Mikhail Y. Galuzin : “Tidak Ada Negara yang Dapat Mengamankan Negaranya dengan Merugikan Negara Lain”

SEMINARINTERNASIONAL2

Ramainya tantangan yang berpotensi menggoyahkan ketahanan regional ASEAN, seperti potensi konflik Laut Cina Selatan, isu terorisme, dan konflik perbatasan, mendapat atensi dari Lemhannas RI yang menyelenggarakan Seminar Internasional yang mengangkat tema “Strengthening ASEAN Regional Resilience Challenges and Opportunities”, Jakarta (09/09).

Seminar Internasional yang berawal dari keinginan dan harapan dalam mewujudkan ketahanan regional ASEAN ini diselenggarakan untuk dapat mengidentifikasi tantangan dan peluang dari ketahanan regional ASEAN. Beberapa Duta Besar mewakili negaranya menyampaikan perspektif masing-masing mengenai ketahanan regional ASEAN.

Salah satu Duta Besar yang hadir adalah Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Y.M. Mikhail Y. Galuzin yang menyatakan bahwa tidak ada keraguan bagi Rusia untuk menganggap ASEAN sebagai salah satu partner penting negaranya. Y.M. Mikhail Y. Galuzin juga mengungkapkan bahwa Rusia dan ASEAN telah mempersiapkan pencegahan radikalisme bersama-sama. Beliau juga menekankan bahwa untuk mempertahankan negara tidak perlu merugikan negara lain. Pertahanan dan Ketahanan masih dapat diciptakan dengan tidak menggunakan kekerasan.

ASEAN diperkirakan telah mengadakan 1200 pertemuan pada berbagai level hingga tahun 2014. Menurut Perwakilan Tetap Indonesia untuk ASEAN, Rahmat Pramono, ASEAN telah memiliki infrastruktur yang dibutuhkan untuk menjaga ketahanan regional. Rahmat Pramoto berpendapat bahwa ASEAN memiliki makna lebih dalam dari sekedar berdiri sebagai Asosiasi, ASEAN adalah sebuah proses, dan saat ini ASEAN perlu menggunakan infrastruktur yang telah ada dengan lebih efektif.

Sebagai negara mitra ASEAN, Yukiko Okano, Deputy Chief of Mission, Mission of Japan to ASEAN, mewakili Duta Besar Jepang untuk Indonesia berbagi lesson-learned bahwa ketahanan nasional di Jepang justru banyak diperdebatkan setelah terjadinya musibah gempa besar pada 11 Maret 2011. Jepang meninjau  dan mempertimbangkan kembali ketahanan nasional seperti apa yang sesungguhnya perlu diciptakan. Lebih lanjut Yukiko Okano menyampaikan bahwa Negara-Negara ASEAN diharapkan dapat mempelajari pengalaman Jepang dalam menjaga ketahanan nasional dan harus menghadapi serta mengkosolidasikan setiap isu penting secara bersama-sama karena setiap negara tidak dapat menghadapi isu ketahanan regional sendiri.

Duta Besar Singapura untuk Indonesia, Y.M. Anil Kumar Nayar, memiliki suara yang sama dengan Yukiko Okano, bahwa negara-negara ASEAN harus bersatu untuk menciptakan ketahanan regional. Y.M. Anil Kumar Nayar menyampaikan bahwa ASEAN mungkin saat ini tidak sempurna “but it is a work in progress”, ujarnya.

ASEAN dapat belajar dari Uni Eropa yang dapat maju dan berkembang di tengah krisis ekonomi yang menimpanya. Hal tersebut disampaikan oleh Duta Besar Belgia untuk Indonesia, Y.M. Patrick Hermann, yang menekankan bahwa krisis seharusnya tidak membuat kita lemah namun krisis adalah sebuah peluang untuk membuat kita lebih kuat. Sejak 2010, Belgia telah berkontribusi dalam pembangunan kapasitas ASEAN salah satunya melalui pelatihan manajemen resiko bencana. Dalam Seminar yang dimoderatori oleh Mayjen (Purn) Albert Inkiriwang tersebut, Y.M. Patrick Hermann juga menyoroti pentingnya bagi ASEAN untuk memetakan tantangan konvensional maritim.

Turut hadir memberikan perspektif mengenai ketahanan regional ASEAN yaitu Prof. Hikmahanto Juwana, S.H., L.L.M., Ph.D, dan Duta Besar Turki untuk Indonesia, Y.M. Zekeriya Akcam. Prof. Hikmahanto Juwana, S.H., L.L.M., Ph.D menyampaikan perspektif kesiapan menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN, sedangkan Y.M. Zekeriya Akcam berbagi pengalaman Turki yang ikut membantu dalam mengatasi pengungsi Timur Tengah dan mengajak seluruh anggota Uni Eropa untuk membantu menampung para pengungsi. Dubes Turki juga menyampaikan apresiasinya kepada negara-negara ASEAN yang berkenan menampung pengungsi Rohingya.

Selain kehadiran para Duta Besar, seminar juga diramaikan dengan tanggapan-tanggapan dari A. Agus Sriyono Deputi Luar Negeri Kemenko Polhukam, Prof. Dr. Makarim Wibisono, M.A. Mantan Direktur Eksekutif ASEAN Foundation, Kol. Beni Wahyuni Kementerian Pertahanan, dan Laksamana Muda TNI (Purn) Robert Mangindaan Tenaga Profesional Bidang Diplomasi/HI Lemhannas RI.



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749