Cetak

PPRA 61 Lemhannas RI Resmi Ditutup

“Ketika PPRA 61 dibuka 6 bulan yang lalu, saya berbicara bahwa keberadaan para peserta harus mempunyai tujuan dalam mengikuti pendidikan, sekarang setelah usai mengikuti pendidikan dan meninggalkan almamater asta gatra, para alumni kembali kepada tujuan yang lebih besar,” kata Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo dalam Upacara Penutupan PPRA 61, Rabu (14/10). Tujuan yang dimaksud adalah sebuah kesadaran untuk merasakan sesuatu yang lebih besar dari pada diri sendiri, yakni bahwa setiap alumni memiliki peran dan tanggung jawab.

Agus mengakui bahwa proses belajar PPRA 61 berbeda dengan proses belajar tahun sebelumnya. Hal tersebut karena adanya pandemi Covid-19 yang mengharuskan proses kegiatan belajar mengajar jarak jauh secara dalam jaringan (daring), namun hal tersebut tidak mengurangi kualitas pendidikan yang diberikan oleh lembaga. “Saya menyampaikan apresiasi dan rasa bangga kepada para alumni PPRA 61 sekalian yang telah menunjukkan dedikasi, kesabaran, kesungguhan, ketekunan, kekompakan, dan komitmennya selama pendidikan berlangsung hingga berakhirnya rangkaian pendidikan pada pagi hari ini,” ujar Agus.

Sebagai puncak kegiatan, alumni PPRA 61 telah menyumbangkan pemikirannya melalui seminar dengan judul Revitalisasi BUMN Sektor Energi Dalam Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat. Melalui seminar tersebut, para alumni PPRA 61 telah merumuskan konsepsi pemikirannya terkait revitalisasi BUMN sektor energi dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Diharapkan hasil seminar tersebut dapat memberikan sumbang saran pemikiran kepada pengambil keputusan dan menjadi bahan pertimbangan pemerintah.

Dengan bekal pengetahuan yang telah diberikan selama 6 bulan, Lemhannas RI menaruh harapan besar kepada seluruh alumni PPRA 61 untuk mampu mengimplementasikan seluruh ilmu, pengetahuan dan wawasan yang diperoleh selama pendidikan melalui pemahaman dan cara berpikir komprehensif, integral, holistik, dan sistemik. “Bekal ini akan menjadi pedoman dalam penyusunan berbagai kebijakan sesuai dengan penugasan di lingkungan kerja masing-masing,” tutur Agus.

Dalam kesempatan tersebut Agus juga menyampaikan ucapan selamat dan apresiasi khusus kepada para alumni PPRA 61, yakni Kombes Pol Prahoro Tri Wahyono, S.I.K. atas predikat akademik terbaik, Kolonel Pnb Danang Setyabudi, S.E. atas predikat kertas karya ilmiah perseorangan terbaik peserta negara Indonesia, dan peserta asal Singapura ME7 Low Chun Hong, PP., M.Sc. atas predikat kertas karya ilmiah perseorangan terbaik dan predikat akademik terbaik peserta negara sahabat. Agus juga memberikan catatan apresiasi khusus kepada ME7 Low Chun Hong, PP., M.Sc. selain atas penghargaan capaian akumulasi nilai akademik terbaik untuk peserta mancanegara, juga atas penghargaan khusus capaian nilai terbaik kertas karya ilmiah perseorangan terbaik untuk PPRA 61 secara keseluruhan termasuk peserta Indonesia. “Sebuah prestasi yang patut mendapatkan apresiasi,” kata Agus.

Pada kesempatan tersebut, ME7 Low Chun Hong, PP., M.Sc. tidak dapat hadir langsung pada Upacara Penutupan dikarenakan sudah berada di Singapura. Oleh karena itu, Atase Pertahanan KBRI di Singapura Kolonel Pnb Benny Arfan didampingi oleh Kombes Pol. Sumaryono dan Kol. Inf San San mewakili Lemhannas RI dalam memberikan piagam penghargaan kepada ME7 Low Chun Hong, PP., M.Sc. yang didampingi oleh Head Joint Research Singapore Air Force Colonel Marcel Xu dan Group Head Joint Reasearch ME7 Simon Chang, bertempat di Atase Pertahanan KBRI di Singapura.

Agus berharap pelajaran dan pengalaman selama mengikuti PPRA 61 dapat dikembangkan alumni di tempat kerja masing-masing. Nilai tambah yang dapat diambil dari keikutsertaan para alumni PPRA 61 adalah adanya kesempatan saling belajar dan berbagi dari kebersamaan yang berasal dari berbagai ragam latar belakang khususnya antar peserta TNI dan Polri, sipil, serta peserta negara sahabat. Sistem nasional yang efektif hanya dapat dibangun atas dasar kebersamaan dan sinergi antarsektor serta fungsi, kekuatan, dan karakteristik struktur yaitu disiplin secara individu dan kelembagaan. Patriotisme yang menjadi prinsip organisasi TNI dan Polri dengan independensi pemikiran atau cara berpikir eksploratif dalam tatanan berpikir ilmiah sebagai ciri berpikir dari sipil, perlu dibangun sebagai kompetensi perseorangan guna mendapatkan analisis kritis dalam rangka mendapatkan hasil terbaik dalam sebuah sistem nasional.