk menempa pendidikan kepemimpinan strategis nasional di Lemhannas RI.

Andi Widjajanto berharap kepercayaan tersebut dapat dibuktikan dengan Alumni PPSA 24 menunjukkan kualitas kepemimpinannya dalam tugas-tugas berikutnya. Hal tersebut merupakan investasi yang negara berikan kepada 79 calon pemimpin nasional. 

Andi Widjajanto berpesan agar Alumni PPSA 24 dapat membuktikan bahwa investasi yang sudah dilakukan oleh negara, kepercayaan dari Kementerian/Lembaga, Mabes TNI, Mabes POLRI, Organisasi, dan Institusi kepada Lemhannas RI bisa dibuktikan dengan kerja nyata dalam karir berikutnya.

Pada penyelenggaraan acara tersebut, diumumkan penetapan penerima penghargaan. Penghargaan Predikat Kertas Karya Ilmiah Perseorangan Terbaik (TASKAP) dari setiap unsur (TNI, POLRI, dan ASN/Non ASN) diberikan kepada Brigjen TNI Rudy Saladin, M.A. dari TNI AD, Laksma TNI Haris Bima Bayuseto, S.E., M.Si., M.Tr.Opsla. dari TNI AL, Marsma TNI Bambang Juniar Djatmiko, S.Sos., M.M. dari TNI AU, Irjen Pol Raden Prabowo Argo Yuwono, S.I.K., M.Si. dari POLRI dan Dr. Ian Montratama, S.E., M.E.B., M.Si. (Han) dari ASN/Non ASN.

Penghargaan selanjutnya dengan kategori predikat akademik terbaik dari setiap unsur (TNI, POLRI, dan ASN/Non ASN) diberikan kepada Brigjen TNI Lucky Avianto, S.I.P., M.Si. dari TNI AD, Laksda TNI Agus Hariadi, M.Han. dari TNI AL, Marsma TNI Mochammad Untung Suropati, S.E. dari TNI AU, Brigjen Pol Andik  Setiyono, S.I.K., S.H., M.H. dari POLRI, dan Dr. Ian Montratama, S.E., M.E.B., M.Si. (Han) dari ASN/Non ASN.

Selanjutnya, diberikan juga penghargaan Wibawa Seroja kepada Brigjen Pol Andik Setiyono, S.I.K., S.H., M.H. Penghargaan selanjutnya dengan kategori predikat akademik terbaik diberikan kepada Brigjen Pol Andik  Setiyono, S.I.K., S.H., M.H. dan predikat taskap terbaik diberikan kepada Irjen Pol Raden Prabowo Argo Yuwono, S.I.K., M.Si.

Perlu diketahui bersama, bahwa peserta pendidikan PPSA 24 yang telah lulus akan bergabung dan dilantik sebagai anggota IKAL-Lemhannas. Andi Widjajanto menyampaikan agar para alumni PPSA 24 bisa terus menjaga kekeluargaan dan guyubnya untuk bisa menciptakan interaksi yang berkelanjutan.

Acara dilanjutkan dengan pengukuhan Dewan Pengurus Angkatan (DPA) IKAL-Lemhannas masa bakti tahun 2023-2028 oleh Wakil Ketua Umum II DPP IKAL-Lemhannas Komjen Pol. (Purn) Drs. Togar M. Sianipar, M.Si.

Dalam sambutannya, Komjen Pol. (Purn) Drs. Togar menyampaikan alumni Lemhannas memiliki dua ciri, yakni berwawasan kebangsaan dan berwatak pejuang. Berwawasan kebangsaan, mengandung arti bahwa alumni Lemhannas RI hendaknya selalu berorientasi kepada kepentingan bangsa. Sedangkan berwatak pejuang mengandung arti bahwa alumni Lemhannas RI diharapkan selalu peduli kepada permasalahan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Lebih lanjut, memasuki tahun politik, Komjen Pol. (Purn) Drs. Togar berpesan kepada alumni PPSA 24 untuk mampu menjadi katalisator kerukunan dan keutuhan dengan jalan memengaruhi komunitasnya agar memelihara kehidupan yang rukun dan guyub.

Acara diakhiri dengan pemberian selamat oleh Andi Widjajanto beserta jajaran pejabat Lemhannas RI kepada masing-masing alumni PPSA 24. (SP/BIA)



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749