Cetak

JGF 2019 : From Dissaray towards a New Normal

Lemhannas RI kembali menyelenggarakan Jakarta Geopolitical Forum (JGF) yang ke-3 kalinya di Hotel Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Kamis (26/9). JGF 2019 yang mengundang delapan narasumber dengan tiga topik berbeda dibuka oleh Menteri Pertahanan Republik Indonesia Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu.

“Forum ini bertujuan untuk menyediakan tempat bagi para praktisioner, preofesional dan akademisi untuk bertukar pandangan dan pemikiran mengenai masa depan geopolitik dan tatanan dunia,” ujar Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo di awal sambutannya.

Agus menjelaskan bahwa berakhirnya perang dingin menyebabkan munculnya kekacauan dunia. Kekacauan itu menyebabkan perubahan besar dalam tatanan internasional. Perubahan besar tersebut ini tidak dapat dihindari dan juga menjalar ke berbagai sisi kehidupan. Agus menyebut bahwa perubahan tersebut, harus diikuti dengan ide-ide, pemimpin, dan institusi yang lebih baik dan sesuai dengan keadaan dunia saat ini. Agus menyebutkan bahwa di satu sisi, perubahan ini menyebabkan gangguan yang tidak pernah ada sebelumnya namun di satu sisi juga menghasilkan kekuatan baru, harapan baru, dan tatanan dunia baru.

“Saya berterimakasih kepada perwakilan pemerintah, sektor swasta, dan akademisi yang hadir pada hari ini  dan membuat saya yakin bahwa dalam momentum yang sangat berharga ini, para undangan yang telah hadir dapat enganalisa kerangka geopolitik dan melihat apa yang sebenarnya terjadi di kekacauan dunia saat ini serta apa yang kemungkinan terjadi dalam tatanan dunia normal melalui diskusi mendalam di forum ini,” tutur Agus.

Menteri Pertahanan Republik Indonesia Jenderal (Purn) Ryamzard Ryacudu dalam sambutannya menyambut positif atas digelarnya JGF 2019 ini. “Saya sangat senang bahwa kita memiliki acara Jakarta Geopolitical Forum ini. Ryamizard menyebutkan bahwa kawasan Indo-Pasifik adalah pusat dari gravitasi keamanan global yang saat ini berkembang dan telah membentuk suatu tatanan dunia baru. Indonesia sebagai salah satu negara ASEAN yang juga termasuk dalam Kawasan Indo-pasifik, lanjut Ryamizard, haruslah menjalin kerjasama yang baik dengan negara-negara di Kawasan Indo-Pasifik dalam menghadapi tantangan bersama dan menjadikan tantangan tersebut sebagai sebuah kesempatan untuk membangun dunia yang lebih damai. 

Adanya ancaman besar yang mengancam kestabilan Kawasan Indo-Pasifik seperti perang antar negara, terorisme, separatism, bencana alam, narkotika, ancaman siber hingga ancaman terhadap ideology hendaknya dihadapi dengan kerjasama dan persatuan seluruh negara di Kawasan Asia-Pasifik yang agar dapat tercipta kesejahteraan bagi Kawasan Indo-Pasifik. 

Di akhir sambutannya, Ryamizard berharap Lemhannas RI dapat berfungsi sebagai Lembaga yang dapat mengevaluasi dan menilai rencana aksi yang dikembangkan berdasarkan pada hal-hal yang telah terjadi di masa lalu, sehingga di masa depan kita dapat menjadi lebih Tangguh.“Saya juga berharap Lemhanas juga dapat mengembangkan indikator pertahanan dan keamanan untuk memantau situasi geopolitik di wilayah Indo-pasifik”, Pungkas Ryamizard.