Cetak

Deputi Pengkajian Strategik Lemhannas RI: Pengembangan Budaya dan Kemampuan Menulis Menjadi Tantangan yang Harus Segera Diatasi

Kedeputian Pengkajian Strategik Lemhannas RI kembali mengadakan Parallel Session Call for Paper Jurnal Kajian Lemhannas RI pada Kamis (23/9). Sebanyak 21 artikel oleh penulis dari berbagai perguruan tinggi dan institusi tercatat mengikuti kegiatan tersebut. Sebagian besar artikel yang dikirimkan mengusung tema terkait dengan ketahanan nasional.

Direktur Program Pengembangan Pengkajian Lemhannas RI, Hentoro Cahyono, S.H., M.H., dalam laporannya menyampaikan bahwa dalam kegiatan tersebut seluruh peserta dibagi dalam empat ruang virtual, yakni ruang sosial budaya, ruang pertahanan keamanan dan geografi, ruang ideologi dan politik, serta ruang ekonomi dan sumber kekayaan alam.

Masing-masing ruang virtual diawaki oleh moderator, operator, serta dihadiri seorang pendamping sehingga para peserta mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan bimbingan atas artikel yang dibuat. Para pendamping tersebut adalah Peneliti Madya Pertahanan Balitbang Kemhan RI Kolonel Caj Dr. Kusuma, M.Sc., Peneliti School of Strategic and Global Studies Universitas Indonesia Dr. Margaretha Hanita, S.H., M.Si., Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Dr. Telisa Aulia Falianty, S.E, M.E., dan Pranata Komputer Ahli Madya Pusdatin Kementerian Pertanian RI Dr. Drs. Paulus Basuki Kuwat Santoso, M.Si.

Deputi Pengkajian Strategik Lemhannas RI, Prof. Dr. Ir. Reni Mayerni, M.P., dalam sambutannya menyampaikan bahwa saat ini publikasi hasil penelitian Indonesia di dunia internasional masih sangat rendah, terutama publikasi di media yang terindeks di pengindeks internasional bereputasi. Menurut Reni, salah satu faktor penyebabnya adalah budaya menulis yang belum berkembang di masyarakat dan rendahnya kemauan serta kemampuan menulis hasil-hasil penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat dalam terbitan berkala ilmiah bermutu. Sehingga tidak mengherankan jika kemudian diseminasi hasil-hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat melalui terbitan berkala ilmiah internasional masih rendah. “Pengembangan budaya dan kemampuan, terutama motivasi menulis, menjadi suatu tantangan dan permasalahan yang harus segera dapat diatasi,” kata Reni.

Lebih lanjut Reni menyampaikan bahwa jumlah naskah bermutu juga masih sangat terbatas karena pada umumnya para peneliti belum mempunyai komitmen yang cukup untuk memublikasikan hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat melalui terbitan berkala ilmiah. Motivasi melakukan penelitian belum diimbangi dengan tanggung jawab moral sebagai peneliti untuk menyebarluaskan hasil-hasil penelitiannya yang sangat berguna bagi masyarakat luas baik untuk kepentingan praktis maupun pengembangan teoretis. Padahal dengan dipublikasikannya hasil penelitian pada jurnal ilmiah, peneliti akan mendapatkan banyak masukan dan sekaligus kesempatan untuk lebih mengembangkan penelitian pada masa-masa mendatang.

Salah satu upaya untuk meningkatkan daya saing bangsa adalah melalui perguruan tinggi, termasuk dalam hal ini Lemhannas RI, dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas publikasi. “Peranan Lemhannas RI dan perguruan tinggi dalam pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak hanya berasal dari kontribusi lulusannya atau aluminya yang bermutu, akan tetapi juga dari hasil penelitiannya yang relevan terhadap pengembangan keilmuan dan kebutuhan pembangunan,” kata Reni. Sampai saat ini, Lemhannas RI telah menerbitkan jurnal cetak yang telah berjalan sampai edisi 44 pada Desember 2020. Namun, dalam bentuk jurnal daring masih berada pada tahap perintisan menuju akreditasi.

Berdasarkan kondisi yang ada selama ini, untuk memacu peneliti atau penulis dalam memublikasikan hasil karyanya di tingkat nasional, Lemhannas RI mengadakan Parallel Session Call for Paper Jurnal Kajian Lemhannas RI dengan mengundang para penulis. “Semoga kegiatan ini menghasilkan output maupun outcome yang bermanfaat, sebagai salah satu kontribusi nyata kita semua, kepada bangsa dan negara,” kata Reni.