Media Berperan Penting dalam Membangun Ketahanan Nasional

Ketua Dewan Pers Bagir Manan, berkesempatan melakukan diskusi dengan para pemimpin redaksi media massa dalam acara Coffe Morning, Senin (30/11), yang diselenggarakan oleh Biro Humas Lemhannas RI di Anjungan Lt. III Gedung Tri Gatra.  Menurut Bagir, pers tidak dapat lepas dari ketahanan nasional. “Penting untuk meletakkan secara pasti tatanan nasional sehingga pers dapat menempatkan diri karena pers bukanlah institusi mandiri. Pers dapat mengambil respons di masyarakat, dan kemudian berinisiatif”, ujar Bagir.


 
Sementara Gubernur Lemhannas RI Prof. Dr. Ir. Budi Susilo Soepandji menegaskan,"Tidak satupun dinamika kehidupan nasional di berbagai daerah yang luput dari pemberitaan dan diketahui masyarakat luas sehingga peran media dibutuhkan untuk membentengi masyarakat dari berbagai informasi yang berpotensi menyesatkan dan memecah belah persatuan bangsa."
 
Oleh karenanya, Lemhannas menyelenggarakan Coffee Morning sebagai ajang bagi Pimpinan Lemhannas RI untuk berdiskusi santai dengan para pemimpin redaksi media massa untuk mendapatkan pandangan yang konvergen tentang peran media dalam membangun ketahanan nasional.
 
Selain Bagir Manan, acara ini dihadiri pula oleh sejumlah pemimpin redaksi media antara lain Pemimpin Redaksi Kompas Budiman Tanuredjo, Pemimpin Redaksi Okezone.com  Syukri Rahmatullah, Kepala Pusat Pemberitaan RRI Agung Susatyo, Manajer Stasiun Radio Sonora Benedictus Herminanto, Deputi Direktur Pemberitaan Media Indonesia Gaudensius Suhardi, Pimpinan Redaksi Detik.com Arifin Asydhad, Pemipin Redaksi Majalah Tempo Arif Zulkifli, dan Wakil Pimpinan Redaksi Kompas TV Yogi A. Nugraha.
 
Pertanyaan menarik dilontarkan Budiman Tanuredjo terkait fungsi media dalam ketahanan nasional. Budiman berujar, “Fungsi media dalam ketahanan nasional sebagai warning system atau peringatan dini terhadap peristiwa yang terjadi. Media juga berperan bagaimana menjadi bagian dari demokrasi dengan mengubah noise (kegaduhan di masyarakat, red) menjadi voice (pernyataan yang bermakna, red)”.
 
Sementara itu, Syukri Rahmatullah menyatakan adanya tantangan baru dalam ketahanan nasional yang selama ini belum disadari masyarakat. “Sebanyak 7,71 juta penduduk di Indonesia menggunakan internet, namun media digital saat ini kurang terhadap penyaringan. Maka dari itu perlu pertahanan dari penyebaran paham radikal dan hacker (peretasan, red)” ujar Syukri.
 
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dampak yang tidak baik yaitu menggunakan sistem dan peralatan yang menjamin keamanan komunikasi dan informasi, menggunakan produk bangsa Indonesia, dan sistem yang menggunakan enkripsi yang mencegah pencurian informasi.



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749