Cetak

Wakil Presiden RI Prof. Dr. K. H. Ma’ruf Amin Beri Kuliah Umum Peserta PPRA 60 dan 61 Lemhannas RI

“Tujuan negara kita adalah terciptanya bangsa Indonesia yang bersatu, cerdas, sejahtera, maju, mandiri, adil, dan makmur,” kata Wakil Presiden Republik Indonesia Prof. Dr. K. H. Ma’ruf Amin saat memberikan kuliah umum kepada peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) 60 dan 61, Kamis, (09/07).

Pada kuliah umum tersebut, K. H. Ma’ruf Amin membahas mengenai dua tema seminar dari peserta PPRA 60 dan 61 yakni “Revitalisasi BUMN untuk Kesejahteraan Masyarakat” dan “Nasionalisme di Era Global dan Pemahaman Kebangsaan”. K. H. Ma’ruf Amin menganggap kedua tema tersebut sangat relevan dengan situasi yang dihadapi bangsa Indonesia pada saat ini.

Lebih lanjut K. H. Ma’ruf Amin menjelaskan bahwa untuk mencapai tujuan negara yang sebelumnya disebutkan, pemerintah bersama segenap elemen bangsa sejak masa awal Republik Indonesia berdiri telah menjalankan berbagai kebijakan dan langkah pembangunan sesuai dengan situasi dan tantangan yang dihadapi pada masanya. Menurut K. H. Ma’ruf Amin, capaian yang diraih pada satu periode pemerintahan merupakan kontribusi yang menjadi landasan dan langkah lanjutan bagi pemerintahan berikutnya. Oleh karena itu, kemajuan yang dicapai pada satu masa merupakan akumulasi dari capaian periode-periode sebelumnya dan harus tetap diabdikan untuk mencapai tujuan pendirian negara. “Meski pemerintahan berganti, namun pembangunan nasional harus terus berjalan secara berkesinambungan,” ujar K. H. Ma’ruf Amin.

Kemudian K. H. Ma’ruf Amin menjelaskan bahwa BUMN dibentuk dengan tujuan utama memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional dan penerimaan negara serta memberikan kemanfaatan melalui layanan barang dan jasa bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak. Saat ini terdapat 142 BUMN yang bergerak di berbagai bidang, namun menurut Kementerian BUMN jumlah dan cakupan bidang tersebut terlalu besar dan luas sehingga perlu dikurangi dan dirampingkan sesuai dengan line of business dan kebutuhan pembangunan agar lebih efisien, kompetitif, dan memberikan hasil yang lebih baik.

Langkah tersebut dilakukan sebagai salah satu respons pemerintah dalam menghadapi persaingan global sekaligus untuk meningkatkan daya saing dan produktivitas nasional. “Sesuai dengan tujuan pembentukannya, diharapkan BUMN ke depan akan lebih mampu memberikan sumbangan bagi perekonomian nasional termasuk dalam turut serta membesarkan UMKM,” ujar K. H. Ma’ruf Amin.

Selanjutnya K. H. Ma’ruf Amin membahas mengenai tema kedua, yaitu “Nasionalisme di Era Global dan Pemahaman Kebangsaan”. Menurut K. H. Ma’ruf Amin, nasionalisme pada intinya adalah kesadaran dan rasa cinta tanah air. Sementara globalisasi saat ini adalah suatu keniscayaan dan bukan lagi suatu pilihan. Globalisasi memang dimulai sejak adanya kemajuan teknologi yang memungkinkan manusia membangun hubungan tanpa dibatasi jarak dan waktu serta dapat melakukan berbagai hal secara virtual yang tidak menuntut kehadiran fisik.

Dengan teknologi internet, siapa pun dapat mengunduh dan mengunggah informasi serta bertransaksi tanpa batas ruang dan waktu. Tetapi, pada saat yang sama para pelaku kejahatan juga menikmati keleluasaan itu seperti untuk memperdagangkan narkoba, menyebar paham radikalisme, dan terorisme. “Jadi globalisasi tidak hanya membuka peluang bagi kemajuan dan manfaat, tetapi juga tantangan dan ancaman,” lanjut K. H. Ma’ruf Amin.

Oleh karena itu, nasionalisme dan rasa cinta tanah air generasi muda tidak cukup dipupuk dengan cara-cara lama, melainkan harus mampu diberikan pengertian nasionalisme yang kontekstual, yang memberikan pemahaman tentang jati diri dan semangat kebangsaan yang tidak saja kokoh memegang prinsip, tapi sekaligus juga menghargai perbedaan dan pentingnya kolaborasi antarbangsa. “Dalam konteks globalisasi, nasionalisme harus ditampilkan bukan lagi dengan semangat primordial yang sempit, tetapi dengan kemampuan berkompetisi yang mumpuni. “Jadi sekali lagi saya ingin menyampaikan bahwa nasionalisme di era globalisasi akan secara alami terkikis dan menipis bila suatu bangsa tidak memiliki kemampuan untuk berkompetisi,” kata K. H. Ma’ruf Amin.

“Indonesia memerlukan SDM yang unggul untuk mengawal pembangunan,” kata K. H. Ma’ruf Amin. Kemudian K. H. Ma’ruf Amin berharap bahwa peserta PPRA 60 dan PPRA 61 kelak akan menjadi negarawan yang andal, bijak, berwawasan kebangsaan, dan berpengetahuan luas serta memiliki integritas yang tinggi, dapat menjadi teladan dan panutan masyarakat, dan mampu melaksanakan praktik demokrasi yang sehat, beretika, bermoral sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila.