Cetak

The National Institute for Defense Studies (NIDS) Jepang Kunjungi Lemhannas RI

Peneliti Senior The National Institute for Defense Studies (NIDS) Jepang Hideo Tomikawa bersama beberapa delegasi The National Institute for Defense Studies (NIDS) Jepang melakukan kunjungan ke Lemhannas RI, Rabu (23/10). Kunjungan tersebut diterima oleh Wakil Gubernur Lemhannas RI Marsdya TNI Wieko Syofyan yang didampingi oleh Kepala Biro Kerja Sama dan Hukum Laksma TNI Budi Setiawan dan Direktur Pengkajian Ideologi dan Politik Berlian Helmy dan diawali dengan courtesy call bertempat di Ruang Tamu Gubernur Lemhannas RI.

Mewakili Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo, Wieko mengucapkan selamat datang dan memberikan sedikit pengenalan mengenai Lemhannas RI. “Lemhannas RI adalah lembaga pemerintah non kementerian yang bertanggung jawab pada Presiden,” ujar Wieko menjelaskan. Wieko juga menyampaikan harapannya agar di masa depan hubungan antara NIDS Jepang dan Lemhannas RI bisa semakin erat.

Setelah selesai melakukan courtessy call, kunjungan dilanjutkan dengan paparan dan diskusi di Ruang Gatot Kaca Gedung Asta Gatra Lemhannas RI didampingi oleh Tenaga Profesional Bidang Diplomasi dan Hubungan Internasional Marsda TNI (Purn) Surya Dharma, S.I.P. “Pandangan Indonesia mengenai Belt and Road Initiative (BRI) tidak hanya berdasarkan filosofi,” ujar Direktur Bidang Pengkajian Berlian Helmy membuka paparannya. Dalam paparan tersebut Berlian menjelaskan bahwa Indonesia memandang Belt and Road Initiative (BRI) tidak hanya berdasarkan filosofi BRI itu sendiri, namun lebih kepada strategi untuk bertahan dalam persaingan global yang semakin ketat. Menurut Berlian, wilayah Indonesia berada ditengah-tengah antara jalur strategis Belt and Road Initiative (BRI), Free and Open Indo-Pacific (FOIP), dan ASEAN Outlook on Indo-Pacific (AOIP). Hal tersebut akan sangat menguntungkan Indonesia jika bisa dimanfaatkan dengan baik.

Selain hal tersebut, Berlian juga menjelaskan bahwa Indonesia sebagai salah satu negara pendiri ASEAN ingin berkontribusi membangun ASEAN menjadi organisasi yang memiliki kekuatan tidak hanya di dalam lingkup regional namun juga di wilayah dunia. Setelah paparan Berlian selesai, kunjungan dilanjutkan dengan tanya jawab.

“Bagaimana sikap Indonesia melalui ASEAN dalam melaksanakan sistem pertahanan dan bagaiman respon dari negara sahabat?” tanya Peneliti NIDS Yuko Manabe saat sesi tanya jawab. Pertanyaan tersebut kemudian dijawab oleh Berlian yang menyatakan bahwa peran Indonesia dalam mempererat hubungan persahabatan ASEAN adalah dengan tetap menjaga solidaritas ASEAN. “Indonesia berusaha menyeimbangkan antara tanggung jawab komando dan ketertarikan komando dalam bersikap,” ungkap Berlian. Melalui ASEAN, Indonesia memilih untuk meningkatkan konektivitasnya antara Indo-Pasifik dan Asia-Pasifik. Menurut Berlian hal tersebut tentunya akan menjadi pekerjaan rumah dan tantangan bagi Indonesia kedepannya, karena adanya beberapa pihak yang tidak mau berkontribusi maupun memilih berada di tengah-tengah.

Kemudian Tenaga Profesional Bidang Diplomasi dan Hubungan Internasional Marsda TNI (Purn) Surya Dharma, S.I.P. juga menambahkan bahwa saat ini di ASEAN ada fenomena ketidakselarasan antara kepentingan masing-masing negara ASEAN. Kesulitan yang sedang dihadapi Indonesia yaitu membujuk negara-negara sahabat untuk ambil andil dalam regional baik Asia-Pasifik maupun Indo-Pasifik.