Konferensi Internasional tentang Perempuan, Perdamaian, dan Masyarakat Inklusif

“Merupakan hal terpenting ketika kita menjaga komitmen dalam menggapai kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dengan tetap memperhatikan hak-hak perempuan dalam pembangunan dan perdamaian” kata Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI (Purn.) Agus Widjojo saat memberikan sambutan dalam Acara Pembukaan Konferensi Internasional tentang Perempuan, Perdamaian, dan Masyarakat Inklusif “Building Grounded & Sustainable Peace: Women’s Experience in Post Conflict Situation and The Realm of Radicalism” kerja sama Lemhannas RI dengan Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) pada Kamis (26/11). Konferensi tersebut membahas peran perempuan dalam mempertahankan perdamaian guna memperkuat ketahanan nasional.

 

Pada kesempatan tersebut, Agus menyampaikan bahwa seruan untuk pemberdayaan perempuan dan melindungi hak perempuan menjadi bagian dari kesepakatan global sebagaimana tertuang dalam agenda pembangunan. Komitmen yang dibuat oleh semua negara mewajibkan pemerintah semua negara mengambil sikap dan tindakan untuk memajukan dan melindungi hak-hak perempuan, agar semangat dan komitmen visioner yang tertanam dalam setiap kebijakan negara tidak akan hilang. Agus menekankan bahwa menciptakan sebuah kebijakan yang mendukung peran perempuan dalam proses pembangunan adalah suatu kepastian. Perempuan dapat menikmati hak asasinya sebagai komitmen internasional dan prasyarat untuk kerja sama yang lebih luas dalam pembangunan, demokrasi, perdamaian, dan keamanan.

 

“Kesetaraan perempuan bukanlah masalah moril dan bukanlah masalah kemanusiaan, akan tetapi lebih condong pada masalah keadilan. Oleh karena itu, memberikan hak yang sama terhadap perempuan dalam proses pembangunan merupakan keniscayaan jika pembangunan ingin bergerak maju, stabil, dan aman,” ujar Agus.

Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani dalam sambutannya menyampaikan bahwa mengupayakan pemulihan bagi perempuan korban konflik dan mendukung kepemimpinan perempuan dalam membangun perdamaian merupakan langkah strategis untuk mendukung pemenuhan hak konstitusional, terutama pada jaminan atas rasa aman, kehidupan yang bermartabat dan bebas dari diskriminasi atas dasar apa pun.

“Komnas Perempuan sangat berbangga bahwa Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) juga memiliki aspirasi serupa. Hal ini tidak terlepas dari kepemimpinan Bapak Letjen (Purn.) Agus Widjojo yang juga kita kenali kiprahnya di dalam mendorong upaya-upaya perdamaian dalam berbagai ruang,” ungkap Andy.

Lebih lanjut Andy menyampaikan harapannya agar kerja sama dalam menyelenggarakan konferensi internasional ini akan berlanjut dengan lebih menginstitusionalisasikan perspektif gender di dalam kajian-kajian dan pendidikan tentang ketahanan nasional. 

 

Konferensi yang dilaksanakan dalam rangka peringatan 20 Tahun Resolusi 1325 PBB dan 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (25 November-10 Desember 2020) tersebut, dihadiri oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati selaku pembicara kunci. Selain itu, terdapat lima pembicara, yaitu Pakar Internasional tentang Keadilan Transisional Profesor Fabian Savioli, Co-Founder dan Direktur Eksekutif PAIMAN Alumni’s Trust, APWAP’s Affiliate Dr. Mossarat Nadim, Wakil Indonesia untuk AICHR Yuyun Wahyuningrum, komisioner Komnas Perempuan Prof. Dr. Alimatul Qibiyah, dan Tenaga Ahli Pengajar Bidang Sosial Budaya Lemhannas RI Prof. Dr. Njaju Jenny Malik Toni Hardjatno.

 



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749