Cetak

Lemhannas RI Ajak Peserta Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan untuk Ikut Berpikir dan Mencari Solusi

“Jangan bersikap defensif terhadap kecenderungan globalisasi, sebab kalau kita tidak masuk dalam globalisasi kita akan ketinggalan dengan bangsa-bangsa lain di dunia,” kata Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo. Hal tersebut disampaikan saat Gubernur memberikan pengantar pimpinan kepada Peserta Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan kepada Pimpinan dan Manajemen PT. Summarecon Agung, Tbk. Gelombang 4, Senin (15/11).

Namun, Gubernur Lemhannas RI juga menekankan bahwa kepentingan nasional tetap tidak boleh dilupakan di tengah globalisasi. “Tetap harus dipikirkan kepentingan nasional,” ujar Gubernur Lemhannas RI. Oleh karena itu, menurut Gubernur Lemhannas RI, sistem nasional yang dibangun harus kompatibel dengan sistem global saat ini karena batas-batas antarbangsa semakin memudar dalam era globalisasi tersebut.

Gubernur Lemhannas RI yakin bahwa masyarakat Indonesia memiliki kekuatan untuk bisa menyaring aspek-aspek globalisasi yang bermanfaat dan yang tidak bermanfaat. “Kita harus punya kepercayaan diri bahwa kita punya kemampuan untuk memanfaatkan globalisasi dan bukan globalisasi memanfaatkan diri kita,” kata Gubernur Lemhannas RI.

Lemhannas RI juga memperhatikan kecenderungan perkembangan lingkungan strategis. Dalam menghadapi hal tersebut, Lemhannas RI mengembangkan strategi pendidikan yang menyesuaikan dengan perkembangan yang ada. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, Gubernur Lemhannas RI memandang antara sistem nasional dengan sistem global harus ada kompabilitas. “Antara sistem nasional dengan sistem global harus ada kompabilitas, tidak berarti kita mengekor,” tutur Gubernur Lemhannas RI.

Oleh karena itu, Lemhannas RI ingin membekalkan seluruh peserta, yang nantinya akan menjadi alumni, untuk bisa memberikan temuan dan pemikiran yang kritis dan berkualitas. Dalam mewujudkan hal tersebut, Lemhannas RI mengadakan transformasi pada metodologi pembelajaran yang awalnya bersifat satu arah kini berubah menjadi berdasarkan analisis kritis. “Kita mengajak peserta untuk ikut berpikir dan ikut mencari solusi, bukan hanya duduk untuk mendengarkan dan mendapatkan nilai lalu selesai,” ujar Gubernur Lemhannas RI.

Metode yang dilakukan Lemhannas RI adalah melemparkan studi kasus kepada para peserta. Dalam studi kasus tersebut, para peserta dapat melihat teori yang sudah dipraktikan dalam merespon suatu keadaan yang sudah benar-benar terjadi. Maka peserta dapat melihat dan belajar proses hubungan antara teori dan praktik di lapangan serta mengerti bagaimana dan mengapa hasilnya seperti itu.